Liputan6.com, Jakarta Para peneliti baru-baru ini telah menggambarkan spesies baru yang menarik dari genus Calotes yang berasal dari wilayah Tiongkok selatan dan Vietnam utara. Genus Calotes, yang mencakup setidaknya 29 spesies di seluruh dunia, terutama ditemukan menyebar luas di Asia bagian selatan dan tenggara. Penemuan ini memberikan kontribusi signifikan terhadap pemahaman kita tentang keanekaragaman hayati di kawasan tersebut, serta menyoroti pentingnya menjaga ekosistem di habitat-habitat kritis ini.
Spesies baru ini memberikan bukti lebih lanjut tentang kekayaan biologis yang terkandung di dalam hutan-hutan yang belum terjamah sepenuhnya di Tiongkok dan Vietnam. Kajian lebih lanjut terhadap perilaku, ekologi, dan adaptasi evolusioner spesies ini dapat memberikan wawasan lebih lanjut tentang bagaimana organisme ini berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Dengan mengidentifikasi dan memahami spesies-spesies baru, kita dapat memperkuat upaya konservasi dan perlindungan terhadap lingkungan alami yang semakin terancam.
Baca Juga
Seiring perkembangan teknologi dan metode penelitian yang lebih canggih, penelitian terhadap genus Calotes dan spesies baru ini juga dapat memberikan dampak lebih besar pada bidang taksonomi dan ilmu pengetahuan alam secara keseluruhan. Informasi yang dikumpulkan dari penelitian ini dapat menjadi dasar untuk mengembangkan strategi konservasi yang lebih efektif dan memastikan kelangsungan hidup spesies-spesies ini di masa depan.
Advertisement
Dengan mendokumentasikan keberadaan spesies baru ini, para peneliti juga membuka peluang untuk penelitian lanjutan dan kolaborasi ilmiah di antara komunitas ilmiah internasional. Merangkum dari sci.news, artikel ini akan membahas penemuan genus Calotes.
1. Kondisi Lingkungan yang Memengaruhi Distribusi Genus Calotes
Genus Calotes, sekelompok reptil yang menarik, seringkali memiliki sebaran geografis yang terbatas. Namun, Calotes versicolor menjadi pengecualian dengan keberadaannya yang luas dan menyebar di seluruh benua Asia. Dari Iran tenggara di barat hingga Tiongkok selatan dan Indonesia di timur, spesies ini menunjukkan adaptabilitas yang luar biasa terhadap berbagai lingkungan. Keberadaan Calotes versicolor yang mencakup wilayah yang sangat luas ini menawarkan pemahaman lebih mendalam tentang evolusi dan penyesuaian spesies dalam genus Calotes.
Sifat penyebaran yang luas dari Calotes versicolor memberikan ilustrasi unik tentang bagaimana faktor-faktor lingkungan dan geografis dapat memengaruhi distribusi spesies. Penemuan ini memberikan motivasi untuk lebih mendalami studi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran geografis spesies dalam genus Calotes dan konsekuensinya terhadap evolusi mereka. Pemahaman yang lebih baik tentang adaptasi spesies ini dapat memberikan pandangan yang berharga untuk upaya konservasi dan pelestarian lingkungan di wilayah Asia yang beragam.
“Dari tahun 2009 hingga 2022, kami melakukan serangkaian survei lapangan di Tiongkok Selatan dan mengumpulkan sejumlah spesimen kompleks spesies Calotes versicolor, dan menemukan bahwa populasi yang kami duga sebagai Calotes versicolor di Tiongkok Selatan dan Vietnam Utara adalah populasi baru. spesies yang belum terdeskripsikan dan dua subspesies,” kata Dr. Yong Huang, peneliti di Universitas Pengobatan Tiongkok Guangxi dan Laboratorium Utama Perlindungan dan Pemanfaatan Pengobatan Tradisional Tiongkok dan Sumber Daya Pengobatan Etnik.
Advertisement
2. Kadal Taman Wang Suka Berbaring di Dahan pada Malam Hari
Kadal taman Wang, yang ilmiah dinamakan Calotes wangi, merupakan spesies baru yang menarik dengan panjang kurang dari 9 cm. Salah satu ciri khas yang membedakan kadal ini adalah lidahnya yang berwarna jingga, memberikan sentuhan unik pada penampilannya. Penemuan ini dilakukan di hutan berdaun lebar subtropis yang selalu hijau dan hutan monsun tropis di Tiongkok selatan dan Vietnam utara. Habitatnya melibatkan daerah pegunungan, perbukitan, dataran di tepi hutan, lahan subur, lahan semak belukar, dan bahkan jalur hijau perkotaan. Dr. Huang, peneliti utama, menyebutkan bahwa kadal taman Wang aktif di tepi hutan, dan saat merasa terancam, kadal ini akan bergegas ke semak-semak atau memanjat batang pohon untuk bersembunyi.
Menurut hasil penyelidikan, perilaku kadal taman Wang juga memberikan wawasan menarik. Kadal ini cenderung berbaring di dahan semak yang miring pada malam hari, tidur dekat dengan dahan tersebut. Temuan ini menambah pemahaman kita tentang kehidupan dan perilaku kadal di lingkungan hutan yang beragam. Studi lebih lanjut terhadap aspek-aspek ini dapat memberikan informasi yang berharga tentang adaptasi dan interaksi kadal taman Wang dengan lingkungannya, serta kontribusi terhadap ekosistem tempat mereka hidup.
Penemuan Calotes wangi bukan hanya tambahan signifikan pada keanekaragaman spesies di Tiongkok selatan dan Vietnam utara, tetapi juga memberikan landasan untuk upaya konservasi di wilayah tersebut. Melibatkan penyelidikan lebih lanjut terhadap ekologi, perilaku, dan kebutuhan habitat kadal taman Wang, hasil penelitian ini dapat membantu dalam mengembangkan strategi perlindungan yang lebih efektif dan berkelanjutan untuk menjaga keberlanjutan populasi spesies ini di habitatnya yang semakin rentan.
3. Populasi Calotes Wangi yang Terancam
Calotes wangi, spesies baru yang menarik ini, menunjukkan pola aktivitas yang menarik, aktif dari bulan April sampai Oktober setiap tahun. Di daerah tropis, seperti Tiongkok selatan dan Vietnam utara, kadal ini dapat tetap aktif lebih lama, yaitu dari bulan Maret sampai November atau bahkan lebih. Selama periode aktivitasnya, Calotes wangi mengandalkan berbagai sumber makanan untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Spesies ini tercatat memakan berbagai serangga, laba-laba, dan artropoda lainnya. Pola makan yang beragam ini mencerminkan adaptabilitasnya terhadap lingkungan yang berubah selama musim-musim tertentu.
Meskipun peneliti memperkirakan bahwa Calotes wangi tidak terancam, mereka juga mencatat kekhawatiran terkait dengan terfragmentasinya habitat spesies ini di beberapa daerah. Fragmentasi habitat dapat memberikan dampak negatif pada populasi dan keberlanjutan spesies, terutama bagi mereka yang aktif di daerah yang mungkin terpengaruh oleh perubahan lingkungan. Oleh karena itu, perlindungan habitat alami Calotes wangi dan upaya untuk mengurangi fragmentasi menjadi faktor penting dalam pelestarian keberlanjutan spesies ini.
Dengan memahami lebih lanjut tentang pola aktivitas, kebutuhan nutrisi, dan tantangan lingkungan yang dihadapi oleh Calotes wangi, penelitian ini memberikan dasar yang kuat untuk pengelolaan dan pelestarian yang efektif. Upaya konservasi yang terfokus pada pemahaman lebih lanjut tentang ekologi dan habitat spesies ini dapat membantu menjaga keberlanjutan populasi dan memastikan bahwa Calotes wangi terus berkembang dalam lingkungannya yang semakin kompleks dan terpengaruh oleh perubahan global.
Advertisement
4. Manusia Jadi Salah Satu Penyebab Penurunan Populasi Genus Calotes
Selain sebagai objek penelitian ilmiah, Calotes wangi juga menghadapi ancaman dari kegiatan manusia. Para peneliti mencatat bahwa tubuh spesies ini digunakan sebagai bahan baku obat tradisional, sementara biawaknya bahkan dimanfaatkan sebagai bahan pangan. Praktik-praktik ini menunjukkan adanya tekanan terhadap populasi Calotes wangi dari sisi eksploitasi langsung oleh manusia. Kegiatan konsumsi dan penggunaan tanaman dan hewan untuk keperluan medis tradisional dapat menyebabkan penurunan populasi dan merugikan ekosistem secara keseluruhan. Oleh karena itu, peneliti menekankan pentingnya penguatan perlindungan lingkungan ekologis dan regulasi yang memperhatikan dinamika populasi agar keberlanjutan spesies ini tetap terjaga.
Saran untuk memperkuat perlindungan lingkungan dan memperhatikan dinamika populasi Calotes wangi disampaikan kepada pemerintah daerah. Hal ini menunjukkan kesadaran peneliti terhadap peran pemerintah dalam memastikan keberlanjutan ekosistem tempat spesies ini hidup. Upaya konservasi yang efektif tidak hanya memerlukan pemahaman ilmiah terkait biologi dan perilaku spesies, tetapi juga perlu dukungan dan implementasi kebijakan yang kuat. Kolaborasi antara peneliti, pemerintah, dan masyarakat lokal diharapkan dapat menciptakan upaya konservasi yang holistik dan berkelanjutan.
Temuan mengenai Calotes wangi dan tantangan konservasinya telah dilaporkan dalam sebuah makalah yang diterbitkan di jurnal ZooKeys. Publikasi ini memberikan platform untuk berbagi pengetahuan ilmiah dan temuan penelitian, yang dapat menjadi dasar untuk diskusi lebih lanjut di kalangan ilmuwan, ahli konservasi, dan pemangku kepentingan lainnya. Penyampaian informasi melalui publikasi ilmiah juga dapat membantu meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya menjaga keberlanjutan spesies dan ekosistem.
Apakah Calotes invasif?
Calotes adalah reptil yang bukan spesies asli Indonesia atau spesies invasif.
Advertisement
Dari mana asal bunglon?
Bunglon ini bukan spesies asli Indonesia, diperkirakan berasal dari daratan Asia, penyebaran asalnya hanya sampai Thailand.
Apakah bunglon taman bisa berubah warna?
Bunglon dapat berubah warna walaupun jarang terjadi. Perubahan warna biasanya dilakukan saat musim kawin, berjemur, atau dalam keadaan terancam.
Advertisement
Apakah bunglon ada di Indonesia?
Bunglon surai merupakan salah satu spesies bunglon asli Nusantara.
Apakah bunglon bisa menggigit?
Selain dianggap menakutkan karena suka menggigit, hewan bernama ilmiah Bronchocela jubata itu juga pandai menyembunyikan diri mengikuti warna benda tempat ia bertengger (menempel).
Advertisement