Ciri Batuk TBC pada Anak: Kenali Gejala dan Penanganannya

Kenali ciri batuk TBC pada anak, gejala, penyebab, dan cara penanganannya. Penting untuk deteksi dini dan pengobatan yang tepat. Cek artikel lengkapnya di sini!

oleh Liputan6 diperbarui 05 Des 2024, 12:00 WIB
Diterbitkan 05 Des 2024, 12:00 WIB
ciri batuk tbc pada anak
ciri batuk tbc pada anak ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit infeksi yang dapat menyerang siapa saja, termasuk anak-anak. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis ini perlu diwaspadai karena dapat menular dengan mudah melalui udara. Pada anak-anak, gejala TBC seringkali tidak spesifik sehingga sulit dikenali. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami ciri batuk TBC pada anak agar dapat melakukan deteksi dini dan penanganan yang tepat.

Pengertian TBC pada Anak

TBC atau tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini umumnya menyerang paru-paru, namun dapat juga menginfeksi organ lain seperti tulang, otak, dan ginjal. Pada anak-anak, TBC memiliki karakteristik yang berbeda dengan orang dewasa.

Anak-anak lebih rentan terinfeksi TBC karena sistem kekebalan tubuh mereka yang belum berkembang sempurna. Mereka biasanya tertular dari orang dewasa dengan TBC aktif yang berada di sekitar mereka, seperti anggota keluarga atau pengasuh. Penyebaran bakteri TBC terjadi melalui droplet di udara saat penderita batuk, bersin, atau berbicara.

TBC pada anak dapat dibagi menjadi dua jenis:

  • TBC laten: Anak terinfeksi bakteri TBC namun tidak menunjukkan gejala dan tidak dapat menularkan penyakit.
  • TBC aktif: Bakteri TBC berkembang dan menyebabkan gejala, serta dapat menular ke orang lain.

Ciri Batuk TBC pada Anak

Batuk merupakan salah satu gejala utama TBC pada anak, namun karakteristiknya dapat berbeda dengan batuk biasa. Berikut adalah ciri-ciri batuk TBC pada anak yang perlu diwaspadai:

  • Batuk yang berlangsung lebih dari 2-3 minggu
  • Batuk kering atau berdahak
  • Batuk yang semakin memburuk seiring waktu
  • Batuk yang disertai dengan dahak berwarna kuning atau hijau
  • Batuk yang kadang disertai dengan darah (pada kasus yang lebih parah)
  • Batuk yang lebih sering terjadi pada pagi hari
  • Batuk yang tidak membaik dengan pengobatan batuk biasa

Penting untuk diingat bahwa tidak semua anak dengan TBC akan mengalami batuk. Beberapa anak mungkin hanya menunjukkan gejala lain seperti demam berkepanjangan, penurunan berat badan, atau kelelahan.

Gejala TBC pada Anak Selain Batuk

Selain batuk, ada beberapa gejala lain yang dapat mengindikasikan TBC pada anak. Gejala-gejala ini mungkin muncul secara perlahan dan dapat bervariasi tergantung pada bagian tubuh yang terinfeksi. Berikut adalah gejala-gejala TBC pada anak yang perlu diperhatikan:

  • Demam yang berlangsung lebih dari 2 minggu, biasanya tidak terlalu tinggi dan cenderung muncul di sore atau malam hari
  • Penurunan berat badan atau kesulitan menambah berat badan
  • Nafsu makan berkurang
  • Kelelahan dan kelesuan yang tidak biasa
  • Berkeringat di malam hari
  • Pembengkakan kelenjar getah bening, terutama di leher
  • Nyeri dada saat bernapas atau batuk
  • Sesak napas atau napas pendek-pendek
  • Pertumbuhan yang terhambat

Pada kasus TBC yang menyerang organ selain paru-paru (TBC ekstrapulmoner), gejala tambahan dapat muncul tergantung pada organ yang terinfeksi. Misalnya, TBC yang menyerang tulang belakang dapat menyebabkan nyeri punggung atau kelumpuhan, sedangkan TBC yang menyerang otak dapat menyebabkan sakit kepala, kejang, atau perubahan perilaku.

Penyebab TBC pada Anak

TBC pada anak disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang sama dengan TBC pada orang dewasa. Namun, ada beberapa faktor yang membuat anak-anak lebih rentan terinfeksi TBC:

  • Sistem kekebalan tubuh yang belum berkembang sempurna
  • Kontak erat dengan penderita TBC aktif, terutama anggota keluarga
  • Tinggal di lingkungan dengan sanitasi buruk dan kepadatan penduduk tinggi
  • Kekurangan gizi
  • Infeksi HIV atau kondisi medis lain yang melemahkan sistem kekebalan tubuh
  • Belum mendapatkan vaksinasi BCG

Anak-anak di bawah usia 5 tahun dan remaja memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan TBC aktif setelah terinfeksi. Hal ini karena sistem kekebalan tubuh mereka masih dalam tahap perkembangan atau mengalami perubahan hormonal.

Cara Mendiagnosis TBC pada Anak

Mendiagnosis TBC pada anak dapat menjadi tantangan karena gejala yang tidak spesifik dan kesulitan dalam mengumpulkan sampel dahak dari anak-anak kecil. Oleh karena itu, dokter biasanya menggunakan kombinasi beberapa metode untuk mendiagnosis TBC pada anak:

  • Riwayat medis dan pemeriksaan fisik: Dokter akan menanyakan tentang gejala, riwayat kontak dengan penderita TBC, dan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh.
  • Tes tuberkulin (Mantoux test): Tes ini dilakukan dengan menyuntikkan protein tuberkulin ke dalam kulit. Hasil positif berupa bengkak merah dalam 48-72 jam menunjukkan bahwa anak telah terinfeksi TBC.
  • Rontgen dada: Pemeriksaan ini dapat menunjukkan adanya perubahan pada paru-paru yang mengindikasikan infeksi TBC.
  • Tes darah IGRA (Interferon-Gamma Release Assay): Tes ini mendeteksi respons kekebalan tubuh terhadap bakteri TBC dan sering digunakan jika hasil tes tuberkulin tidak jelas.
  • Pemeriksaan dahak: Jika anak cukup besar untuk mengeluarkan dahak, sampel akan diperiksa di laboratorium untuk mendeteksi bakteri TBC.
  • Tes cepat molekuler (TCM): Pemeriksaan ini membantu mendeteksi keberadaan bakteri TBC secara cepat dan akurat.
  • Biopsi jaringan: Pada kasus TBC ekstrapulmoner, dokter mungkin perlu mengambil sampel jaringan dari organ yang terinfeksi untuk pemeriksaan.

Diagnosis TBC pada anak seringkali didasarkan pada kombinasi gejala klinis, hasil pemeriksaan, dan riwayat kontak dengan penderita TBC. Sistem penilaian khusus (scoring system) juga digunakan untuk membantu diagnosis TBC pada anak, terutama jika hasil pemeriksaan tidak konklusif.

Pengobatan TBC pada Anak

Pengobatan TBC pada anak bertujuan untuk menyembuhkan infeksi, mencegah perkembangan penyakit, dan menghentikan penularan. Prinsip pengobatan TBC pada anak sama dengan orang dewasa, namun dengan penyesuaian dosis berdasarkan berat badan. Berikut adalah aspek-aspek penting dalam pengobatan TBC pada anak:

  • Durasi pengobatan: Pengobatan TBC pada anak umumnya berlangsung selama 6-9 bulan, tergantung pada jenis dan tingkat keparahan infeksi.
  • Kombinasi obat: Pengobatan menggunakan kombinasi beberapa jenis obat anti-tuberkulosis (OAT) untuk mencegah resistensi bakteri.
  • Fase pengobatan:
    • Fase intensif (2 bulan pertama): Menggunakan kombinasi isoniazid (INH), rifampisin (RIF), pirazinamid (PZA), dan etambutol (EMB).
    • Fase lanjutan (4-7 bulan berikutnya): Menggunakan INH dan RIF.
  • Pemantauan rutin: Anak harus menjalani pemeriksaan berkala untuk memantau efektivitas pengobatan dan kemungkinan efek samping.
  • Dukungan nutrisi: Pemberian makanan bergizi seimbang penting untuk mendukung pemulihan dan meningkatkan daya tahan tubuh.
  • Pengobatan pencegahan: Anak-anak yang terpapar TBC namun belum menunjukkan gejala mungkin diberikan pengobatan pencegahan (profilaksis) untuk mencegah perkembangan penyakit.

Penting untuk menyelesaikan seluruh rangkaian pengobatan sesuai anjuran dokter, meskipun gejala sudah membaik. Penghentian pengobatan sebelum waktunya dapat menyebabkan kekambuhan dan resistensi obat.

Pencegahan TBC pada Anak

Pencegahan TBC pada anak melibatkan berbagai strategi yang bertujuan untuk mengurangi risiko infeksi dan perkembangan penyakit. Berikut adalah langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan:

  • Vaksinasi BCG: Pemberian vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guérin) pada bayi baru lahir dapat memberikan perlindungan terhadap bentuk TBC yang parah, seperti TBC milier dan meningitis TBC.
  • Deteksi dini dan pengobatan: Mengidentifikasi dan mengobati penderita TBC aktif di lingkungan anak dapat memutus rantai penularan.
  • Terapi pencegahan: Anak-anak yang telah terpapar TBC namun belum menunjukkan gejala dapat diberikan terapi pencegahan untuk mencegah perkembangan penyakit.
  • Peningkatan sanitasi dan ventilasi: Menjaga kebersihan lingkungan dan memastikan sirkulasi udara yang baik dapat mengurangi risiko penularan TBC.
  • Nutrisi yang baik: Memberikan makanan bergizi seimbang untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak.
  • Edukasi: Memberikan pemahaman kepada anak dan keluarga tentang TBC, cara penularan, dan pentingnya pengobatan yang tepat.
  • Pemeriksaan rutin: Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, terutama bagi anak-anak yang berisiko tinggi terpapar TBC.
  • Isolasi: Memisahkan penderita TBC aktif dari anak-anak, terutama selama fase awal pengobatan ketika risiko penularan masih tinggi.

Pencegahan TBC pada anak membutuhkan kerjasama antara keluarga, tenaga kesehatan, dan masyarakat. Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan secara konsisten, risiko infeksi TBC pada anak dapat dikurangi secara signifikan.

Mitos dan Fakta Seputar TBC pada Anak

Terdapat beberapa mitos yang beredar di masyarakat mengenai TBC pada anak. Penting untuk memahami fakta yang sebenarnya agar dapat melakukan pencegahan dan penanganan yang tepat. Berikut adalah beberapa mitos dan fakta seputar TBC pada anak:

Mitos 1: TBC hanya menyerang orang dewasa

Fakta: TBC dapat menyerang siapa saja, termasuk anak-anak. Bahkan, anak-anak lebih rentan terinfeksi karena sistem kekebalan tubuh mereka yang belum berkembang sempurna.

Mitos 2: TBC adalah penyakit keturunan

Fakta: TBC bukan penyakit keturunan, melainkan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan dapat menular melalui udara.

Mitos 3: Anak yang sudah divaksin BCG tidak akan terkena TBC

Fakta: Vaksin BCG memberikan perlindungan terhadap bentuk TBC yang parah, namun tidak menjamin 100% terhindar dari infeksi TBC.

Mitos 4: TBC pada anak selalu menular

Fakta: Anak-anak dengan TBC jarang menularkan penyakit ini karena mereka biasanya tidak menghasilkan dahak sebanyak orang dewasa.

Mitos 5: TBC tidak dapat disembuhkan

Fakta: TBC dapat disembuhkan dengan pengobatan yang tepat dan teratur. Penting untuk menyelesaikan seluruh rangkaian pengobatan sesuai anjuran dokter.

Mitos 6: Anak dengan TBC harus dipisahkan dari keluarga

Fakta: Anak dengan TBC tidak perlu dipisahkan dari keluarga selama menjalani pengobatan yang tepat. Namun, perlu menerapkan langkah-langkah pencegahan penularan seperti etika batuk yang baik.

Mitos 7: TBC pada anak selalu menunjukkan gejala yang jelas

Fakta: Gejala TBC pada anak seringkali tidak spesifik dan dapat menyerupai penyakit lain, sehingga diagnosis memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.

Memahami fakta-fakta ini dapat membantu orang tua dan masyarakat dalam mengenali, mencegah, dan menangani TBC pada anak dengan lebih baik.

Kapan Harus Konsultasi ke Dokter?

Mengenali waktu yang tepat untuk membawa anak ke dokter sangat penting dalam penanganan TBC. Berikut adalah situasi-situasi ketika Anda harus segera berkonsultasi dengan dokter:

  • Anak mengalami batuk yang berlangsung lebih dari 2-3 minggu
  • Terdapat gejala TBC seperti demam berkepanjangan, penurunan berat badan, atau kelelahan yang tidak biasa
  • Anak memiliki riwayat kontak dengan penderita TBC aktif
  • Hasil tes tuberkulin atau tes darah IGRA menunjukkan hasil positif
  • Anak menunjukkan gejala TBC ekstrapulmoner seperti pembengkakan kelenjar getah bening atau nyeri tulang
  • Terdapat keterlambatan pertumbuhan atau perkembangan yang tidak dapat dijelaskan
  • Anak mengalami efek samping dari pengobatan TBC yang sedang dijalani
  • Ada kekhawatiran tentang kemungkinan paparan TBC di lingkungan anak

Dokter anak atau spesialis paru anak dapat melakukan evaluasi menyeluruh dan menentukan langkah-langkah diagnostik serta pengobatan yang diperlukan. Deteksi dan penanganan dini sangat penting untuk mencegah komplikasi dan meningkatkan peluang kesembuhan.

Perawatan Jangka Panjang untuk Anak dengan TBC

Perawatan jangka panjang untuk anak yang telah didiagnosis dengan TBC melibatkan beberapa aspek penting untuk memastikan kesembuhan total dan mencegah kekambuhan. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan jangka panjang anak dengan TBC:

  • Kepatuhan pengobatan: Memastikan anak mengonsumsi obat secara teratur sesuai dosis dan jadwal yang ditentukan dokter.
  • Pemantauan rutin: Melakukan kunjungan kontrol ke dokter secara berkala untuk memantau perkembangan pengobatan dan kemungkinan efek samping.
  • Dukungan nutrisi: Memberikan makanan bergizi seimbang untuk mendukung pemulihan dan meningkatkan daya tahan tubuh.
  • Manajemen efek samping: Memahami dan mengelola efek samping yang mungkin timbul dari pengobatan TBC.
  • Dukungan psikologis: Memberikan dukungan emosional dan membantu anak mengatasi stigma yang mungkin terkait dengan penyakit TBC.
  • Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan: Memastikan anak tumbuh dan berkembang secara normal setelah infeksi TBC.
  • Pencegahan infeksi ulang: Menerapkan langkah-langkah pencegahan untuk menghindari paparan ulang terhadap bakteri TBC.
  • Edukasi berkelanjutan: Memberikan pemahaman kepada anak dan keluarga tentang pentingnya gaya hidup sehat dan pencegahan TBC.
  • Pemeriksaan lanjutan: Melakukan pemeriksaan berkala untuk memastikan tidak ada komplikasi jangka panjang dari infeksi TBC.

Perawatan jangka panjang membutuhkan kerjasama antara keluarga, tenaga kesehatan, dan lingkungan sekitar anak. Dengan perawatan yang tepat, anak yang pernah mengalami TBC dapat pulih sepenuhnya dan menjalani kehidupan yang normal dan sehat.

Kesimpulan

TBC pada anak merupakan masalah kesehatan yang serius namun dapat dicegah dan diobati. Memahami ciri batuk TBC pada anak dan gejala-gejala lainnya sangat penting untuk deteksi dini dan penanganan yang tepat. Orang tua dan pengasuh perlu waspada terhadap tanda-tanda TBC, terutama jika anak memiliki riwayat kontak dengan penderita TBC aktif.

Pencegahan TBC pada anak melibatkan berbagai aspek, mulai dari vaksinasi BCG, menjaga kebersihan lingkungan, hingga memastikan nutrisi yang baik. Jika terdiagnosis TBC, pengobatan yang tepat dan teratur sangat penting untuk kesembuhan. Dukungan keluarga dan lingkungan juga berperan besar dalam proses pemulihan anak dengan TBC.

Dengan pengetahuan yang tepat dan tindakan yang cepat, kita dapat melindungi anak-anak dari ancaman TBC dan memastikan mereka tumbuh sehat. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika ada kekhawatiran tentang kesehatan anak Anda. Bersama-sama, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan bebas dari TBC bagi generasi mendatang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya