Jelang Hari Disabilitas Internasional, Minum Kopi Sambil Belajar Bahasa Isyarat

Para tamu undangan jamuan makan malam Hari Disabilitas Internasional dapat menikmati seduhan kopi spesial dari para barista penyandang disabilitas secara cuma-cuma.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Nov 2019, 09:02 WIB
Diterbitkan 29 Nov 2019, 09:02 WIB
Disabilitas
Tamu undangan yang ingin menikmati kopi dapat berkomunikasi dan berinteraksi secara langsung dengan barista Koptul yang merupakan disabilitas tunawicara. (Foto: Liputan6.com/Winda Nelfira)

Liputan6.com, Jakarta Ada yang menarik di acara jamuan makan malam "Hari Disabilitas Internasional" yang diselenggarakan oleh Kementerian Sosial RI di Gedung Aneka Bhakti, Jakarta Pusat, Kamis malam, (28/11/2019). Para tamu undangan dapat menikmati seduhan kopi spesial dari para barista penyandang disabilitas secara cuma-cuma.

Malam itu, Kedai Koptul (Kopi Tuli) sebagai salah satu wujud kreativitas penyandang disabilitas yang ingin berwirausaha unjuk kebolehan meracik kopi.

Menariknya tamu undangan yang ingin menikmati kopi dapat berkomunikasi dan berinteraksi secara langsung dengan barista Koptul yang merupakan disabilitas tunawicara.

Kemasan Koptul pun dibuat semenarik mungkin dan berbeda dengan minuman kedai kopi kebanyakan. Pembeli diajak menikmati kopi sambil belajar bahasa isyarat. Abjad bahasa isyarat Indonesia akan ditemui di kemasan Koptul. Tentunya racikan kopi yang disajikan barista Koptul tak kalah nikmat dengan seduhan kedai kopi lainnya.

 

Tak Kalah Nikmat dari Racikan Kedai Kopi Kekinian

Disabilitas
Racikan kopi dari teman-teman penyandang disabilitas tak kalah nikmat dari racikan kedai kopi kekinian. (Foto: Liputan6.com/Winda Nelfira)

Tak hanya Koptul, hadir pula kedai Artne Coffee yang para baristanya juga penyandang disabilitas. Tamu undangan akan menjumpai dua barista disabilitas tuna rungu yang siap menyajikan seduhan kopi. Anggi dan Krida mendapat pelatihan meracik kopi di Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Sensosrik Netra (BRSPDSN) Mahatmiya, Bali.

Anggi dan Krida dengan terampil meracik kopi untuk para tamu yang ingin menikmati kopi. Keduanya merasa senang dapat hadir di jamuan makan malam Hari Disabilitas Internasional dan ingin memotivasi teman-teman disabilitas agar dapat menggali potensi yang dimiliki dan hidup mandiri.

"Karena ingin maju sebagai disabilitas saya tidak boleh menyusahkan orang lain, saya ingin mandiri. Jadi pesannya untuk teman-teman disabitas adalah jangan terfokus pada kekurangan sebagai disabilitas tapi gali potensimu," ucap Anggi di acara jamuan makan malam "Hari Disabilitas Internasional: Indonesia inklusi, Disabitas Unggul."

 

Ketika Difabel Berkesenian

Disabilitas
Para penyandang disabilitas pun mampu unjuk kemampuan berkesenian di jamuan makan malam "Hari Disabilitas Internasional" yang diselenggarakan Kemensos RI. (Foto: Liputan6.com/Winda Nelfira)

Para pengisi acara yang berpartisipasi jamuan makan malam juga merupakan para penyandang disabilitas. Seperti paduan suara penyandang disabitas yang menyanyikan lagu Indonesia raya dengan bahasa isyarat, pembacaan doa oleh tuna netra, hingga hadir pula catur band yang semua anggotanya merupakan penyandang disabilitas.

Ditampilkan pula video terkait penyandang disabilitas di dunia kerja yang dipersembahkan oleh kementerian sosial RI, yang menunjukkan bahwa penyandang disabilitas juga mampu berkontribusi di dunia kerja.

Berbagai pihak dengan latar belakang berbeda yang dihadirkan sebagai tamu undangan sendiri sesuai dengan tema yang diusung, yaitu "Indonesia inklusi, disabilitas unggul," yang bertujuan untuk mempererat hubungan semua pihak dengan penyandang disabilitas. 

 

Penulis: Winda Nelfira

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya