Liputan6.com, Tokyo - Protes kebijakan pertahanan Jepang, pria bakar diri di luar stasiun kereta api tersibuk di Tokyo. Beruntung nyawanya masih bisa ditolong, karena segera diselamatkan pihak berwenang.
Diberitakan Daily Mail yang dimuat Selasa (1/7/2014), pria berkacamata itu membakar diri di atas jembatan di stasiun kereta api Shinjuku Tokyo.
Baca Juga
"Pria yang diperkirakan berusia 50 atau 60 tahunan itu dibawa ke rumah sakit setelah menderita luka serius," kata petugas di kantor polisi Shinjuku, Daiji Kubota.
Advertisement
Lanjut Kubota, identitas dan motif lebih lanjut terkait bakar diri itu sedang diselidiki.
Melalui cuplikan insiden bakar diri yang beredar di Twitter dan media sosial lainnya, terlihat seorang pria mengenakan jas dan dasi duduk di atas tikar kecil di sepanjang kerangka logam di atas trotoar pejalan kaki. Di dekatnya terlihat ada 2 botol plastik, yang diyakini berisi bensin.
Saksi mata mengatakan, pria itu awalnya berbicara melalui megafon untuk memprotes langkah pemerintah yang akan mengubah kebijakan pertahanan Jepang. Tak lama kemudian, ia menyiram dirinya dengan cairan dari dalam botol itu dan menyulutnya dengan api. Sementara ratusan orang menyaksikan aksi bakar diri itu dari bawah dan dari bangunan di dekatnya.
Menurut laporan televisi setempat, petugas pemadam kebakaran tiba tak lama setelah insiden itu. Lalu menarik pria yang terbakar itu turun dari jembatan, dan menggunakan selang air serta alat pemadam kebakaran untuk memadamkan api yang berkobar di tubuhnya. Pria itu kemudian dilarikan ke rumah sakit dengan ambulans.
Kabinet Jepang diperkirakan pada hari Selasa waktu setempat akan menyetujui proposal untuk menyerukan hak 'membela diri kolektif', yang memungkinkan Jepang memainkan peran lebih tegas dalam keamanan internasional di tengah meningkatnya kehadiran militer China dan meningkatnya ketegangan regional. Padahal saat ini Jepang tengah membatasi partisipasinya, bahkan dalam kegiatan perdamaian PBB untuk peran yang tak terkait konflik.
Kritikus mengungkapkan, pergeseran itu akan melemahkan peraturan Pasal 9 Konstitusi Jepang soal perang. Akibat rencana itu, kelompok-kelompok oposisi pun melakukan protes damai di luar kediaman resmi Perdana Menteri Shinzo Abe.
Jepang memiliki sangat sedikit sejarah kasus bakar diri dalam beberapa dekade terakhir. Meskipun ada sejarah panjang ritual bunuh diri atau seppuku, seperti pada zaman feodal.
Sebelumnya, aksi bunuh diri karena alasan politik era modern pernah dilakukan Yukio Mishima. Penulis sayap kanan yang merupakan salah satu novelis terbesar Jepang itu bunuh diri di depan markas Pasukan Bela Diri Jepang pada tahun 1970 setelah gagal kudeta. (Sss)