Mau Investasi Kripto? Ketahui Dulu Perbedaan Bitcoin, Altcoin, dan Meme Coin

Simak perbedaan beberapa jenis kripto yang tengah dikenal luas dan banyak diminati, yaitu Bitcoin, Altcoin, hingga Meme Coin.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 31 Mei 2024, 06:00 WIB
Diterbitkan 31 Mei 2024, 06:00 WIB
Kripto. Dok: Traxer/Unsplash
Kripto. Dok: Traxer/Unsplash

Liputan6.com, Jakarta - Sebagian besar mata uang kripto tidak didukung oleh aset dasar seperti emas, komoditas lain, atau mata uang fiat.

Beberapa koin kripto hanya bernilai sesuai dengan keinginan pedagang berikutnya untuk membayarnya, itulah sebabnya koin tersebut dianggap sangat fluktuatif dan dapat mengalami perubahan harga yang tidak dapat diprediksi.

"Meskipun kripto yang sudah mapan seperti Bitcoin dan Ethereum mungkin memiliki sentimen yang menguntungkan para pedagang saat ini, mereka pada akhirnya hanya didorong oleh sentimen," kata James Royal, analis investasi dan manajemen kekayaan utama di Bankrate, mengutip CNBC International, Jumat (31/5/2024).

"Jika para pedagang memutuskan bahwa koin-koin tersebut tidak lagi berharga, maka tidak ada bisnis mendasar yang dapat mendukung harga koin-koin tersebut, seperti halnya dengan saham," jelasnya.

"Namun jika Anda tertarik untuk mencoba peruntungan di pasar kripto, cobalah dana yang diperdagangkan di bursa Bitcoin," sebut Royal.

Sebelum memulai investasi, baiknya untuk mengetahui terlebih dahulu beberapa jenis kripto yang kini tengah dikenal luas dan banyak diminati, yaitu Bitcoin, Altcoin, hingga Meme Coin.

Bitcoin

Bitcoin adalah mata uang kripto asli dan terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, yaitu lebih dari USD 1,3 triliun, menurut CoinMarketCap.

Mata uang kripto ini dbuat oleh Satoshi Nakamoto, seseorang atau sekelompok individu yang identitasnya masih menjadi misteri. Nakamoto membayangkan Bitcoin sebagai versi alternatif dari uang virtual yang tidak bergantung pada pemerintah atau lembaga keuangan, seperti bank, untuk berfungsi dan memfasilitasi pembayaran.

Seperti banyak mata uang kripto lainnya, Bitcoin didukung oleh teknologi blockchain, yang berfungsi sebagai buku besar digital terdesentralisasi yang melacak transaksi yang dilakukan dalam jaringan.

Bitcoin juga memiliki persediaan terbatas sebanyak 21 juta koin. Ini berarti tidak ada Bitcoin baru yang akan dikeluarkan setelah 21 juta koin ditambang.

Kelangkaan ini memang disengaja, karena batas pasokan memastikan bahwa Bitcoin tetap menjadi aset yang langka sehingga, secara teoritis, seiring dengan meningkatnya permintaan dan pasokan tetap sama, nilai Bitcoin juga meningkat.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Altcoin

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital.
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Altcoin, juga dikenal sebagai koin alternatif, mengacu pada mata uang kripto apa pun selain Bitcoin. Meskipun beberapa token digital ini mungkin beroperasi serupa dengan Bitcoin, mereka dibangun di jaringan blockchain yang berbeda.

Ada ribuan Altcoin, yang biasanya dibuat dengan tujuan tertentu. Stablecoin, misalnya. Stablecoin adalah jenis Altcoin yang mematok nilainya pada aset lain, seperti emas atau dolar AS, dengan tujuan menstabilkan harganya.

Di luar Stablecoin, banyak Altcoin yang memperoleh nilainya dari permintaan pasar dan preferensi pedagang. Namun, hal ini dapat membuat mereka sangat rentan terhadap perubahan harga yang cepat dan tidak terduga, menurut James Royal, analis investasi dan manajemen kekayaan utama di Bankrate.

"Jika permintaan berkurang, Anda hanya akan memiliki aset digital yang tidak berharga dan cerita yang bagus," ungkap Royal kepada CNBC Make It.

Selain itu, dengan banyaknya Altcoin yang tersedia, penting untuk mewaspadai potensi penipuan. Salah satu jenis penipuan investasi kripto yang paling umum mendorong Anda untuk membeli koin tertentu dalam jumlah besar, lalu mentransfernya ke dompet penipu.

"Sebelum Anda berinvestasi dalam kripto, carilah secara online nama perusahaan atau orang dan nama mata uang kripto, ditambah kata-kata seperti 'ulasan', 'penipuan', atau 'keluhan'," demikian keterangan Komisi Perdagangan Federal AS di situs webnya. 


Meme Coin

Ilustrasi Kripto PEPE Coin. (Foto By AI)
Ilustrasi Kripto PEPE Coin. (Foto By AI)

Di bawah payung Altcoin terdapat Meme Coin.

Token virtual ini biasanya dibuat untuk hiburan dan diberi nama berdasarkan meme internet atau referensi budaya pop. Meskipun setiap Meme Coin adalah Altcoin, setiap altcoin belum tentu merupakan Meme Coin.

Meskipun semua mata uang kripto memiliki risiko, Meme Coin bisa sangat berbahaya bagi para pedagang, Royal mengingatkan.

"Meme Coin adalah salah satu mata uang kripto yang paling berisiko karena muncul entah dari mana dan informasi tentangnya sangat sedikit," katanya.

"Nilai-nilai tersebut diperkirakan akan melonjak dan anjlok seiring dengan pergeseran sentimen publik ke sana kemari. Meme Coin mungkin menarik perhatian publik hari ini dan akan hilang besok," bebernya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya