Liputan6.com, Jakarta - Sekitar lebih dari separuh warga Rusia berusia 18-65 tahun bersiap simpan uang dalam mata uang digital bank sentral (CBDC) yang dikeluarkan bank sentral Rusia. Hal ini berdasarkan survei terhadap 2.000 warga.
Dikutip dari Bitcoin.com, ditulis Senin (28/8/2023), berdasarkan hasil survei yang dikutip harian Rusia Izvestia pada Kamis, 24 Agustus 2023, sekitar 25 persen responden menuturkan akan konversi antara 5.000-20.000 rubel atau sekitar USD 50-USD 200 ke rubel digital.
Sekitar 15 persen responden mengakui akan transfer tidak lebih dari 5.000 rubel ke bentuk baru elektronik. Sekitar 9 persen lainnya akan menggunakan sistem rubel digital untuk menyimpan dana pribadi antara 20.000-50.000 rubel.
Advertisement
Di sisi lain, sekitar dua persen responden bersedia simpan 50.000-100.000 rubel dalam uang digital bank sentral. Sekitar 3 persen, jumlahnya akan melebihi 100.000 rubel. Namun, hanya 2 persen yang siap simpan seluruh tabungannya dalam rubel digital.
Sebagian besar dari mereka yang ikut serta dalam survey menuturkan, kalau ingin mulai menggunakan CBDC dalam kegiatan sehari-hari. Akan tetapi, sekitar 22 persen menolak karena kurangnya informasi yang memadai mengenai teknologi. Selain itu, sekitar 21 persen, ketakutan akan pencurian siber dan kegagalan sistem.
Undang-Undang yang dirancang untuk memfasilitasi pengenalan rubel digital diadopsi oleh kedua majelis parlemen Rusia dan ditandatangani oleh Presiden Rusia Vladimir Putin pada Juli 2023.
Pada 15 Agustus, bank yang berpartisipasi dalam proyek percontohan mulai menguji operasi CBDC dengan pengguna sebenarnya.
Otoritas Moneter Rusia menuturkan kepada Izvestia kalau mereka bertujuan membuat transaksi rubel digital menjadi sederhana, nyaman, dan murah bagi pelaku bisnis. Sementara bagi warga negara, transaksi tersebut juga tidak dikenai biaya.
CBDC dapat memasuki sirkulasi massal pada 205-2027, regulator menambahkan. Selain itu dicatat pada awalnya transfer ke dompet rubel digital akan dibatasi hingga 300.000 rubel per bulan.
Salah Satu Bank Terbesar Rusia Rosbank Bakal Pakai Kripto untuk Pembayaran
Sebelumnya, salah satu bank terbesar Rusia, Rosbank, akan menggunakan cryptocurrency untuk melakukan pembayaran lintas batas. Bank yang terkena sanksi itu telah melakukan uji coba transaksi dengan klien korporat dan swasta.
Dilansir dari Yahoo Finance, Rabu (23/8/2023), Departemen Keuangan AS tahun lalu memberi sanksi kepada Rosbank dan pemiliknya, oligarki Vladimir Olegovich Potanin, yang terdaftar di Bloomberg sebagai orang terkaya Rusia.
Vedomosti tidak mengatakan cryptocurrency mana yang akan digunakan bank tetapi menambahkan ia bekerja dengan perusahaan fintech B-Crypto untuk proyek tersebut. Potanin, yang menghasilkan miliaran dari komoditas dan skema pinjaman untuk saham yang kontroversial di negara itu, telah berbicara tentang ekonomi digital sebelumnya:
Pada 2022, dia mengatakan aset token dan mata uang digital bank sentral akan membantu negara bergerak maju.
Tahun lalu, Wakil Menteri Keuangan Rusia, Alexey Moiseyev juga mengatakan negara sedang menjajaki penggunaan stablecoin untuk melakukan pembayaran dengan “negara sahabat.” Idenya adalah negara tidak perlu melakukan transaksi dalam dolar atau euro.
Rusia memiliki peraturan yang rumit seputar mata uang kripto. Bank sentral negara tersebut mengatakan tahun lalu penambangan dan transaksi Bitcoin harus dilarang, tetapi kementerian keuangan mengatakan inovasi tidak boleh ditahan dan menyerukan regulasi.
Presiden Rusia Vladimir Putin bahkan mengatakan Rusia bisa menjadi pusat penambangan Bitcoin.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement
Rusia Bakal Mulai Uji Coba CBDC Dengan 13 Bank
Bank sentral Russia (BoR) telah mengungkapkan mereka akan mulai menguji operasi proyek mata uang digital bank sentral Rusia (CBDC) dengan rubel digital.
Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Bank Rusia menunjukkan uji coba akan melibatkan partisipasi dari 13 bank dan kelompok terbatas dari klien mereka.
Menurut wakil gubernur pertama Bank Rusia, Olga Skorobogatova operasi percontohan menggunakan rubel digital asli merupakan fase penting dalam proyek tersebut.
Langkah ini memfasilitasi pemeriksaan fungsionalitas platform rubel digital dalam konteks industri, penyempurnaan prosedur penting dalam kolaborasi dengan klien, potensi penyesuaian proses, dan jaminan pengalaman klien yang ramah pengguna dan dapat dipahami.
Skorobogatova menambahkan strategi bank melibatkan penggunaan rubel digital secara luas, bergantung pada hasil pengujian bertahap dan bergantung pada keberhasilan pelaksanaan uji coba komprehensif yang mencakup semua kemungkinan operasional yang melibatkan rubel digital.
“Diharapkan mulai 2025 masyarakat dan dunia usaha dapat secara aktif menggunakan mata uang digital nasional atas permintaan sendiri,” kata Skorobogatova, dikutip dari Cointelegraph, Rabu (16/8/2023).
Fokus Fase Awal
Sesuai pengumuman, fase awal program percontohan akan fokus pada penyempurnaan proses fundamental, termasuk pembentukan dan pendanaan akun rubel digital (dompet digital), transaksi rubel digital di antara individu, pembayaran otomatis yang tidak rumit, dan penggunaan kode QR untuk transaksi yang melibatkan pembelian dan layanan.
Mereka yang mengambil bagian dalam inisiatif percontohan akan memiliki kesempatan untuk menggunakan rubel digital untuk pembayaran di 30 perusahaan ritel yang berlokasi di 11 kota di Rusia.
Tujuannya adalah untuk memperluas daftar peserta percontohan pada akhir 2023, yang mencakup baik individu maupun bisnis.
Pada 2024, rangkaian transaksi akan ditingkatkan, menampilkan skenario pembayaran tambahan yang menggunakan kode QR dinamis dan memfasilitasi transfer antar badan hukum. Selain itu, cakupan template untuk pembayaran otomatis yang tidak rumit akan diperluas.
Advertisement