Liputan6.com, Jakarta - PEPE adalah memecoin deflasi yang diluncurkan di Ethereum. Cryptocurrency dibuat sebagai penghargaan untuk karakter meme di internet Pepe the Frog, yang dibuat oleh Matt Furie, yang mendapatkan popularitas di awal tahun 2000-an.
Dilansir dari Coinmarketcap, proyek ini bertujuan untuk memanfaatkan popularitas koin meme, seperti Shiba Inu dan Dogecoin, dan berusaha untuk memantapkan dirinya sebagai salah satu cryptocurrency berbasis meme teratas.Â
Advertisement
PEPE mengimbau komunitas cryptocurrency dengan melembagakan kebijakan tanpa pajak, sistem redistributif yang memberi penghargaan kepada pemegang saham jangka panjang, dan mekanisme pembakaran untuk mempertahankan kelangkaan koin PEPE.
Advertisement
Peta jalan PEPE menampilkan tiga fase, di mana fase pertama termasuk daftar di CoinMarketCap, dan mendapatkan trending $PEPE di Twitter, sementara fase dua termasuk daftar di bursa terpusat (CEX) dan fase tiga termasuk daftar pertukaran tingkat 1.
Harga PEPE Coin
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Jumat (14/2/2025) PEPE Coin melemah 1,52 persen dalam 24 jam terakhir. Harga PEPE Coin saat ini berada di level Rp 0,1599 dengan volume perdagangan 24 jam terakhir sebesar Rp 9,36 triliun.Â
PEPE Coin memiliki kapitalisasi pasar sekitar Rp 67,28 triliun. Hingga saat ini telah terjadi peredaran suplai sebanyak 420,6 triliun PEPE Coin dari maksimal suplai 420,6 triliun.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Â
Harga Kripto Teratas
Harga Bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau alami pergerakan yang beragam pada Jumat (14/2/2025). Mayoritas kripto jajaran teratas terpantau kembali berada di zona merah.
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) kembali melemah. Bitcoin turun 1,14 persen dalam 24 jam, tetapi masih menguat 0,14 persen sepekan.Â
Saat ini, harga Bitcoin berada di level USD 96.567 per koin atau setara Rp 1,57 miliar (asumsi kurs Rp 16.360 per dolar AS).Â
Ethereum (ETH) kembali melemah. ETH merosot 2,92 persen sehari terakhir dan 0,95 persen sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level Rp 43,4 juta per koin.Â
Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) turut melemah. Dalam 24 jam terakhir BNB turun 4,87 persen, tetapi masih menguat 16,36 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga Rp 10,8 juta per koin.Â
Kemudian Cardano (ADA) masih berada di zona hijau. ADA menguat 0,77 persen dalam sehari dan 4,57 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level Rp 13.159 per koin.
Adapun Solana (SOL) masih melemah. SOL ambles 1,88 persen dalam sehari, tetapi masih menguat 2,06 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level Rp 3,15 juta per koin.Â
Advertisement
Harga Kripto Lainnya
XRP masih berada di zona hijau. XRP naik 2,34 persen dalam 24 jam dan 9,,13 persen sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga Rp 41.401 per koin.Â
Koin Meme Dogecoin (DOGE) juga kembali melemah. Dalam satu hari terakhir DOGE turun 1,48 persen,tetapi masih menguat 5,27 persen sepekan. Ini membuat DOGE diperdagangkan di level Rp 4.259 per token.
Stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini sama-sama menguat, masing-masing menguat 0,02 dan 0,01 persen. Ini membuat harga keduanya sama yaitu USD 1,00.
Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto hari ini berada di level USD 3,18 triliun atau setara Rp 52.008 triliun, menguat sekitar 0,67 persen dalam sehari terakhir.
Â
Â
Data Inflasi AS
Sebelumnya, harga Bitcoin (BTC) sempat turun di bawah USD 95.000 atau setara Rp 1,55 miliar (asumsi kurs Rp 16.370 per dolar AS) setelah data inflasi terbaru menunjukkan angka yang lebih tinggi dari perkiraan.Â
Kondisi ini semakin mengikis harapan investor bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga dalam pertemuan bulan Maret. Inflasi Amerika Serikat (AS) naik menjadi 3% pada Januari 2025.Â
Dilansir dari Yahoo Finance, Kamis (13/2/2025), meski sempat melemah, Bitcoin berhasil pulih dan kembali diperdagangkan di kisaran USD 97.000 atau setara Rp 1,58 miliar. Saham perusahaan yang terkait dengan Bitcoin, seperti MicroStrategy (MSTR), Coinbase (COIN), dan Marathon Holdings (MARA), juga mengalami pergerakan yang mencerminkan pola serupa.
Namun, kenaikan inflasi serta ketidakpastian terkait kebijakan tarif yang berpotensi memperburuk inflasi bukan kabar baik bagi Bitcoin sebagai instrumen investasi. Suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan daya tarik Obligasi Pemerintah, yang menawarkan imbal hasil lebih besar dengan risiko lebih rendah dibandingkan aset spekulatif seperti Bitcoin.
Apa yang Terjadi dengan Bitcoin?
Pada 20 Januari 2025, Bitcoin sempat mencapai rekor tertinggi di atas USD 109.000, tepat sebelum pelantikan Presiden AS Donald Trump. Banyak investor berharap regulasi yang lebih bersahabat terhadap aset digital di bawah kepemimpinan Trump akan membawa dampak positif bagi pasar kripto.
Namun, meskipun optimisme ini cukup besar, harga Bitcoin tetap fluktuatif dan belum menunjukkan tren kenaikan yang konsisten.
Beberapa analis, termasuk kepala aset digital BlackRock, telah berargumen Bitcoin lebih mirip dengan aset lindung nilai seperti emas, yang cenderung berkinerja baik saat ketidakpastian ekonomi meningkat.Â
Namun, teori ini mulai dipertanyakan karena Bitcoin sering kali bergerak sejalan dengan aset berisiko seperti saham tradisional, yang juga mengalami penurunan setelah laporan inflasi terbaru dirilis.
Advertisement
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)