Suguhan Busana Akulturasi Mel Ahyar di Bazaar Fashion Festival

Di Bazaar Fashion Festival 2014, desainer Mel Ahyar angkat tema akulturasi dari inspirasi kerajaan Srivijaya.

oleh Bio In God Bless diperbarui 26 Okt 2014, 17:35 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2014, 17:35 WIB
Bazaar Fashion Festival 2014 - Mel Ahyar 04

Liputan6.com, Jakarta Adalah kepemimpinan raja Samaratungga dari Dinasti Syailendra yang merampungkan pembangunan Borobudur di tanah Jawa. Replika stupa dari bangunan bernafaskan konsep Budhisme ini hadir di White Cube Stage Bazaar Fashion Festival 2014 pada Sabtu (25/10/2014) di Jakarta Convention Center.

Stupa tersebut diperuntukkan sebagai latar dari peragaan busana koleksi Spring-Summer 2015 karya desainer Mel Ahyar. Adanya stupa tersebut di tengah ruang kubus putih tempat berlangsungnya acara memang punya sangkutan dengan inspirasi koleksi Mel Ahyar ini.

Borobudur yang kini berstatus sebagai UNESCO Wold Heritage adalah arsitektur yang selesai dibangun saat Samaratungga dan dinastinya, Syailendra, menjadi pemimpin dari Kerajaan Srivijaya. Hubungan antara Dinasti Syailendra dan Kerajaan Srivijaya dapat terlihat dari pernikahan antara Samaratungga dengan Dewi Tara yang merupakan anak dari raja Srivijaya sebelumnya, yakni Dharmasetu.

Melihat busana-busana yang didominasi warna hitam dengan motif floral warna-warni, mungkin tak banyak orang yang bisa mencari pengait antara koleksi tersebut dengan inspirasi Srivijaya yang disebut oleh Mel Ahyar dalam penjelasan koleksinya. Dalam penjelasan koleksi itu, Mel mengadopsi teori sejarah yang menyebut Srivijaya sebagai Suvarnabhumi yang berarti Land of Gold.

Akulturasi yang terjadi antar banyak budaya – Melayu, Tiongkok, India, Jawa, Timur Tengah – di kerajaan Srivijaya merupakan inti inspirasi dari koleksi bertajuk Suvarnabhumi hasil rancangan desainer lulusan ESMOD Paris ini. Apa yang bisa muncul di dunia fesyen dari proses akulturasi budaya? Beberapa rancangan Mel Ahyar ini lah salah satu jawaban yang bisa muncul.

Alih-alih terlihat akulturasi budaya secara teritorial, beberapa rancangan di koleksi Spring Summer 2015 dari Mel Ahyar ini terlihat sebagai hasil akulturasi budaya secara historis. Contohnya adalah gaya couture kontemporer yang mengakulturasi gaya busana eropa moderen dan klasik pada pleated dress yang menyerupai pumpkin.

Terlepas dari cukup sultinya melihat produk akulturasi pada rancangan-rancangan lain Mel di koleksi ini, secara umum karya-karya Mel Ahyar di Suvarnabhumi memperlihatkan bagaimana bidang seni lain, yakni seni ilustrasi, dikawinkan dengan seni rancang busana. Motif floral dengan warna-warni yang kontras dan juga gambar sosok perempuan oriental berpakaian tradisional pada karya-karya desain Mel, membuat koleksi ini tampak a bit artsy, a bit fashion, dan stand out dalam jalur yang normatively agreeable.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya