Berkaca dari Gempa Cianjur, Penyandang Disabilitas dan Anak-Anak Lebih Rentan Kena Dampak Bencana

Gempa bumi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat berkekuatan magnitudo 5,6 pada Senin (21/11) pukul 13.21 WIB mengakibatkan ratusan orang meninggal dunia.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 25 Nov 2022, 18:00 WIB
Diterbitkan 25 Nov 2022, 18:00 WIB
Tim Gabungan Terus Lakukan Pencarian Korban Gempa Cianjur
Tim gabungan melakukan pencarian korban gempa Cianjur di kawasan Cugenang yang longsor, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (22/11/2022). Hingga siang ini, menurut Menko PMK Muhadjir Effendy korban meninggal akibat gempa Cianjur mencapai 162 orang. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Gempa bumi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat berkekuatan magnitudo 5,6 pada Senin (21/11) pukul 13.21 WIB mengakibatkan ratusan orang meninggal dunia.

Banyak di antaranya adalah anak-anak yang saat kejadian sedang berada di sekolah, madrasah, dan pesantren.

Menurut Direktur Eksekutif Plan Indonesia Dini Widiastuti, anak-anak, penyandang disabilitas, dan lanjut usia (lansia) lebih rentan terdampak bencana.

“Di area rawan bencana, seperti di Cianjur, pada jam 13.00, terutama di pedesaan, umumnya anak-anak sedang terkonsentrasi di sekolah-sekolah, madrasah, dan pesantren,” kata Dini dalam keterangan pers.

“Sedangkan, lansia, penyandang disabilitas, dan perempuan, sedang berada di rumah. Sementara, laki-laki di ladang, sawah, atau bekerja di luar ruang atau bangunan. Oleh karena itu, anak-anak, bersama difabel, manula, dan perempuan, menjadi lebih rawan terdampak,” kata tambahnya.

Untuk itu, lanjut dia, Plan Indonesia mendesak program-program tentang kesiapsiagaan bencana melalui sekolah, lembaga-lembaga masyarakat, seperti karang taruna, agar semakin diperkuat implementasinya oleh pemerintah. Terutama di daerah yang teridentifikasi rawan bencana, seperti di Cianjur.

Selain itu penting untuk memastikan bahwa sekolah dan bangunan di daerah-daerah ini pun tahan bencana. Program urban nexus dan sekolah tangguh bencana, yang selama ini sudah banyak diinisiasi oleh berbagai lembaga sosial kemasyarakatan, termasuk Plan Indonesia, dapat menjadi prioritas di daerah rawan bencana dan direplikasi serta diperkuat pelaksanaannya oleh pemerintah.

Update BNPB 24 November

Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto menyampaikan update jumlah korban.

"272 meninggal dunia, 165 telah diidentifikasi by name by address, 107 jenazah masih terus diidentifikasi. Sementara itu korban luka-luka 2.046 orang, warga mengungsi 62.545 orang," ujar Suharyanto saat memberikan keterangan pers di Kantor Bupati Cianjur, Kamis (24/11/2022).

Dirinya menambahkan, masih ada korban hilang di satu wilayah desa akibat tertimbun longsor yang terjadi pasca gempa.

"Korban hilang 39 di Cijedil, Kecamatan Cugenang akibat longsor, tujuh di antaranya orang sedang melintas dan ada saksi mata yang melihat," jelasnya.

"39 jiwa ini sudah teridentifikasi nama dan alamatnya," lanjutnya.

Kerugian materil juga masih terus dilakukan pendataan, laporan dari desa dan camat langsung ke posko utama.

"Total rumah rusak 56.311, rusak berat 22.267 unit, rusak sedang 11.836 unit dan rusak ringan 22.208 unit. Data ini akan diverifikasi dengan batasan yang sudah ada, ada Permen PUPR tentang spesifikasi kategori rumah rusak," kata Suharyanto.

Penanganan bencana masih akan terus dilakukan, hingga 24 November penanganan masih berfokus dalam pencarian dan penyelamatan korban.

Bantuan untuk Korban

Korban gempa Cianjur membutuhkan bantuan dari masyarakat Indonesia. Beberapa bantuan cepat yang telah disalurkan antara lain, paket hygine kit untuk anak laki-laki, paket kebersihan dan kesehatan menstruasi untuk anak perempuan, serta makanan dan air mineral untuk anak dan keluarga terdampak.

“Setelah mendapatkan data lebih akurat dari tim lapangan yang melakukan kaji cepat, kami akan dapat memetakan kebutuhan anak-anak lebih lanjut, baik anak perempuan maupun anak laki-laki, dalam situasi bencana seperti ini,” ujar Dini.

“Kami akan mengidentifikasi dampak bencana dan kebutuhan mereka secara spesifik termasuk terhadap layanan pengasuhan untuk anak yang kehilangan pengasuh, layanan psikososial, hunian sementara yang ramah anak, pendidikan sementara selama pengungsian.”

Bantuan lain yang tak kalah penting adalah layanan perlindungan anak dari kekerasan di situasi bencana serta layanan mendasar lainnya seperti kebutuhan air bersih dan peralatan kebersihan diri.

Donasi untuk Korban

Plan Indonesia juga membuka pintu donasi bagi masyarakat yang ingin menyalurkan bantuan untuk korban anak dan keluarga yang terdampak bencana gempa bumi di Cianjur.

Donasi tersebut dapat disalurkan melalui Bank Mandiri dengan no rekening 124-00-1288999-5, atas nama Plan International Indonesia.

Selain melalui rekening tersebut, Plan Indonesia juga berkolaborasi dengan komunitas Gelang Harapan atau HOPE yang diinisiasi oleh figur publik Wulan Guritno, Amanda Soekasah, dan Janna Soekasah Joesoef, untuk melakukan penggalangan bantuan melalui halaman crowdfunding yang nantinya akan disalurkan kepada masyarakat terdampak.

Dalam kesempatan tersebut, Dini juga menyampaikan keprihatinannya dengan besarnya jumlah korban usia anak-anak dalam bencana gempa bumi Cianjur.

“Hal ini harus menjadi perhatian semua pihak, agar lebih memperkuat implementasi program kesiapsiagaan bencana untuk anak,” pungkasnya.

INFOGRAFIS: Deretan Gempa Terbesar di Indonesia dalam 5 Tahun Terakhir (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: Deretan Gempa Terbesar di Indonesia dalam 5 Tahun Terakhir (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya