Liputan6.com, Jakarta - Avalanche adalah lapisan satu blockchain yang berfungsi sebagai platform untuk aplikasi terdesentralisasi dan jaringan blockchain khusus. Avalanche adalah salah satu saingan Ethereum, yang bertujuan menggeser Ethereum sebagai blockchain paling populer untuk kontrak pintar.
Dilansir dari Coinmarketcap, Avalanche bertujuan untuk melakukannya dengan memiliki output transaksi yang lebih tinggi hingga 6.500 transaksi per detik tanpa mengorbankan skalabilitas. Hal ini bisa terjadi karena arsitektur unik Avalanche.
Jaringan Avalanche terdiri dari tiga blockchain individu: X-Chain, C-Chain dan P-Chain. Setiap rantai memiliki tujuan yang berbeda, yang sangat berbeda dari pendekatan yang digunakan Bitcoin dan Ethereum, yaitu membuat semua node memvalidasi semua transaksi.
Advertisement
Blockchain Avalanche bahkan menggunakan mekanisme konsensus yang berbeda berdasarkan kasus penggunaannya. Token asli jaringan Avalanche dikenal sebagai Avalanche Coin atau AVAX.
Setelah peluncuran mainnet pada 2020, Avalanche telah bekerja untuk mengembangkan ekosistem DApps dan DeFi-nya sendiri. Berbagai proyek berbasis Ethereum seperti SushiSwap dan TrueUSD telah terintegrasi dengan Avalanche.
Selain itu, platform ini terus berupaya meningkatkan interoperabilitas antara ekosistemnya sendiri dan Ethereum, seperti melalui pengembangan jembatan.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pendiri Avalanche
Pendiri Avalanche
Avalanche diluncurkan oleh Ava Labs, yang didirikan oleh profesor Universitas Cornell Emin Gun Sirer, serta PhD ilmu komputer Universitas Cornell, Kevin Sekniqi dan Maofan “Ted” Yin.
Gun Sirer adalah seorang veteran dalam penelitian kriptografi, yang telah merancang mata uang virtual peer-to-peer konseptual enam tahun sebelum rilis whitepaper Bitcoin. Dia juga terlibat dalam pekerjaan pada solusi penskalaan Bitcoin dan penelitian tentang Ethereum sebelum peretasan The DAO yang terkenal pada 2016.
Dari penelitian itu muncul whitepaper yang mengarah pada pendirian Ava Labs pada 2018. Proyek ini menutup putaran awal pada Februari 2019 yang mencakup investor seperti Polychain, Andreessen Horowitz, dan Balaji Srinivasan.
Avalanche menutup penawaran koin awalnya pada 2020 dalam waktu kurang dari 24 jam, mengumpulkan USD 42 juta atau sekitar Rp 631,5 miliar dalam prosesnya.
Advertisement
Keunikan Avalanche
Keunikan Avalanche
Avalanche mencoba untuk memecahkan trilemma blockchain, yang menyatakan blockchain tidak dapat mencapai tingkat desentralisasi yang memadai pada skala. Konsekuensi dari ini adalah biaya gas yang tinggi, seperti yang sering terjadi pada Ethereum.
Maka dari itu, untuk mengatasi masalah ini, Avalanche merancang tiga blockchain yang dapat dioperasikan.
Harga AVAX
Berdasarkan data Coinmarketcap, Rabu (6/7/2022), harga Avalanche Coin (AVAX) adalah Rp 268.851 dengan volume perdagangan 24 jam sekitar Rp 8,7 triliun.
AVAX menguat 0,30 persen dalam 24 jam terakhir. Sedangkan untuk peringkat Coinmarketcap saat ini adalah 17 dengan kapitalisasi pasar Rp 76 triliun. Hingga saat ini telah terjadi peredaran suplai sekitar 282,8 juta AVAX dari maksimal 720 juta AVAX.
Harga Kripto Rabu Pagi 6 Juli 2022
Sebelumnya, harga bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau alami pergerakan beragam pada perdagangan Rabu (6/7/2022). Beberapa kripto yang sempat menguat kini harus kembali melemah.
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Rabu pagi 6 Juli 2022, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) menguat tipis 2,36 persen dalam 24 jam, tetapi masih melemah 0,22 persen sepekan.
Saat ini, harga bitcoin berada di level USD 20.338 per koin atau setara Rp 305,3 juta (asumsi kurs Rp 15.014 per dolar AS).
Ethereum (ETH) juga masih menguat pagi ini. Selama 24 jam terakhir, ETH naik 1,22 persen, tetapi masih melemah 1,54 persen dalam sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level USD 1.145 per koin.
Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) masih bertahan di zona hijau sejak kemarin. Dalam 24 jam terakhir BNB menguat 1,62 persen dan 0,16 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga USD 231,75 per koin.
Kemudian Cardano (ADA) pagi ini harus kembali koreksi setelah kemarin sempat menguat. Dalam satu hari terakhir ADA melemah 1,27 persen dan 4,16 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level USD 0,4574 per koin.
Advertisement
Harga Kripto Lainnya
Adapun Solana (SOL) kembali melemah pagi ini Sepanjang satu hari terakhir SOL turun 0,73 persen dan 0,59 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level USD 35,80 per koin.
XRP juga kembali melemah hari ini. XRP ambles tipis 0,37 persen dalam 24 jam terakhir dan 5,19 persen dalam sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga USD 0,3253 per koin.
Stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini sama-sama menguat 0,01 persen. Dengan begitu membuat USDT berada di level USD 0,9991 dan USDC dihargai USD 1,00.
Sedangkan Binance USD (BUSD) melemah 0,07 persen dalam 24 jam terakhir, tetapi harganya masih berada di level USD 1,00
Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto kembali menguat cukup besar pada hari ini yaitu di level USD 912,3 miliar dari sebelumnya di level USD 899 miliar.