Liputan6.com, Jakarta - Bitcoin adalah salah satu cryptocurrency terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasarnya. Selain itu juga banyak diminati oleh investor dibandingkan crypto lainnya. Harganya yang tinggi membuat banyak orang tergiur dengan keuntungan yang diberikan Bitcoin.
Meskipun begitu, Bitcoin memiliki risiko yang tinggi sebagai aset investasi karena memiliki fluktuasi harga yang tinggi. Seseorang bisa dengan mudah menjadi kaya karena harga Bitcoin meningkat tinggi, di sisi lain, investor bisa merugi besar karena penurunan harga Bitcoin yang besar pula.
Jika Anda berminat untuk mulai investasi Bitcoin, tentunya Anda harus memiliki Bitcoin terlebih dahulu. Umumnya ada dua cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan Bitcoin yaitu dengan membelinya di platform pertukaran atau melakukan Bitcoin mining atau penambangan Bitcoin.
Advertisement
Cara pertama adalah dengan membeli, Anda bisa membeli Bitcoin sesuai harga pasarnya yang berlaku melalui platform perdagangan Bitcoin. Di Indonesia sendiri sudah banyak platform penyedia perdagangan Bitcoin yang bisa digunakan.
Namun, hal yang perlu diperhatikan adalah jangan lupa untuk memastikan platform perdagangan Bitcoin yang ingin digunakan sudah terdaftar dan diawasi oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).
Cara kedua yang bisa dilakukan adalah dengan Bitcoin mining atau penambangan Bitcoin. Menambang Bitcoin atau Bitcoin mining adalah proses pembuatan koin baru dan juga validasi untuk transaksi kripto. Jadi, saat melakukan mining Bitcoin atau kripto lainnya menggunakan berbagai alat. Alat tersebut dipakai untuk validasi transaksi kripto.
Saat sebuah validasi transaksi berhasil, pemilik alat mining atau biasa disebut miner akan mendapatkan komisi karena alatnya telah digunakan sebagai validasi transaksi.
Namun, untuk melakukan Bitcoin mining, Anda perlu mempersiapkan alat mining atau menggunakan beberapa perangkat dari sebuah komputer, misalnya graphic card, processor, RAM, motherboard, hard drive. dan power supply.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Harga Kripto pada 24 Januari 2022
Sebelumnya, harga Bitcoin, Ethereum dan jajaran kripto teratas beranjak naik sedikit demi sedikit pada Senin pagi, 24 Januari 2022. Kripto yang pada sesi perdagangan hari sebelumnya melemah, hingga saat ini terlihat menguat meskipun sedikit.
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Senin pagi, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) menguat dalam satu hari terakhir sebesar 0,94 persen. Meskipun begitu, dalam sepekan, BTC masih meradang cukup besar yaitu 18,04 persen.
Saat ini, harga BTC masih berada di level USD 35.392,35 per koin atau setara Rp 507,1 juta (asumsi kurs Rp 14.329 per dolar AS).
Ethereum (ETH) sebagai kripto terbesar kedua juga sedikit menguat sebesar 1,75 persen dalam satu hari terakhir, tetapi masih melemah dalam sepekan sebesar 27,29 persen. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level USD 2.435,20 per koin.
Stablecoin seperti Tether (USDT) dan USD coin (USDC), meskipun sedikit turun, tetapi masing-masing harganya masih stabil. USDT masih berada di level USD 1,00, sedangkan USDC sedikit menurun ke level USD 0,9997 per koin.
Selanjutnya, Binance coin (BNB) yang juga ikut menguat dalam 24 jam terakhir sebesar 3,22 persen. Namun, masih melemah dalam sepekan sebesar 26,28 persen. Hal itu membuat BNB berada di level USD 368,29 per koin.
Sedangkan, Cardano (ADA) mulai menguat juga sebesar 0,50 persen dalam 24 jam terakhir. Namun, dalam sepekan masih menunjukkan grafik merah yaitu 23,84 persen. Dengan begitu, ADA berada pada level USD 1,07 per koin.
Terakhir, Solana (SOL) hari ini sedikit menguat sebesar 1,02 persen dalam satu hari terakhir dan dalam sepekan meradang sebesar 35,59 persen. Saat ini harga SOL berada di level USD 95,18 per koin.
Advertisement