Liputan6.com, Jakarta Piala Dunia 2022Â telah berakhir, kini saatnya memulai perjalanan baru dalam pertandingan sepak bola internasional.
Para penggemar siap menanti ajang empat tahun sekali ini untuk kembali melihat tim nasionalnya berlaga. Nantinya akan ada peraturan yang berbeda antara Piala Dunia 2022 dengan Piala Dunia FIFA 2026.
Baca Juga
Piala Dunia yang baru akan mengalami peningkatan jumlah peserta dan menorehkan sejarah baru sebagai edisi terbesar sedunia.
Advertisement
Berbeda dengan Piala Dunia sebelumnya, Piala Dunia 2026 akan diikuti oleh 48 tim nasional yang akan berlaga. 45 negara di antaranya akan melalui babak kualifikasi dan ditambah dengan 3 negara tuan rumah.
Dengan begitu, waktu pelaksanaan akan berlangsung lebih lama dari biasanya. Hal ini dikarenakan, lebih banyak tim, lebih banyak pertandingan, lebih banyak waktu kickoff, sehingga Piala Dunia 2026 akan memakan waktu lebih.
Pelaksanaan Piala Dunia 2026 belum diumumkan secara resmi. Akan tetapi, dapat dipastikan Piala Dunia terbaru akan berlangsung selama periode pertengahan tahun, antara Juni dan Juli.
Artikel tentang daftar 48 negara yang bakal berlaga di Piala Dunia FIFA 2026 menjadi yang terpopuler di kanal Citizen6-Liputan6.com. Disusul dengan artikel tentang Satu Kali Perjalanan Elon Musk ke Qatar, Sama Kayak Mengelilingi Bumi 6 Kali Pakai Tesla.
Sementara itu artikel ketiga terpopuler tentang makanan-makanan penyebab bau badan.
Berikut Top 3 Citizen6:
1. Daftar 48 Negara yang Bakal Berlaga di Piala Dunia FIFA 2026
Untuk pertama kalinya dalam sejarah, FIFA akan menyelenggarakan ajang sepak bola terbesar dengan tuan rumah Piala Dunia 2026 di tiga negara.
Dilansir dari laman resmi FIFA, Selasa (20/12/2022), Piala Dunia 2026 akan digelar di 16 kota yang menjadi tuan rumah pertandingan.
Di antaranya terdapat 11 tempat yang berlokasi di Amerika Serikat, yakni Seattle, San Farncisco, Los Angles, Dallas, Houston, Kansas City, Philadelphia, Atlanta, Miami, Boston dan New York.
Sedangkan, sisanya bermarkas di Meksiko, yakni di Montereey, dan Guadalajara. Terakhir berada di Kanada, yakni Vancouver dan Toronto.
2. Satu Kali Perjalanan Elon Musk ke Qatar, Sama Kayak Mengelilingi Bumi 6 Kali Pakai Tesla
CEO Twitter, Elon Musk, baru-baru ini terlihat menonton laga final Piala Dunia 2022, Argentina vs Prancis, di Lusail Stadium, Qatar, pada Minggu waktu setempat (18/12).
Kehadiran orang terkaya kedua di dunia ini membuat salah satu sub-reddit bernama Elon Jet Tracker mendiskusikan kehadirannya di Qatar yang memancarkan 186.000 pon atau 93 ton CO2 ke atmosfer.
Sub-reddit tersebut memang sudah biasa memberikan laporan terkait kebiasaan hedonis pendiri Tesla tersebut kepada lebih dari 194 ribu anggotanya.Â
Alih-alih menontonnya di layar, Elon Musk memilih mengeluarkan USD47 ribu (Rp731,9 juta) untuk terbang ke Qatar. Musk pergi ke Qatar dengan jet pribadinya yang harganya setara Rp1,1 triliun dari San Jose.Â
Ternyata perjalanan sekali jalan Elon Musk ini melepaskan CO2 yang cukup banyak, yang setara dengan yang dilepaskan oleh mobil rata-rata orang Amerika dalam 12 tahun atau tujuh perjalanan keliling dunia.Â
Jika dihitung terbalik, emisi yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah listrik ini akan cukup untuk mengendarai Tesla sejauh 6 kali mengelilingi bumi.Â
Namun, emisi ini hanya untuk perjalanannya seorang diri ke Qatar dan perjalanannya kembali ke San Jose, berarti kelipatannya.Â
Dengan asumsi dia akan melakukan perjalanannya kembali ke San Jose, CEO SpaceX ini akan melakukan perjalanan sekitar lebih dari 20 ribu kilometer.
Dengan ini, Musk akan menghabiskan 15.000 galon bahan bakar untuk total perjalanannya. Dengan kata lain hampir 136 ton CO2 disuntikkan langsung ke atmosfer.Â
Emisi dari perjalanan tunggalnya sama dengan apa yang dilakukan 9,5 orang Amerika dalam satu tahun.Â
Advertisement
3. 7 Makanan Ini Bisa Jadi Penyebab Bau Badan, Kamu Wajib Tahu!
Bau badan tidak hanya berasal dari keringat yang bercampur dengan bakteri di kulit kamu.
Melansir dari Cleveland Clinic, Selasa (20/12/2022), banyaknya keringat yang kamu keluarkan tidak serta merta mempengaruhi bau badan.
Itulah sebabnya, seseorang bisa memiliki bau badan yang tidak sedap, tetapi tak berkeringat. Sebaliknya, seseorang bisa berkeringat berlebihan, tetapi tidak berbau.
Selain berasal dari bakteri, ternyata bau badan pun disebabkan oleh makanan yang kita konsumsi sehari-hari.
Semua makanan memiliki plus dan minus. Entah itu sehat tapi menyebabkan bau yang kurang sedap, atau makanan kurang sehat tapi tidak menyebabkan bau.
Pasalnya, jenis makanan yang berdampak pada bau badan disebabkan oleh interaksi bahan kimia tertentu dalam proses pencernaan.
Kabar baiknya adalah bau yang ditimbulkan bersifat sementara. Jadi, bukan berarti kamu tidak bisa mengonsumsi makanan yang sehat, alih-alih mengurangi bau badan. Jika kamu melakukannya, maka kamu akan kehilangan nutrisi yang baik.
Lantas, apa saja makanan yang bisa menyebabkan bau badan? Berikut penjelasannya!