Citibank Prediksi Metaverse Dapat Tumbuh Rp 186 Kuadriliun

Jumlah total pengguna metaverse bisa mencapai sekitar lima miliar.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 11 Apr 2022, 16:12 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2022, 14:04 WIB
Metaverse
Ilustrasi metaverse. (Pexels.com/Alexandr Podvalny)

Liputan6.com, Jakarta - Bank global terkemuka, Citibank yang saat ini memiliki sekitar 200 juta rekening nasabah dan menjalankan bisnis di lebih dari 160 negara dan yurisdiksi merilis laporan Global Perspectives & Solutions (Citi GPS) baru. 

Laporan yang diterbitkan, pada Kamis pekan lalu itu berjudul “Metaverse and Money: Decrypting the Future”. Laporan setebal 184 halaman itu mengeksplorasi berbagai aspek metaverse secara mendalam. 

Pembahasannya termasuk apa itu metaverse,  infrastrukturnya, aset digital termasuk Non Fungible Token (NFT) di metaverse, uang dan DeFi (keuangan terdesentralisasi) di metaverse, serta perkembangan peraturan yang berlaku untuk metaverse.

"Kami percaya metaverse mungkin merupakan generasi berikutnya dari internet. Menggabungkan dunia fisik dan digital dengan cara yang gigih dan mendalam serta bukan murni dunia realitas virtual,” ungkap perusahaan dalam laporan, dikutip dari Bitcoin.com, Senin (11/4/2022). 

"Kami memperkirakan total pasar yang dapat dialamatkan untuk ekonomi metaverse dapat tumbuh menjadi antara USD 8 triliun dan USD 13 triliun (Rp 186 kuadriliun-red) pada 2030,” lanjut isi laporan. 

Selain itu, laporan tersebut menjelaskan Citibank yakin jumlah total pengguna metaverse bisa mencapai sekitar lima miliar.

Laporan tersebut juga membahas bagaimana pengguna akan mengakses metaverse. Produsen perangkat keras konsumen akan menjadi portal ke metaverse dan gatekeeper potensial. 

“Mirip dengan hari ini, kemungkinan akan ada perpecahan antara metaverse berbasis AS/internasional dan China/firewall di samping spektrum berdasarkan teknologi dan model bisnis juga, yaitu, metaverse sentralisasi versus desentralisasi,” lanjut laporan. 

Selain itu, metaverse berbasis blockchain akan melawan undang-undang yang masih berkembang seputar cryptocurrency dan keuangan terdesentralisasi (DeFi) di banyak yurisdiksi di seluruh dunia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Masuk Metaverse dan NFT, PSG Ajukan Merek Dagang

Ilustrasi NFT (Foto: Unsplash by Pawel Czerwinski)
Ilustrasi NFT (Foto: Unsplash by Pawel Czerwinski)

Sebelumnya, Paris Saint-Germain (PSG), klub sepak bola Prancis dengan banyak pengikut di Eropa, tertarik untuk hadir di metaverse, dan sekarang mengamankan namanya untuk digunakan di ekosistem ini. 

PSG mengajukan serangkaian aplikasi merek dagang yang berusaha untuk membangun merek pada beberapa memorabilia virtual dan kartu perdagangan, semuanya diautentikasi oleh Non Fungible Token (NFT).

Aplikasi merek dagang, yang diperkenalkan 16 Maret, mencakup rekaman audio dan video yang dapat diunduh, file multimedia yang dapat diunduh yang berisi teks, audio, dan video berkaitan dengan sorotan olahraga, serta barang untuk digunakan secara offline dan online. 

Semua barang tersebut diautentikasi melalui NFT. Selain itu, PSG juga menyertakan perangkat lunak dompet cryptocurrency dalam aplikasi ini.

Michael Kondoudis, seorang pengacara paten yang berbagi berita di media sosial, menyatakan pengajuan ini mewakili langkah logis berikutnya untuk melindungi merek saat bergerak ke Metaverse.

“Jelas, PSG melihat potensi Metaverse dan sedang mempersiapkan merek dagangnya untuk ekonomi virtual yang akan mendominasinya,” kata Kondoudis, dikutip dari Bitcoin.com, Kamis, 31 Maret 2022.

PSG bukanlah klub sepak bola Eropa pertama yang menyadari pentingnya metaverse sebagai alternatif untuk memperluas jangkauan dan meraih peluang bisnis baru. 

Klub sepak bola lainnya, FC Barcelona, sedang mempersiapkan serangkaian aksi untuk pindah ke produk metaverse dan NFT. Ini adalah tren yang diikuti oleh banyak organisasi olahraga karena peluang bisnis yang ada dalam elemen-elemen ini.

Universal Music Beli Satu NFT Bored Ape

Ilustrasi NFT (Foto: Unsplash/Andrey Metelev)
Ilustrasi NFT (Foto: Unsplash/Andrey Metelev)

Sebelumnya, Universal Music Group memanfaatkan popularitas NFT dengan membeli salah satu Bored Ape untuk memimpin grup musik yang sepenuhnya virtual.

Pada Jumat waktu setempat, label Universal mengatakan mereka membayar USD 360.817 atau sekitar Rp 5,1 miliar untuk membeli Bored Ape #5537. 

NFT Bored Ape tersebut menggambarkan karakter wanita yang sekarang dikenal sebagai Manager Noët All, untuk memimpin grup yang didirikan pada November bernama Kingship.

Kingship, hanya ada dalam bentuk digital dan akan memiliki situs web serta kehadirannya sendiri berada di platform perpesanan Discord. Salah satu tujuannya adalah untuk menghasilkan musik baru dan memberikan pertunjukan virtual di metaverse.

Tak hanya manager Kingship yang berupa NFT, tetapi anggota band yang akan ada di bawah naungan Kingship juga akan berbentuk NFT. Anggota band akan berisi 4 personil yang terdiri dari tiga NFT Bored Ape dan Mutant Ape, pinjaman dari kolektor Jim McNelis.

"Untuk menjadi bagian dari budaya, saya pikir itu akan menjadi hal yang luar biasa," kata McNelis, dikutip dari Yahoo Finance, Selasa, 29 Maret 2022.

 

Simbol Status

Ilustrasi NFT (Foto: Unsplash by Pawel Czerwinski)
Ilustrasi NFT (Foto: Unsplash by Pawel Czerwinski)

Bored Ape telah menjadi simbol status bagi selebritas dunia dan investor termasuk pembawa acara "The Tonight Show" Jimmy Fallon, bintang pop Justin Bieber, superstar NBA Steph Curry dan investor miliarder Mark Cuban.

Untuk Universal Music, Kingship memberikan kesempatan untuk belajar bagaimana membuat karakter dan cerita yang membangkitkan kegembiraan di metaverse.

"Ini tentang memahami etos ruang," kata General Manager Universal Music, Celine Joshua, yang labelnya berfungsi sebagai laboratorium untuk bereksperimen dengan bentuk hiburan baru.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya