Liputan6.com, Jakarta - Fantom adalah platform kontrak pintar terdesentralisasi sumber terbuka untuk DApps dan aset digital yang dibuat sebagai alternatif untuk Ethereum.
Dilansir dari Coinmarketcap, Fantom memiliki tujuan untuk mengatasi keterbatasan blockchain generasi sebelumnya dan menyeimbangkan tiga komponen yaitu skalabilitas, keamanan, dan desentralisasi.
Proyek ini menawarkan seperangkat alat untuk menyederhanakan proses integrasi DApps yang ada, serta sistem hadiah yang terperinci dan instrumen DeFi bawaan. Fantom memiliki token kripto sendiri yang disebut FTM Coin.
Advertisement
Token utilitas jaringan Fantom, FTM Coin harus mencatatkan performa buruk dalam 24 jam dan sepekan terakhir.
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Senin (19/9/2022), FTM Coin harus melemah 11,84 persen dalam sehari terakhir dan terkoreksi cukup besar yaitu 19,68 persen sepekan. Hal itu membuat FTM Coin saat ini berada di harga Rp 3.363 dengan volume perdagangan 24 jam terakhir sebesar Rp 2 triliun.
Sedangkan untuk peringkat Coinmarketcap saat ini adalah 67. FTM Coin memiliki kapitalisasi pasar sekitar Rp 8,5 triliun. Hingga saat ini telah terjadi peredaran suplai sebanyak 2,5 miliar FTM Coin dari maksimal suplai 3,1 miliar FTM.
Fantom Foundation merupakan pihak yang mengawasi Initial Coin Offering (ICO) FTM Coin. Fantom awalnya dibuat pada 2018, namun diluncurkan bersamaan dengan mainnet Fantom, OPERA, pada Desember 2019.
Opera ini adalah lapisan pengembangan aplikasi atau platform penyebaran mainnet Fantom, DApps hosting tanpa izin dan sumber terbuka. Berkat integrasi EVM dan dukungan untuk bahasa pemrograman Solidity, Fantom memiliki kemampuan kontrak pintar yang lengkap.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Harga Kripto 19 September 2022
Sebelumnya, mengawali pekan ketiga September 2022, harga Bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau alami pergerakan yang beragam pada perdagangan Senin, 19 September 2022. Mayoritas kripto kembali berada di zona merah.
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Senin pagi (19/9/2022), kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) anjlok 2,60 persen dalam 24 jam terakhir dan 9,58 persen sepekan.
Saat ini, harga bitcoin berada di level USD 19.513 per koin atau setara Rp 292,6 juta (asumsi kurs Rp 14.492 per dolar AS).
Ethereum (ETH) juga kembali melemah pagi ini. Sentimen The Merge nyatanya belum mampu mendorong harga ETH. Selama 24 jam terakhir, ETH anjlok 7,88 persen dan 22,85 persen dalam sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level USD 1.337 per koin.
Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) juga turut melemah. Dalam 24 jam terakhir BNB turun 4,26 persen dan 8,93 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga USD 266,36 per koin.
Kemudian Cardano turut ambles. Dalam satu hari terakhir ADA ambles 7,13 persen dan 10,89 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level USD 0,4669 per koin.
Advertisement
Harga Kripto Lainnya
Adapun Solana (SOL) kembali bertengger di zona merah. Sepanjang satu hari terakhir SOL terkoreksi 2,56 persen dan 0,64 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level USD 44,94 per koin.
XRP berhasil menguat di tengah kripto lain yang melemah. XRP melesat 2,15 persen dalam 24 jam terakhir dan 8,30 persen sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga USD 0,3824 per koin.
Stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini sama-sama melemah 0,01 persen. Hal tersebut membuat harga keduanya masih bertahan di level USD 1,00
Sedangkan Binance USD (BUSD) menguat 0,016 persen dalam 24 jam terakhir, membuat harganya kembali bertengger di level USD 1,00.
Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto dalam 24 jam kembali turun di bawah USD 1 triliun, tepatnya di level USD 933,8 miliar.
Studi: Pengguna Kripto Global Sentuh 320 Juta, Asia dan Afrika Memimpin
Sebelumnya, sebuah studi baru dari perusahaan pembayaran aset digital, TripleA mengungkapkan ratusan juta orang di seluruh dunia menggunakan cryptocurrency.
TripleA yang berbasis di Singapura mengatakan perusahaan mengumpulkan data dari lebih dari selusin laporan dan survei untuk mendapatkan kumpulan statistik yang paling menyeluruh dan akurat untuk studi mereka.
Menurut penelitian perusahaan, tingkat kepemilikan kripto global mencapai rata-rata 4,2 persen pada 2022, yang berarti ada lebih dari 320 juta pengguna aset digital di seluruh dunia.
Memimpin biaya adopsi kripto global adalah AS dengan 46 juta pengguna, diikuti oleh India dan Pakistan dengan masing-masing 27 juta dan 26 juta pengguna.
Berdasarkan benua, penelitian ini mengungkapkan Asia berada di depan kurva dengan 130 juta pengguna kripto. Afrika menempati posisi kedua dengan 53 juta pengguna kripto diikuti oleh 51 juta pengguna di Amerika Utara.
Menurut penelitian, pertumbuhan pengguna kripto sejak 2014 tampaknya mengikuti lintasan adopsi internet pada 1990-an. Adapun Bitcoin (BTC), penelitian ini menyoroti nilai crypto terkemuka berdasarkan kapitalisasi pasar tumbuh 540.000 persen mengejutkan dari 2012 hingga 2021.
“Bitcoin mencapai tingkat pertumbuhan tahunan 60 persen pada 2021 dan pasar cryptocurrency diprediksi akan tumbuh dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 56,4 persen dari 2019 hingga 2025,” isi laporan tersebut, dikutip dari Daily Hodl, Senin (19/9/2022).
Melihat dampak kripto di berbagai industri, penelitian ini menyoroti 85 persen bisnis yang berbasis di AS mengatakan memungkinkan pembayaran aset digital adalah prioritas tinggi.
Selain itu, bisnis yang menerima pembayaran kripto menyaksikan peningkatan rata-rata laba atas investasi sebesar 327 persen dan lonjakan pelanggan baru hingga 40 persen.
Advertisement