Liputan6.com, Jakarta - Lucid dream terjadi ketika seseorang tertidur, tetapi sadar bahwa dirinya sedang bermimpi. Dalam keadaan ini, seseorang dapat mengendalikan narasi mimpinya sampai tingkat tertentu, layaknya membimbing dan mengarahkan jalannya mimpinya.
Jenis tidur ini dikaitkan dengan kesadaran dan refleksi dari kesadaran tersebut sehingga seringkali dihubungkan dengan metakognisi yang melibatkan kesadaran dan pemahaman tentang proses berpikir Anda sendiri.
Penelitian menunjukkan bahwa fungsi lucid dream dan metakognitif memiliki sistem saraf yang serupa. Ini berarti bahwa orang dengan kemampuan tinggi untuk memantau pikiran mereka sendiri lebih mungkin mengalami mimpi secara sadar. Lucid dream paling sering terjadi ketika tidur Rapid EYe Motion (REM). Tidur REM merupakan fase tidur yang ditandai dengan gerakan mata yang cepat dan kecenderungan untuk bermimpi.
Advertisement
Untuk mengetahui lebih dalam mengenai lucid dream, yuk simak penjelasan berikut ini, seperti yang sudah dilansir dari halaman Verywell Mind pada Jumat (13/10/23).
Sejarah Lucid Dream
Kesadaran akan keadaan mimpi berperan dalam tradisi agama Timur termasuk agama Buddha. Catatan tertulis pertama tentang lucid dream dijelaskan oleh filsuf Yunani Aristoteles. Dalam karyanya On Dreams, dia menggambarkan pencapaian kesadaran akan keadaan mimpinya.
Meskipun fenomena ini pertama kali diamati dan dideskripsikan ribuan tahun yang lalu, baru pada abad kesembilan belas para ilmuwan mulai melihat secara lebih formal pada lucid dream. Baru pada beberapa dekade terakhir para peneliti menggunakan metode ilmiah objektif untuk benar-benar mempelajari apa yang terjadi selama lucid dream.
Penelitian selama tahun 1960-an dan 1970-an menghasilkan penemuan bahwa mimpi jernih atau lucid dream dikaitkan dengan tidur REM dan penciptaan elektro okulo gram (EOG) yang dapat digunakan untuk mendeteksi serangkaian gerakan mata yang telah ditentukan sebelumnya untuk memberi sinyal kesadaran.
Perkembangan teknologi seperti electro encephalo gram (EEG) dan alat lain yang memungkinkan peneliti melihat lebih dekat apa yang terjadi di dalam otak saat tidur telah menyebabkan peningkatan penelitian tentang perubahan aktivitas otak saat lucid dream.
Cara Mengalami Lucid Dream
1. Dapatkan Lebih Banyak Tidur REM
Cara terbaik untuk mendapatkan lebih banyak tidur REM adalah dengan meningkatkan jumlah kualitas tidur yang Anda dapatkan setiap malam. Perbaiki kebiasaan tidur Anda dengan mengikuti jadwal tidur yang konsisten, menghindari perangkat elektronik sebelum tidur, melewatkan makanan berat dan kafein dan menjaga lingkungan tidur yang nyaman.
2. Buatlah Buku Harian Mimpi
Beberapa orang melaporkan bahwa membuat catatan harian mimpi membuat mereka lebih mungkin mengalami lucid dream. Tindakan yang lebih fokus pada mimpi dapat membantu Anda menjadi lebih sadar akan pengalaman yang terjadi.
3. Gunakan Induksi Mnemonic Induction of Lucid Dreams (MILD)
Dalam teknik ini, Anda berulang kali mengatakan pada diri sendiri bahwa Anda akan bermimpi dan Anda akan sadar bahwa Anda sedang bermimpi. Tekniknya bergantung pada bentuk penyimpanan yang dikenal sebagai memori prospektif, atau kemampuan mengingat kejadian di masa depan, untuk mengaktifkan kondisi mimpi sadar.
4. Berlatih untuk Pengujian Realitas
Proses ini melibatkan pemeriksaan saat bangun dan tidur untuk menentukan apakah seseorang sedang bermimpi. Misalnya, Anda mungkin mencoba menekan jari Anda ke dinding untuk melihat apakah Anda sedang bermimpi. Jika tidak, dinding kokoh akan menghentikan jari Anda. Namun, dalam mimpi, jari anda mungkin menembus dinding. Membiasakan melakukan pengujian realitas saat bangun dapat membantu mempermudah Anda melakukannya saat Anda tidur.
Advertisement
Kegunaan Lucid Dream
Lucid dream merupakan pengalaman yang sangat nyata sehingga menarik bagi mereka yang ingin menjelajahi dunia mimpi batin mereka dengan kesadaran yang lebih besar. Gagasan tentang lucid dream sangat menarik bagi segelintir orang karena ini merupakan bentuk akhir dari pengalaman yang mendalam.
Lucid dream menawarkan dunia yang unik dan fantastis yang memungkinkan segala sesuatu dapat dikendalikan dan terasa nyata tanpa membahayakan pemimpi. Kombinasi pengalaman sensorik dan emosional yang fantastis inilah yang membuat lucid dream sangat diinginkan.
1. Peningkatan Kreativitas
Lucid dream memungkinkan si pemimpi untuk menemukan atau menciptakan apapun di dalam mimpinya, ini bisa menjadi cara yang menarik untuk menjelajah secara kreatif dan aman dalam batas-batas mimpinya.
Dikarenakan si pemimpi memiliki kendali tertentu atas karakter, pemandangan, dan peristiwa dalam mimpinya, ini bisa menjadi cara untuk mengalami dan mengeksplorasi hal-hal yang mungkin tidak dapat dilakukan seseorang dalam kehidupan sehari-hari.
Orang-orang yang cenderung mengalami lucid dream juga cenderung memiliki peringkat lebih tinggi dalam ukuran kreativitas, tetapi orang-orang juga melaporkan merasa lebih kreatif dan terinspirasi oleh pengalaman itu sendiri.
2. Lebih Sedikit Mimpi Buruk
Beberapa peneliti percaya bahwa lucid dream mungkin memiliki beberapa efek terapeutik, terutama untuk mengatasi mimpi buruk. Mimpi buruk dapat mengganggu tidur dan berperan dalam menurunkan kuantitas dan kualitas tidur.
Lucid dream memungkinkan orang mengendalikan mimpinya dan mencegah terjadinya mimpi buruk atau mengalihkan kejadian dalam mimpinya ke sesuatu yang lebih menyenangkan atau menenangkan.
3. Mengurangi Kecemasan
Beberapa orang berpendapat bahwa lucid dream mungkin berguna untuk mengurangi gejala kecemasan atau gangguan stres pasca trauma (PTSD). Dikarenakan mimpi memungkinkan orang untuk mengeksplorasi situasi dengan tingkat kendali, mereka dapat melakukan hal-hal seperti berlatih melakukan hal-hal yang biasanya membuat mereka cemas atau belajar untuk bersantai dalam situasi yang biasanya menyebabkan mereka stres bila mereka mengalaminya di dunia nyata.