Liputan6.com, Jakarta Asam urat merupakan penyakit peradangan yang menyebabkan pembengkakan dan sensasi panas pada sendi. Kondisi ini umumnya menyerang area kaki, lutut, hingga tangan, dan dapat menimbulkan rasa nyeri yang menyulitkan pergerakan.
Bagi penderita asam urat, serangan penyakit ini sering kali terasa menyakitkan dan membuat aktivitas sehari-hari menjadi terganggu. Kadar asam urat dalam tubuh memiliki batas normal yang berbeda antara pria dan wanita. Pada pria, kadar normal berkisar antara 3,4 hingga 7,0 mg/dL, sedangkan pada wanita berada dalam rentang 2,4 hingga 6,0 mg/dL. Jika kadar asam urat melebihi atau berada di luar batas tersebut, maka seseorang dapat dikatakan memiliki kondisi asam urat yang perlu mendapatkan perhatian lebih lanjut.
Baca Juga
Simak penjelasan lebih lanjut yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (20/3/2025).
Advertisement
1. Menjalani Pola Makan Rendah Purin
Purin adalah senyawa yang dapat terakumulasi di persendian dan memicu pembentukan kristal asam urat. Beberapa makanan dengan kandungan purin tinggi meliputi jeroan, kerang, daging merah, unggas, daun melinjo, serta bayam. Oleh karena itu, penderita asam urat dianjurkan untuk menjalani pola makan rendah purin guna mengurangi kadar zat ini dalam tubuh.
Untuk menjaga keseimbangan nutrisi, penderita asam urat tetap bisa mengonsumsi karbohidrat seperti nasi, roti, bubur, bihun, jagung, singkong, serta kentang. Sumber protein yang lebih aman dikonsumsi adalah putih telur serta susu rendah lemak. Selain itu, batas konsumsi makanan tinggi purin direkomendasikan sekitar 150–300 gram per hari agar tidak memicu lonjakan kadar asam urat.
2. Menghindari Konsumsi Alkohol
Sebagian orang menikmati alkohol sebagai sarana bersantai, terutama dalam pergaulan sosial. Namun, bagi penderita asam urat, konsumsi alkohol justru dapat memperburuk kondisi tubuh. Alkohol menghambat proses pembuangan asam urat melalui ginjal, menyebabkan dehidrasi yang berkontribusi pada peningkatan kadar asam urat dalam darah. Oleh sebab itu, sebaiknya penderita asam urat membatasi atau menghindari minuman beralkohol agar kondisi kesehatan tetap terjaga.
3. Menerapkan Pola Makan Anti-Peradangan
Asam urat dapat dipicu oleh peradangan pada persendian. Salah satu cara untuk mengurangi risiko tersebut adalah dengan mengonsumsi makanan yang bersifat anti-inflamasi. Makanan ini tidak hanya menyehatkan sendi tetapi juga membantu menjaga keseimbangan sistem pencernaan.
Beberapa pilihan makanan yang baik untuk mengurangi peradangan adalah sayuran hijau, protein nabati, serta ikan hasil tangkapan laut. Selain itu, biji-bijian, kacang-kacangan, serta makanan yang kaya akan omega-3 seperti salmon, sarden, dan alpukat juga membantu menyeimbangkan respons peradangan tubuh.
Advertisement
4. Meningkatkan Asupan Vitamin C
Asupan vitamin C yang cukup dapat berkontribusi terhadap kesehatan tubuh secara keseluruhan, termasuk dalam mengatur kadar asam urat. Berdasarkan penelitian, vitamin C dapat membantu menurunkan kadar purin dalam darah karena mendukung peningkatan ekskresi asam urat melalui urin.
Proses ini membantu mengurangi penumpukan kristal asam urat pada persendian serta jaringan lunak. Dengan rutin mengonsumsi makanan yang kaya vitamin C seperti jeruk, stroberi, kiwi, dan paprika, risiko asam urat dapat dikurangi secara signifikan.
5. Manfaat Seledri dalam Menjaga Kesehatan Sendi
Seledri sering digunakan sebagai bahan tambahan dalam masakan, tetapi ternyata memiliki manfaat lebih dalam membantu menurunkan kadar asam urat. Kandungan antioksidan serta sifat anti-inflamasi dalam seledri berperan dalam menjaga keseimbangan asam urat dalam tubuh.
Flavonoid apigenin yang terdapat dalam seledri mampu melawan peradangan akibat kristal urat serta menetralkan radikal bebas. Salah satu cara mengonsumsi seledri untuk mendapatkan manfaatnya adalah dengan membuat jus seledri yang segar dan menyehatkan.
6. Memastikan Tubuh Tetap Terhidrasi
Minum air putih yang cukup setiap hari adalah salah satu langkah terbaik untuk menjaga kesehatan secara menyeluruh, termasuk dalam mencegah penumpukan asam urat. Tubuh yang terhidrasi dengan baik akan lebih efektif dalam melarutkan asam urat dan membuangnya melalui urin.
Untuk mendukung proses ini, disarankan mengonsumsi minimal 2 liter air atau sekitar 8 gelas per hari. Dengan memastikan tubuh tetap terhidrasi, risiko asam urat dapat ditekan, dan kesehatan ginjal pun tetap terjaga.
7. Olahraga Teratur
Menjaga tubuh tetap aktif dengan berolahraga secara rutin dapat membantu mengontrol kadar asam urat dalam darah. Aktivitas fisik yang teratur mampu meningkatkan metabolisme tubuh dan mempercepat proses pembuangan zat-zat sisa, termasuk asam urat, melalui ginjal. Selain itu, olahraga dapat membantu mengurangi berat badan berlebih, yang merupakan salah satu faktor risiko peningkatan kadar asam urat.
Pilihlah jenis olahraga yang tidak memberikan tekanan berlebih pada sendi, seperti berjalan kaki, berenang, yoga, atau bersepeda. Hindari aktivitas yang terlalu berat dan dapat memperburuk kondisi sendi, terutama saat kadar asam urat sedang tinggi. Dengan menerapkan pola hidup aktif, Anda tidak hanya mengurangi risiko asam urat tetapi juga menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.
