SEC Ungkap Rencana Keluar dari ‘Kekacauan’ Regulasi

Perjalanan kripto yang telah dimulai oleh satgas kripto yang baru diumumkan juga akan lebih menyenangkan dan tidak terlalu berisiko.

oleh Agustina Melani diperbarui 05 Feb 2025, 18:00 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2025, 18:00 WIB
SEC Ungkap Rencana Keluar dari ‘Kekacauan’ Regulasi
Komisaris SEC Hester Peirce yang dijuluki “ibu kripto” menyatakan akan mengatur industri aset digital dengan satgas kripto barunya. (Foto: Freepik)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Komisaris SEC Hester Peirce yang dijuluki “ibu kripto” menyatakan akan mengatur industri aset digital dengan satgas kripto barunya. Ia juga mengecam pendekatan pemerintahan sebelumnya dalam sebuah surat.

Mengutip Decrypt, ditulis Kamis (5/2/2025), Peirce yang diumumkan sebagai pimpinan satgas baru bulan lalu menulis pada Selasa, 4 Februari 2025 kalau SEC akan membutuhkan waktu cukup lama untuk kembali ke jalurnya dan mengatur industri yang bergerak cepat dan misterius.

"Butuh waktu lama bagi kami untuk masuk ke dalam kekacauan ini dan akan butuh waktu bagi kami untuk keluar darinya,” ujar Peirce.

Namun, ia mengatakan, perjalanan kripto yang telah dimulai oleh satgas kripto yang baru diumumkan juga akan lebih menyenangkan dan tidak terlalu berisiko dibandingkan perjalanan kripto yang telah dilakukan komisi terhadap industri itu selama dekade terakhir.

Adapun selama pemerintahan Presiden AS Joe Biden, SEC menargetkan sejumlah kripto AS yang terkenal dengan tuntutan hukum. Mantan Ketua SEC Gary Gensler juga berulang kali mengatakan sebagian besar aset digital termasuk definisi sekuritas.

Beberapa orang di industri kripto serta pembuat undang-undang dan regulator seperti Komisaris Peirce menilai SEC menjalankan pendekatan “regulasi melalui penegakan” di bawah Gensler, menggugat perusahaan kripto alih-alih membuat serangkaian aturan yang jelas untuk diikuti.

Namun, regulator diharapkan tidak terlalu bertentangan di bawah Pemerintahan Presiden AS Donald Trump. Presiden Trump sebelumnya berkampanye untuk membantu industri dan bahkan meluncurkan koin meme Solana miliknya sendiri menjelang pelantikannya.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

SEC Bakal Beri Pernyataan

Ilustrasi Kripto (Foto: Traxer/unsplash)
Ilustrasi Kripto (Foto: Traxer/unsplash)... Selengkapnya

Pada Rabu, 5 Februari 2025, Peirce menuturkan, regulator bekerja keras untuk memutuskan kripto yang sebenarnya harus dianggap sebagai sekuritas. Hal ini apakah tertarik untuk mendaftarkan penawaran token harus memiliki jalur yang layak untuk melakukannya, dan lebih jelas tentang apakah program pinjaman dan staking kripto termasuk dalam yurisdiksi regulator.

Peirce juga mencatat kalau perusahaan itu menerima aplikasi untuk mendaftarkan jenis baru dana yang diperdagangkan di bursa kripto atau ETF, ETF Bitcoin dan Ethereum telah disetujui dan diluncurkan pada 2024. Namun, ETF XRP, Solana dan Dogecoin juga sedang dalam proses pengerjaan di antara yang lainnya. Ada juga aplikasi untuk mengaktifkan fungsionalitas tambahan di sekitar ETF kripto.

"SEC akan memberikan pernyataan yang jelas tentang pendekatan yang digunakan saat menyetujui atau menolak aplikasi ini,” ujar Peirce.

Ngebet Masuk Kripto, Morgan Stanley Pantau Aturan Baru SEC AS

Koin Kripto atau Crypto. Disimak harga kripto hari ini.
Koin Kripto atau Crypto. Disimak harga kripto hari ini.... Selengkapnya

Sebelumnya, CEO Morgan Stanley, Ted Pick mengungkapkan bahwa bank tersebut segera bekerja sama dengan regulator Amerika Serikat (AS)  untuk memperdalam keterlibatannya di pasar kripto.

"Bagi kami, persamaannya benar-benar berkisar pada apakah kami, sebagai lembaga keuangan yang sangat teregulasi, dapat bertindak sebagai pelaku transaksi," ungkap Pick dalam sebuah wawancara di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, dikutip dari CNBC International, Minggu (26/1/2025).

"Kami (Morgan Stanley) akan bekerja sama dengan Departemen Keuangan dan regulator lainnya untuk mencari tahu bagaimana kami dapat menawarkannya dengan cara yang aman," kata Pick.

Morgan Stanley, yang dikenal sebagai raksasa dalam industri manajemen kekayaan, sebelumnya telah berulang kali mengungguli para pesaingnya dalam hal kripto.

Morgan Stanley menjadi bank besar AS pertama yang menawarkan dana Bitcoin kepada klien kayanya pada tahun 2021, dan 2024 menawarkan dana yang diperdagangkan di bursa (RTF) Bitcoin. 

Namun di bawah pemerintahan mantan Presiden AS Joe Biden, perbankan belum diizinkan untuk menjajaki kelas aset tersebut.

Baru-baru ini, kepemimpinan baru Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) mengatakan bahwa mereka telah membentuk gugus tugas untuk mengembangkan kerangka regulasi aset kripto di AS.

"Fokus Satgas adalah membantu Komisi menetapkan batasan regulasi yang jelas, menyediakan jalur pendaftaran yang realistis, menyusun kerangka pengungkapan yang masuk akal, dan mengerahkan sumber daya penegakan hukum secara bijaksana," kata kantor pejabat Ketua SEC baru, Mark Uyeda dalam pengumuman tersebut, dikutip dari Channel News Asia.

Mulai Perombakan

Ilustrasi Kripto atau Crypto. Foto: Unsplash/Traxer
Ilustrasi Kripto atau Crypto. Foto: Unsplash/Traxer... Selengkapnya

Satuan tugas tersebut akan membantu para pembuat undang-undang di AS menyusun undang-undang terkait kripto sambil berkoordinasi dengan badan federal lainnya, seperti Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas, serta lembaga negara bagian dan asing.

Dilaporkan juga, Uyeda dan Peirce sudah bersiap untuk memulai perombakan kebijakan kripto pemerintahan Trump, termasuk dengan memulai proses pembuatan kebijakan.

Trump juga Dilaporkan berencana mengeluarkan perintah eksekutif yang akan mengurangi pengawasan regulasi terhadap industri kripto dan membantu mempromosikan adopsi aset digital.

 Industri Sambut Antusias

Seorang eksekutif puncak di Coinbase memuji langkah SEC membentuk kebijakan kripto.

"Kami telah mengatakan selama bertahun-tahun untuk membantu kami dengan menyusun aturan untuk kripto. Selama empat tahun terakhir, jawabannya adalah 'tidak'," kata Kepala Bagian Hukum Coinbase, Paul Grewal dalam sebuah wawancara telepon.

"Ini adalah hari yang baru," ujar dia.

Adapun kepala kebijakan global di Kraken, Jonathan Jachym mengatakan bahwa gugus tugas baru SEC diharapkan dapar menjadi solusi kebijakan yang nyata dan membenahi masalah penegakan hukum kripto di masa lalu.

"Kami berharap dapat mempercepat keterlibatan dalam kebijakan, untuk membangun kejelasan regulasi," tuturnya.

Harga Bitcoin sempat mencetak mencapai rekor baru di angka USD109.071 pada Senin, 20 Januari, di tengah kegembiraan investor atas pemerintahan AS yang kini ramah terhadap kripto.

 

 

 

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya