Tips Berolahraga bagi Penyandang Disabilitas

para ahli mengatakan manfaat ini juga berlaku untuk penyandang disabilitas. Sehingga ada yang disebut olahraga adaptif, yaitu kegiatan yang dimodifikasi untuk penyandang disabilitas.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 20 Des 2021, 15:00 WIB
Diterbitkan 20 Des 2021, 15:00 WIB
Asian Para Games 2018
Asian Para Games merupakan ajang olahraga untuk atlet disabilitas. Ajang ini digelarsetiap empat tahun sekali.2.831 atlet dari 43 negara ambil bagian dalam ajang pertandingan yang menggelar 531 nomor pertandingan dalam 18 cabang olahraga.

Liputan6.com, Jakarta Olahraga penting untuk semua, termasuk penyandang disabilitas. Karena dengan berolahraga secara teratur dan konsisten, itu membantu Anda mengontrol berat badan, mengurangi risiko penyakit jantung, meningkatkan kesehatan mental dan suasana hati, memperkuat tulang dan otot, bahkan bisa mengurangi risiko beberapa jenis kanker (kanker usus besar, payudara, rahim, dan paru-paru).

Bahkan para ahli mengatakan manfaat ini juga berlaku untuk penyandang disabilitas. Sehingga ada yang disebut olahraga adaptif, yaitu kegiatan yang dimodifikasi untuk penyandang disabilitas, yang juga memberikan peningkatan kesejahteraan fisik dan mental, serta peningkatan kemandirian, tujuan, dan interaksi sosial.

Dikutip dari ameridisability, Department of Veterans Affairs mengatakan, "veteran penyandang disabilitas yang berpartisipasi dalam laporan olahraga menyampaikan stres berkurang, serta tidak lagi ketergantungan pada obat nyeri dan depresi, lebih sedikit kondisi medis sekunder, pencapaian yang lebih tinggi dalam pendidikan dan pekerjaan, dan lebih mandiri."

Veteran Angkatan Darat Jennifer Steele mengatakan, "Olahraga benar-benar membuatku merasa hidup kembali!".

Paralyzed Veterans of America, sebuah organisasi layanan yang mengadvokasi para veteran yang telah mengalami cedera tulang belakang atau penyakit seperti MS (multiple sclerosis) atau ALS (amyotrophic lateral sclerosis), juga mengatakan kalau olahraga adaptif sangat membantu mereka menjalani rehabilitasi sekaligus meningkatkan kualitas hidup mereka.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Jenis olahraga untuk penyandang disabilitas

Adapun olahraga adaptif tidak mengubah olahraga yang dimainkan oleh atlet berbadan sehat tetapi hanya memungkinkan modifikasi agar sesuai dengan kebutuhan atlet penyandang disabilitas. Selain itu juga untuk memastikan atlet difable juga bisa bermain dan bersaing setara dengan atlet berbadan sehat.

Belum lama ini, diadakan Paralympic games. Itu merupakan salah satu acara olahraga internasional terbesar. Disana, para atlet penyandang disabilitas akan bersaing menunjukkan kemampuannya dan untuk meraih medali kemenangan yang membawa nama negaranya. Selain itu, para atlet ini juga menunjukkan bahwa menjadi penyandang disabilitas bisa berolahraga.

Dikutip dari League, berikut ini beberapa tips berolahraga untuk penyandang disabilitas.

Kuncinya adalah mencari tahu apa yang terasa terbaik untuk Anda dan bagaimana Anda ingin bergerak. Jika Anda melakukannya akan menginspirasi Anda untuk bergerak dan merasakan kemajuan, sehingga Anda lebih termotivasi dan percaya diri.

1. Lacak jarak, waktu, atau detak jantung Anda

Ini untuk mengukur standarisasi latihan Anda dan memberi Anda dasar untuk memulai. Jarak itu sendiri tidak masalah, karena jika Anda menggunakan alat bantu berjalan, Anda mungkin tidak bisa berjalan sejauh rekomendasi non-difabel. Sedangkan jika Anda menggunakan kursi roda, bahkan jarak yang Anda tempuh bisa lebih jauh darinya.

Jadi yang terpenting adalah menggunakan jarak dan waktu sebagai ukuran standarisasi yang mungkin kedepannya bisa Anda tingkatkan. Cobalah bergerak selama 15-20 menit dengan cara apa pun yang terasa nyaman bagi Anda dan lacak seberapa jauh Anda pergi.

Kemudian setelah terbiasa dengan standar yang Anda buat, secara berahap tingkatkan jarak dan waktu yang dihabiskan untuk bergerak, atau jarak yang sama namun dalam waktu yang lebih singkat untuk meningkatkan intensitas latihan.

2. Aktivitas lain

Selain latihan yang pertama, Anda juga bisa berolahraga sembari melakukan:

- Pekerjaan rumah tangga

- Berkebun

- Bermain dengan anak atau hewan peliharaan (atau keduanya)

- Membeli bahan makanan atau pergi ke toko

- Peregangan aktif atau yoga

- aktivitas aerobik, bulutangkis, renang, dsb)

- Menari

 


3. Tidak membandingkan diri sendiri dan orang lain

Hal yang sulit untuk membandingkan diri kita dengan orang lain, begitupula antar penyandang disabilitas. erutama dalam hal aktivitas fisik, terkadang Anda mungkin merasa kurang atau tidak cukup baik berdasarkan kemajuan orang lain.

Ketika itu terjadi, ingatkan diri Anda, tujuan yang ingin dicapai adalah mendukung tubuh, kesehatan dan kesejahteraan. Dengan mendorong diri sendiri untuk mencoba hal-hal baru, menggerakkan tubuh, mengeksplorasi apa arti aktivitas fisik bagi Anda saja sudah merupakan kesuksesan dalam beraktivitas fisik. Anda pun layak untuk merasa senang karenanya.

Jika anggota gerak bagian bawah tidak berfungsi maka Anda bisa beraktivitas fisik dengan anggota gerak bagian atas. Misalnya berenang, mendayung, bulu tangkis, yoga, bahkan mendorong kursi roda sendiri juga termasuk menurut CDC.

Dikutip dari League, aktivitas fisik untuk penyandnag disabilitas dibagi ke dalam tiga kategori berikut ini.

1. Kegiatan aerobik

Kegiatan yang baik untuk kesehatan paru-paru dan jantung, sehingga tentu cara kerjanya dengan meningkatkan detak jantung dan pernapasan untuk waktu yang lama. Bertujuan untuk setidaknya 2,5 jam (150 menit) aktivitas aerobik sedang atau 1,25 jam (75 menit) latihan aerobik intensitas tinggi yang kuat setiap minggu. Aktivitas sedang hingga berat membuat Anda bernapas lebih keras dan jantung Anda memompa lebih cepat dari biasanya. Terkadang bisa membuat Anda berkeringat juga.

Kegiatannya berupa:- Bersepeda atau berjalan dengan langkah cepat, hiking atau berlari- Bersepeda roda tiga, bersepeda tangan, atau menggunakan sepeda adaptif- Berenang, aerobik air, atau terapi air- Menari (dengan pasangan atau di ruang tamu seperti tidak ada yang menonton)

Anda tidak harus melakukannya sekaligus. Berusahalah untuk mencapai rekomendasi ini sepanjang minggu untuk membuatnya lebih mudah dikelola. Tidak ada cara yang benar atau salah untuk melakukan beberapa latihan aerobik selama itu aman untuk Anda. Apapun kegiatan yang Anda sukai akan efektif selama jantung terpompa dan Anda merasa sedikit kehabisan napas.

2. Aktivitas penguatan otot dan tulang

Aktivitas ini bagus untuk Anda yang ingin menguatkan otot di bagian tubuh tertentu untuk merawat tubuh Anda. Kegiatannya berupa:- Resistance band dan weighted medicine balls- Latihan beban dengan bantuan pegangan- Ergometer lengan atau sepeda lengan- Dayung adaptif- Olahraga apa pun dengan bola beeper, kickball bip, atau bip frisbee- Lompat tali adaptif- Fisioterapi- Yoga- Seni bela diri

3. Kerjasama tim

Duduk bukan berarti tidak bergerak. Ada liga olahraga tim atau mitra yang disesuaikan yang dapat membantu Anda mencapai tujuan aerobik dan membangun kekuatan Anda pada saat yang bersamaan. Kegiatannya berupa:

- Olahraga powerchair, seperti sepak bola, curling, hoki, bowling, bocce ball, dan banyak lagi.

- Olahraga kursi roda, seperti tenis, bola basket, balap, bulu tangkis, bola voli, baseball, tenis meja, dan lainnya.

- Olahraga untuk orang-orang dengan perbedaan atau kehilangan anggota badan, seperti panahan, bersepeda, anggar, mendayung, menembak, ski, biathlon, hoki kereta luncur, dan banyak lagi.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya