Bisa Menyerap Emosi Orang, Kenali 4 Tanda Emotional Sponge

Miliki empati tinggi hingga jadi ladang curhat, ini 4 tanda seorang emotional sponge

oleh Hani Safanja diperbarui 27 Des 2022, 08:00 WIB
Diterbitkan 27 Des 2022, 08:00 WIB
Ilustrasi kata-kata, kesehatan mental
Ilustrasi kata-kata, kesehatan mental. (Photo by Sydney Sims on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Seseorang yang memiliki empati tinggi tentunya akan lebih mudah mengenali tanda-tanda emosional orang lain. Kepekaan khusus itu membuat mereka lebih rentan terhadap keadaan emosi orang-orang di sekitarnya.

Emotional sponge adalah sebutan bagi mereka yang mudah menyerap emosi di sekelilingnya layaknya sebuah spons. Tak jarang, individu ini memiliki sifat untuk merasakan dalamnya rasa sakit atau kesedihan orang lain, bahkan merasa bertanggung jawab secara emosional.

Oleh karena itu, seorang emotional sponge akhirnya menjadi korban tekanan tinggi dan stres terus-menerus, yang sangat sulit untuk dihilangkan.

Individu yang merupakan emotional sponge akhirnya menjadi sangat mudah kewalahan. Selain itu, orang lain juga berisiko memanfaatkan empati dan keterbukaan mereka, yang turut membebani seorang emotional sponge.

Mengutip dari Exploring Your Mind, Senin (26/12/2022), orang yang merupakan "spons emosional" bisa terluka karena kepekaan, empati, dan solidaritas mereka yang berlebihan.

Sejak usia muda, mereka mungkin terbiasa menanggung masalah orang lain. Oleh karena itu, orang lain mengharapkan mereka untuk memahami dan membantu, hanya karena mereka bersedia melakukannya.

Tanpa menyadarinya, orang-orang sensitif ini akhirnya melupakan diri mereka sendiri. Mereka sebagian besar waktu didorong oleh keinginan egois orang lain. Dengan demikian, orang lain mungkin hanya menggunakan atau mengenali emotional sponge hanya saat ia membantu. 

Lantas, apa saja cirinya? Berikut Liputan6.com himpun dari berbagai sumber, tanda-tanda emotional sponge.

1. Sulit Mengendalikan Emosi

burnout
Burnout dapat mengganggu kesehatan mental dan fisik (Credit: Unsplash/Kinga Cichewicz)

Mengutip Counsellor Who Cares, seorang emotional sponge sering merasa sangat sulit untuk menjaga emosi mereka sendiri. Mereka mungkin merasa dirinya tiba-tiba menjadi sangat marah pada hal-hal terkecil karena terlalu banyak memendam emosi sendiri.

Mereka mungkin juga cenderung tidak merasa seperti diri sendiri secara umum, karena terus-menerus mengesampingkan emosi yang kalut. Seorang emotional sponge juga menggunakan banyak cara untuk mengalihkan perhatiannya karena tidak ingin berdamai dengan perasaan. 

Ini dikarenakan ketika seseorang seringkali lebih banyak tersedia untuk orang lain dibandingkan dirinya sendiri, ia akan sulit menjaga emosi yang datang. Untuk itu, penting bagi emotional sponge untuk mengenal dan memvalidasi emosi, alih-alih mengabaikannya. 

2. Memiliki Intuisi yang Baik

Cancer
Cancer memiliki intuisi tajam/copyright: unsplash/daiwei lu

Sesuatu yang dianggap sebagai empati mungkin sering menemukan diri mereka memiliki intuisi yang cukup baik tentang situasi tertentu. Bagi seseorang yang memiliki intuisi yang baik, seringkali itu bisa berarti mereka cenderung mendapatkan firasat ketika datang ke situasi tertentu, baik dalam kehidupan mereka atau orang lain. 

Memiliki ini berarti mereka selalu waspada untuk melindungi orang-orang yang mereka sayangi dan jika ada sesuatu yang tampak tidak beres, mereka akan langsung memastikan untuk memberi tahu orang lain.

Selain itu, memiliki intuisi yang baik bisa berarti bahwa mereka dapat menangkap perasaan orang lain dengan lebih mudah. Orang yang intuitif seringkali mempercayai diri mereka sendiri untuk mengetahui apa yang tepat bagi mereka tanpa berpikir terlalu keras tentang hal itu.  

3. Orang Cenderung Menceritakan Masalah Kepada Mereka

Jangan Memberi Tekanan Lewat Kata Penyemangat
Ilustrasi Curhat Credit: pexels.com/pixabay

Mengutip Psychology Today, seseorang yang dianggap sebagai 'spons emosional' atau empati, cenderung menjadi pendengar yang luar biasa dan seringkali cukup sensitif. Karena hal ini, orang lain nyaman untuk berbagi dan berbicara tentang bagaimana perasaan mereka dan memberitahu masalah yang terjadi.

Bila seorang sponge emotional tidak dapat memiliki batasan, mereka akan sulit untuk memberitahu orang lain bahwa mereka tidak nyaman. Tetapi, hal ini penting untuk dapat menemukan keseimbangan.

Untuk itu, seorang sponge emotional perlu jujur pada dirinya sendiri dan memeriksa emosinya. Mereka perlu memastikan untuk menempatkan dirinya terlebih dahulu, dan tidak ada yang salah dengan itu.

Oleh karena itu, mereka perlu menjaga kesehatan dan kesejahteraan mental diri sendiri, sebelum mulai melakukan hal yang sama untuk orang lain. 

4. Tidak Cocok di Tempat Ramai

Situasi Covid-19
Ilustrasi situasi ramai yang terjadi di masa pandemi Covid-19. Credits: pexels.com by zydeaosika

Seseorang yang dianggap sebagai seorang empati seringkali dapat menyerap energi positif dan negatif hanya dengan kehadiran orang lain. Jika mereka berada di suatu tempat yang dianggap ramai dan cukup sibuk, mereka menjadi sensitif dan cukup cemas dengan kondisi sekitar. 

Karena hal ini, mereka sebenarnya merasa lebih baik sendirian, atau ditemani beberapa orang pada satu waktu. Berada di tempat yang ramai seringkali dapat memicu banyak pikiran cemas dan sangat umum bagi mereka yang dianggap sebagai empati, untuk tidak menikmati hal ini.

Jika kamu merasa seperti ini, terdapat beberapa cara untuk mengatasinya. Belajar mempraktikkan kesadaran dapat sangat membantu dalam situasi ini.

Membayangkan hasil positif secara keseluruhan, tidak terlalu fokus pada hal-hal negatif dari apa yang terjadi di sekitar, mencoba untuk fokus pada hal-hal kecil, akan membuatmu merasa lebih baik.

Infografis Ciri-Ciri Orang Miliki Gangguan Kesehatan Mental
Infografis Ciri-Ciri Orang Miliki Gangguan Kesehatan Mental. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya