Liputan6.com, New York - Selasa, 11 September 2001, hari itu lekat dalam ingatan warga Amerika Serikat. Serangan teror menghantam jantung kota New York, meruntuhkan menara kembar World Trade Centre (WTC). Menjadi tragedi yang dikenal dengan 9/11.
Pagi itu, 19 pembajak dari kelompok militan Al Qaeda membajak 4 pesawat jet penumpang. Serangan pertama dilancarkan pada pukul 08.48 waktu setempat, sebuah pesawat Boeing-767 milik American Airlines yang mengangkut 20.000 galon bahan bakar jet menghantam Menara Gedung WTC bagian utara di New York. Tabrakan tersebut meruntuhkan sebagian sisi gedung, ratusan orang yang tengah beraktivitas di dalamnya tewas di tempat.
Baca Juga
Kebakaran akibat hantaman di lantai 80 gedung itu, juga membuat ratusan orang terjebak. Media beramai-ramai memberitakan peristiwa mengejutkan itu secara live di televisi. Belum tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi, publik pun kembali terkejut dengan serangan teroris kedua.
Sekitar 16 menit kemudian, yakni pada pukul 09. 04, pesawat Boeing-737 dari maskapai yang sama terbang menukik tajam dan menabrak Menara Gedung WTC bagian selatan, tepatnya di lantai 60. Tabrakan itu menyebabkan ledakan besar, puing-puing bangunan terbakar dan runtuh. Jalanan di sekitar gedung dihujani reruntuhan gedung. Saat itu, warga Amerika sadar, mereka diserang.
Ketika perhatian jutaan masyarakat tertuju pada New York, pesawat ketiga American Airlines Flight 77 mengitari ibu kota Washington DC dan menabrak sisi barat kompleks markas militer AS Pentagon di Airlington, Virginia pukul 09.45.
Advertisement
Pesawat yang memuat bahan bakar itu menghantam dan membuat ledakan besar, meruntuhkan sebagian besar struktur bangunan yang terbuat dari beton. Sebanyak 125 personel milter AS dan warga sipil tewas.
Lagi, pada pukul 10.10, pesawat keempat jatuh di lapangan di Somerset County, Pennsylvania. Diduga para penumpang melakukan perlawanan terhadap empat pembajak di dalamnya. Kapal terbang itu akhirnya terbalik dan menghantam tanah. Sebanyak 45 orang di dalam pesawat tewas. Sebagian kalangan mensinyalir pesawat terakhir sebenarnya ditujukan ke Gedung Putih.
Pukul 10.30, WTC dilaporkan runtuh. Gedung pencakar langit berstruktur baja berlantai 110 yang dibangun untuk menahan hembusan angin 200 mil per jam itu, nyatanya tak mampu menahan panas luar biasa akibat terbakarnya bahan bakar jet. Menyebabkan kepulan awan debu dan asap.
Tiga ribu orang dinyatakan tewas, termasuk 343 petugas pemadam kebakaran, 23 polisi New York, dan 37 polisi Port Authority yang meregang nyawa saat berjuang mengevakuasi korban yang terjebak di dalam gedung. Sepuluh ribu orang lainnya luka-luka, hanya enam orang yang berhasil selamat pada saat runtuhnya gedung WTC. Insiden ini dikenal dengan Peristiwa 9/11.
Pasca serangan, George W. Bush yang kala itu menjabat sebagai presiden memberi pidato pada pukul 19.00. "Serangan teroris bisa menghancurkan fondasi bangunan terbesar kami (WTC), tapi tidak dapat menyentuh dasar Amerika. Serangan ini menghancurkan baja bangunan, tapi mereka tidak dapat menghancurkan tekad Amerika. Kami tidak akan membuat perbedaan baik terhadap pelaku serangan ini maupun yang mendalangi aksi mereka," kata dia seperti dikutip dari History.com.
Dalang serangan tersebut, para teroris disinyalir dari Arab Saudi dan beberapa negara Arab lainnya. Kabarnya aksi ini dibiayai oleh Osama Bin Laden, bos Al Qaeda. Serangan kepada AS diduga sebagai pembalasan atas dukungan Amerika kepada Israel, keterlibatan tentara AS dalam perang Teluk Persia, dan perang di Timur Tengah.
Beberapa teroris dikabarkan telah tinggal di Amerika selama 1 tahun, ikut latihan penerbangan di sekolah penerbangan komersil AS. Lainnya menyelinap beberapa bulan sebelum 11 September.
Sembilan teroris yang membajak keempat pesawat dengan mudah menyelundupkan pisau melewati aparat keamanan di tiga bandara East Coast, lalu menaiki empat penerbangan menuju California. Segera setelah pesawat lepas landas, para teroris beraksi dengan membajak dan mengambil kontrol penerbanga. (Imelia Pebreyanti/Ein)