Mengapa Pasar Kripto Merah Selasa 12 April 2022? Ini Penyebabnya

Pasar kripto terus turun karena kekhawatirannya tentang kebijakan moneter yang lebih ketat.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 13 Apr 2022, 06:26 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2022, 14:44 WIB
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Pasar kripto Selasa (12/4/2022) serentak alami penurunan terutama pada jajaran kripto teratas berdasarkan kapitalisasi pasarnya. Altcoin seperti Cardano dan Avalanche jatuh lebih dari Bitcoin. 

Bitcoin sebagai kripto terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar menurut data dari Coinmarketcap alami penurunan 5,63 persen dalam 24 jam terakhir yang membuat harganya saat ini berada di USD 39.718,38 atau sekitar Rp 570,6 juta. Ini pertama kalinya Bitcoin berada di bawah USD 40.000 sejak 16 Maret 2022.

Ethereum, kripto terbesar kedua berdasarkan kapitalisasi pasar, juga turun lebih dari 6 persen, ETH turun di bawah USD 3.000.

Dogecoin, Shiba Inu masing-masing turun hampir 10 persen sementara kripto lain seperti Avalanche, Cardano, Solana, Terra, XRP diperdagangkan dengan pemotongan di kisaran 6 sampai 11 persen selama 24 jam terakhir. 

Berdasarkan data dari Coingecko, kapitalisasi pasar cryptocurrency global hari ini turun 6 persen menjadi USD 1,93 triliun. 

Bitcoin, cryptocurrency terbesar berdasarkan nilai pasar, dapat turun menjadi USD 30.000 pada Juni mendatang menurut salah satu pendiri platform perdagangan kripto BitMEX, Arthur Hayes 

Dalam sebuah posting blog, Hayes juga mengatakan dinamika yang sama dapat mendorong Ethereum ke USD 2.500.

“Bitcoin dan Ether sangat berkorelasi dengan Nasdaq 100. Jika NDX jatuh, itu akan menjatuhkan kripto bersamanya,” katanya, dikutip dari Live Mint, Selasa (12/4/2022).

Pasar kripto terus turun karena kekhawatirannya tentang kebijakan moneter yang lebih ketat. Bahkan konferensi Bitcoin 2022 minggu lalu di Miami tidak cukup untuk membalikkan tren.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Imbas Rencana Pengetatan Kebijakan Moneter The Fed

Crypto Bitcoin
Bitcoin adalah salah satu dari implementasi pertama dari yang disebut cryptocurrency atau mata uang kripto.

Kepala eksekutif Satori Research yang berbasis di Hong Kong, Teong Hng mengatakan pengetatan The Fed membuat pasar kripto turun. 

“Pengetatan Fed sebesar 0,5 poin persentase langkah pada pertemuan mendatang serta run-off neraca USD 95 miliar per bulan membuat pasar kripto melonjak lebih rendah,” kata Teong. 

Adapun kepala penelitian institusional di Coinbase Global Inc, David Duong mengatakan banyak investor menjual cryptocurrency mereka menjelang batas waktu pajak pada pertengahan April di AS. Duong juga melihat  pengulangan tren yang juga terjadi pada 2021.

“Tahun lalu kami melihat pelaku pasar yang menjual aset digital untuk melakukan pembayaran terkait pajak," tulisnya dalam sebuah catatan baru-baru ini.

Dia juga menambahkan investor memiliki pengaruh terhadap penurunan pasar kripto karena The Fed menaikkan suku bunga.

Pengamat Sebut Harga Bitcoin Bakal Tertekan

Ilustrasi bitcoin (Foto: Vadim Artyukhin/Unsplash)
Ilustrasi bitcoin (Foto: Vadim Artyukhin/Unsplash)

Sebelumnya, bitcoin sebagai kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar harus rela menetap di bawah level USD 42.500 atau sekitar Rp 610,3 juta pada Senin (11/4/2022). 

Penurunan harga sejak pekan pertama April ini masih tersengat sentimen meningkatnya ketidakpastian ekonomi terkait dengan konflik Rusia-Ukraina dan kenaikan suku bunga yang menjulang oleh bank sentral AS. 

CEO manajer dana Bitbull, Joe DiPasquale mengatakan, bitcoin akan berada dalam tekanan dalam beberapa minggu ke depan. 

“Sementara beberapa support terjadi pada akhir pekan, volume BTC rendah untuk mencapai dorongan besar agar mendorong harga di atas USD 48.000, BTC kemungkinan akan tetap di bawah tekanan dan berjuang untuk mencapai USD 40.000 dalam beberapa minggu mendatang," kata DiPasquale, seperti dikutip dari CoinDesk, Senin, 11 April 2022.

Ethereum, kripto terbesar kedua berdasarkan kapitalisasi pasar, mengikuti pola akhir pekan yang serupa dan cenderung datar. ETH turun sedikit sekitar USD 3.200. 

Kinerja pasar kripto akhir-akhir ini sebagian besar sesuai dengan pasar saham utama, yang juga turun. Nasdaq yang berfokus pada teknologi menutup perdagangan Jumat turun lebih dari satu poin persentase. 

S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average juga turun karena investor terus memproses pusaran peristiwa bersejarah yang dapat mengirim ekonomi global ke dalam resesi.

Selama akhir pekan, Ukraina secara bersamaan bersiap untuk serangan baru Rusia di kota-kota di bagian tenggara negara itu. Sementara Uni Eropa, terus membahas pelarangan minyak dan gas Rusia. 

Dampak Invasi Rusia ke Ukraina

Ilustrasi bitcoin (Foto: Visual Stories/Unsplash)
Ilustrasi bitcoin (Foto: Visual Stories/Unsplash)

Dalam tinjauan mingguan 8 April tentang tren ekonomi global, First Republic Bank mengatakan latar belakang ekonomi makro kemungkinan akan memburuk sebelum akhirnya kembali membaik.

Bank itu juga mencatat kenaikan harga energi yang berasal dari invasi, telah mempengaruhi harga di hampir semua sektor ekonomi.

"Mengingat kenaikan biaya dan konflik geopolitik, kami percaya inflasi akan meningkat lebih tinggi dalam beberapa bulan mendatang," tulis bank tersebut.

DiPasquale mengatakan kekhawatiran yang lebih luas terhadap berbagai sentimen yang sedang terjadi ini dapat membebani kripto jauh di bawah ambang batas USD 40.000. 

"Kita akan melihat reaksi di sekitar USD 37.000 dan USD 32.000, tetapi BTC membutuhkan katalis untuk mempertahankan momentum bullish menjelang kekhawatiran makro, seperti lebih banyak kenaikan suku bunga dan perubahan kebijakan moneter,” pungkas DiPasquale.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya