PCINU Yaman Bedah Pemikiran Tokoh NU

Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama’ (PCINU) Yaman akan menghelat Konferensi Cabang (Konfercab) ke-II pada 12 Februari mendatang.

oleh Liputan6 diperbarui 04 Feb 2014, 17:00 WIB
Diterbitkan 04 Feb 2014, 17:00 WIB
04022014-nu.jpg
Citizen6, Jakarta: Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama’ (PCINU) Yaman akan menghelat Konferensi Cabang (Konfercab) ke-II pada 12 Februari mendatang. Namun sebelum hari utama yang diisi pemilihan ketua tanfdziyah dan rais syuriah yang baru itu dilangsungkan, akan diadakan sejumlah agenda pra-konfercab. Diantaranya adalah bahtsul masail kontemporer dan konferensi ilmiah yang akan membedah pemikiran sejumlah tokoh-tokoh NU.

Tema besar yang akan diangkat dalam konfercab kali ini adalah  “Rasionalisasi dan Interpretasi Ulama NU terhadap Turats ; Elaborasi Nilai-Nilai Maqoshid dan Aswaja”.

M. Fuad Mas’ud, yang didaulat menjadi koordinator  konferensi ilmiah menjelaskan, bahwa di usia NU yang telah mencapai 88 tahun, sangat penting untuk mengkristalkan kembali pemikiran tokoh-tokoh NU, khususnya terkait sumbangsih besar NU terhadap NKRI. Gagasan besar NU yang berupa pilar tawassuth (moderat), imbuh Fuad, juga harus terus dipertegas, dan disegarkan kembali konsep dan penerapannya.

Untuk itu, konferensi ilmiah yang akan dilangsungkan selama dua hari berturut-turut akan dibagi menjadi dua fokus kajian. Hari pertama, Sabtu 8 Februari, pembahasan di fokuskan pada kajian seputar maqashid syariah dan interpretasi konsep aswaja dari Qanun Asasi NU. Sedangkan hari kedua, Ahad 9 Februari, pembahasan akan mengerucut pada pemikiran tokoh-tokoh NU.

Judul-judul makalah yang akan dipresentasikan oleh kader-kader muda PCINU Yaman adalah sebagai berikut :
“Nilai-Nilai Maqosid ; Antara Realitas dan Tuntutan Aktivitas Berfatwa” oleh M. Fuad Mas’ud, “Ijtihad Maqashidi ; Solusi Ataukah Proyek Liberalisasi” oleh Dzul Fahmi, “Jihad, Dakwah, dan Toleransi” oleh Zainal Fanani, “Interpretasi Nilai Aswaja dari Qonun Asasi NU” oleh Hasan Bashri, “Revitalisasi Resolusi Jihad Ala Sang Kyai Hasyim As’ary” oleh Nuril Izza Muzakki, “Menelusuri  Nilai Maqosid Pancasila Sebagai Dasar NKRI ; Buah Fikir Kyai Ahmad Siddiq” oleh Pandy Yusran, “Menelusuri Nilai Maqosid Konseptual ; Humanisme Ala Gusdur” oleh Imam Nawawi, dan “Kyai Sahal Mahfudz dan Fikih Sosial” oleh M. Mahrus Ali.

“Kami sengaja menjadikan kacamata maqashid sebagai pendekatan, dalam rangka pembacaan secara substansial terhadap pemikiran mereka dan membuktikan bahwa ijtihad yang mereka lahirkan tidak terlepas dari nilai-nilai turats,” ujar Fuad, yang saat ini menjabat sebagai koordinator Lakpesdam PCINU Yaman.

Sedangkan Senin 10 Februari, PCINU Yaman juga akan menggelar Bahtsul Masail Kontemporer yang akan membahas isu-isu kekinian di tanah air. Dalam hal ini, PCINU akan bekerja sama dengan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Hadhramaut, dan Asosiasi Mahasiswa Indonesia (AMI) Al-Ahgaff. Peserta Bahtsul Masail akan terdiri dari para delegasi yang saat ini sedang mengeyam pendidikan di sejumlah institusi pendidikan di Yaman. (kw)

Penulis:
Dzul Fahmi, Aktivis LTNU PCINU Yaman

Baca Juga:
PPI Yaman Adakan Bedah Buku Moderat dalam Perspektif Islam

Disclaimer:

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan link postingan terbaru blog Anda atau artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.

Mulai 7 Januari sampai 7 Februari 2014 Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan tema "Warga Mengadu". Ada hadiah dari Liputan6.com dan Dyslexis Cloth bagi 6 artikel terpilih. Caranya bisa disimak di sini.





Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya