Tidur Malam Cukup atau Mati Muda? Fakta Bahaya Tidur Kurang dari 7 Jam

Orang yang memiliki kebiasaan tidur kurang dari tujuh jam setiap malam memiliki risiko kematian yang lebih tinggi. Orang-orang dengan gangguan tidur semacam itu dikenal sebagai penderita obstructive sleep apnea (OSA). Yuk, simak penjelasan lengkap tentang gangguan tidur dan kaitannya dengan risiko kematian!

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 28 Jan 2025, 16:03 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2025, 16:03 WIB
sulit tidur
Ilustrasi anak sulit tidur/Copyright unsplash.com/Kinga Howard... Selengkapnya

 

Liputan6.com, Jakarta Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa individu yang menderita obstructive sleep apnea (OSA) dan tidur kurang dari tujuh jam setiap malam memiliki risiko kematian yang lebih tinggi, dibandingkan dengan mereka yang tidur lebih lama. OSA merupakan gangguan tidur yang ditandai dengan relaksasi otot tenggorokan yang menyebabkan penyumbatan saluran napas bagian atas, sehingga mengganggu pernapasan selama tidur. Kondisi ini dapat berdampak serius pada kualitas hidup dan kesehatan seseorang.

Lebih lanjut, hasil studi menunjukkan bahwa penderita OSA dengan durasi tidur yang tidak mencukupi juga memiliki risiko lebih tinggi mengalami sejumlah komplikasi kesehatan. Hal ini meliputi resistensi insulin, yang dapat menjadi pemicu diabetes tipe 2, obesitas viseral yang meningkatkan akumulasi lemak di sekitar organ dalam, serta hipertensi atau tekanan darah tinggi yang dapat memperburuk risiko penyakit kardiovaskular.

Penemuan ini semakin menegaskan pentingnya menjaga pola tidur yang cukup dan menangani gangguan tidur secara serius demi mencegah dampak negatif pada kesehatan jangka panjang. Berikut informasi lengkap yang dirangkum dari berbagai sumber, Selasa (28/1/2025).

Pengaruh Durasi Tidur Terhadap Risiko Kematian

Ilustrasi jam, disiplin, tepat waktu
Ilustrasi jam, disiplin, tepat waktu. (Photo by Freepik)... Selengkapnya

Menurut penelitian yang dilakukan antara tahun 1995 dan 1998, para peneliti menemukan adanya hubungan yang signifikan antara risiko kematian yang lebih tinggi dengan kebiasaan tidur kurang dari tujuh jam per malam. Namun, mereka juga mencatat bahwa, "penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk menyelidiki dampak kesehatan dari memperpanjang durasi tidur dalam semalam di antara para penderita obstructive sleep apnea (OSA) dan mereka dengan durasi tidur yang pendek." Selama bertahun-tahun, durasi tidur yang pendek selalu dikaitkan dengan risiko kardiovaskular dan kematian yang lebih tinggi.

Mengapa Penderita Sleep Apnea Dapat Mempersingkat Tidur

Para peneliti menyatakan bahwa penyebab dari tingginya risiko kematian pada penderita OSA yang kurang tidur masih belum diketahui. Namun, mereka berspekulasi bahwa ada dua faktor yang mungkin berkontribusi pada hubungan tersebut, yaitu tidur yang terfragmentasi dan seringnya terbangun saat tidur. Ketika OSA kambuh, terjadi penyumbatan pernapasan dan tubuh tidak mendapatkan oksigen. Proses ini menyebabkan otak mengira tubuh sedang mengalami situasi berbahaya dan akhirnya mengaktifkan respons simpatik atau mode stres. Otak akan melakukan segala upaya untuk menjaga pemiliknya tetap hidup, dengan membangunkannya dan membuatnya bernapas normal.

Bagaimana Penderita Sleep Apnea Dapat Meningkatkan Kualitas Tidur

Para ahli menyarankan agar para penderita obstructive sleep apnea (OSA) berkonsultasi secara langsung dengan pelayanan kesehatan, sehingga dapat dirujuk ke spesialis yang mampu melakukan diagnosis lebih lanjut. Pilihan pengobatan bagi para penderita OSA umumnya bervariasi mulai dari penggunaan mesin CPAP hingga pemilihan bantal tidur yang lebih baik. Menurut Jennifer Acotamadiedo, MD, seorang dokter spesialis pengobatan tidur di UCLA Health, pengobatan OSA biasanya tidak dimaksudkan untuk mencapai jumlah tidur harian tertentu, melainkan untuk meningkatkan kualitas tidur yang diperoleh.

Apakah Tidur 7 Jam Sehari Cukup?

Usia 18-40 tahun: orang dewasa membutuhkan waktu tidur 7-8 jam setiap hari. Adanya penjelasan mengenai rincian jam tidur yang baik pada beberapa poin diatas, diharapkan mampu memberikan manfaat pada tubuh, sehingga dapat terhindar dari penyakit.

 

Apakah Boleh Tidur 6 Jam Sehari?

Para ahli mengatakan bahwa tidur 6 jam tidak cukup untuk sebagian besar manusia modern. US National Sleep Foundation merekomendasikan orang dewasa untuk tidur selama 7-9 jam setiap malam. Meski begitu, Sleep Foundation mengatakan tidak setiap orang membutuhkan jumlah tidur yang sama setiap malam.

Apa yang Terjadi Jika Jam Tidur Kurang?

Dalam jangka panjang, kurang tidur bisa memicu penyakit kronis seperti diabetes, gangguan jantung, tekanan darah tinggi, dan obesitas. Bahkan, kurang tidur bisa memicu depresi dan penurunan sistem imun.

Tidur Sehat Dimulai Jam Berapa?

Orang dewasa usia 50 tahun ke atas idealnya tidur sekitar pukul 21.00-22.00 setiap hari. Namun, kondisi berbeda berlaku untuk remaja atau orang dewasa muda di usia produktif, mulai umur belasan tahun hingga 40 tahunan. "Di usia dewasa muda, jam 10 malam justru otak penuh dengan vitalitas.

 

Apakah Baik Tidur 5 Jam Sehari?

Tidur paling sedikit lima jam sehari dapat mengurangi kemungkinan beberapa masalah kesehatan kronis yang terjadi pada usia 50-an tahun, menurut para peneliti.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya