Mengenal Obsessive Love Disorder, Mencintai Seseorang Secara Berlebihan

Obsessive love disorder merupakan kondisi mental seseorang yang mengalami perasaaan obsesi cinta yang tidak sehat terhadap orang yang disukai.

oleh Adelia Septi Viranti diperbarui 30 Mar 2023, 10:03 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2023, 10:03 WIB
Ilustrasi pasangan, pacaran, kencan
Ilustrasi pasangan, pacaran, kencan. (Photo by Kelly Sikkema on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Rasa cinta dianggap sebagai salah satu perasaan terbesar di dunia yang dapat menginspirasi, memotivasi, dan memberi makna pada kehidupan. Cinta memberi individu kekuatan dalam berbuat apapun untuk orang yang mereka cintai. Namun, cinta juga memiliki kemampuan untuk memicu keputusasaan.

Ketika orang yang dicintai tidak membalas cinta yang diberikan kepada mereka, hal ini dapat mempesulit situasi. Karena takut akan penolakan terhadap sentimen mereka, orang tersebut mulai melihat orang lain sebagai obsesi mereka atau objek yang harus mereka miliki.

Mereka mulai terobsesi dengan orang tersebut dengan cara yang tidak sehat dan hal ini dapat menimbulkan beberapa dampak buruk.

Obsessive love disorder merupakan kondisi mental seseorang yang mengalami perasaaan obsesi cinta yang tidak sehat terhadap orang yang disukai. Biasanya, orang yang mengalami kondisi ini memiliki perasaan yang kuat dan tidak mau melepaskan diri dari pasangan. Misalnya, seorang yang mengalami kondisi ini dapat menunjukkannya dengan cara cemburu secara berlebihan, bahkan memantau kegiatan pasangan dalam keseharian.

Hal ini belum diklasifikasikan secara tepat sebagai kondisi kesehatan mental psikologis, namun dalam penelitian, hal ini dapat meningkatkan beberapa masalah kesehatan mental pada individu. Karena cinta adalah emosi yang sangat kuat, cinta seringkali lebih diutamakan dalam hidup kita.

Sangat penting untuk mendapatkan diagnosa secara profesional karena jika hal ini tidak diobati, orang tersebut dapat kesulitan untuk menerima emosinya dan menggunakan tindakan kekerasan dan pelecehan untuk melampiaskannya.

Untuk itu, perlu mengetahui gejala dan penyebab serta cara mengatasi obsessive love disorder, seperti melansir dari Time Of India, Rabu (29/03/2023).

Gejala Obsessive Love Disorder

Mencurigai Aktivitas Pasangan di Media Sosial
Ilustrasi Aktivitas di Media Sosial Credit: unsplash.com/Austin

Gejala-gejala gangguan ini terkadang terlihat jelas, sementara dalam kasus yang berbeda, sangat sulit untuk mengetahui perilaku obsesif di antara para individu. Gejala-gejala yang umum dapat meliputi:

  1. Ketertarikan yang luar biasa terhadap orang tertentu
  2. Pikiran obsesif dan manipulatif
  3. Merasakan kebutuhan yang sangat besar untuk 'melindungi' orang tersebut dari orang lain
  4. Mengumpulkan pikiran obsesif ke dalam tindakan dan kata-kata yang kecil dan nyata
  5. Kecemburuan yang ekstrem dan intens terhadap percakapan dan tindakan interpersonal lainnya
  6. Harga diri yang rendah
  7. Ketidakmampuan untuk bersosialisasi dengan orang lain sama sekali
  8. Mengirim pesan, panggilan, bahkan surat kepada orang yang disukai
  9. Memantau kegiatan sehari-hari orang yang disukai setiap harinya

Penyebab Obsessive Love Disorder

Menguji Kesabaran dengan Sikap Aneh yang Kamu Tunjukkan
Ilustrasi pasangan. Credit: pexels.com/pixabay

Tidak ada penyebab utama untuk gangguan ini, tetapi beberapa gangguan kepribadian dan psikologis ikut berperan. Masalah kesehatan mental seperti gangguan kepribadian, gangguan delusional, dan gangguan mental lainnya yang menggabungkan dan meninggalkan sifat-sifat tersebut pada orang yang disukai sehingga mereka dapat mengembangkan obsesifitas dalam cinta dan hubungan.

Gangguan kompulsif ini secara psikologis perlahan-lahan menghancurkan pikiran seseorang, yang secara signifikan memengaruhi kehidupan dan fungsi sehari-hari.

Penyebab obsessive love disorder juga dapat disebabkan oleh gangguan keterikatan yang mengacu pada orang yang memiliki masalah keterikatan emosional dengan orang lain, misalnya kurangnya empati atau bahkan merasa terobsesi dengan orang lain.

Penyebab ini dapat disebabkan juga oleh pengalaman negatif yang didapat dari lingkungan sosial atau kesalahan pengasuhan yang dilakukan oleh orangtua.

Cara Mengatasi Obsessive Love Disorder

Ilustrasi pasangan cinta, romantis, bahagia
Ilustrasi pasangan cinta, romantis, bahagia. (Photo by Andres Molina on Unsplash)

Mengunjungi psikiater memang sudah menjadi pilihan yang tepat untuk mengatasi obsessive love disorder.

Dengan mengunjungi psikiater, Anda dapat mengetahui dan mengevaluasi apakah ada penyakit kesehatan mental dalam keluarga Anda yang menyebabkan Anda menjadi terobsesi dengan sesuatu. Berkonsultasi pada ahli kesehatan mental adalah langkah pertama untuk mengidentifikasi dan mengobati gangguan mental ini.

Terapi psikologis adalah cara terbaik untuk mengatasi masalah kesehatan mental ini. Berbicara secara perlahan-lahan dan menyampaikan perasaannya dapat membantu seseorang untuk keluar dari obsesi mereka.

Para profesional sangat terampil dan tahu bagaimana mendekati kondisi mental mereka dengan kata-kata yang tepat. Seseorang juga dapat melakukan terapi individu atau kelompok, yang mana pun yang dianggap cocok oleh ahli kesehatan mental.

Terapi perilaku kognitif, terapi perilaku dialektis, dan terapi bicara dapat diklasifikasikan sebagai bentuk terapi yang direkomendasikan untuk mereka yang didiagnosis obsessive love disorder.

Infografis Tips Cari Cinta di Aplikasi Kencan Online
Infografis Tips Cari Cinta di Aplikasi Kencan Online. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya