Liputan6.com, Tabas - Pada 16 September 1978 pukul 19.38, gempa dengan kekuatan 7,7 skala Ritcher (SR) mengguncang Kota Tabas, wilayah tenggara Iran. Lindu yang mengguncang selama 3 menit berakibat fatal.
Kota yang terletak 965 km dari ibukota Teheran rata dengan tanah, 40 desa dalam radius 48 kilometer dari pusat gempa hancur lebur.
Guncangan dahsyat membuat dinding-dinding rumah yang terbuat dari lumpur ambruk. Sekitar 85 persen dari penduduk Tabas--atau 11.000 dari 13.000 orang -- tewas. Ditambah korban dari wilayah lain, total nyawa yang terenggut dalam musibah itu mencapai lebih dari 20 ribu orang. Ribuan lainnya luka-luka.
Tabas-e-Golshan, oasis di padang pasir tersebut hancur lebur. Seorang saksi mata mengisahkan situasi yang terjadi di hari nahas itu. "Satu hentakan besar, kota pun berubah menjadi kuburan massal. Ribuan jenazah bergelimpangan, puing-puing di sana sini, sementara ratusan orang yang selamat tak berdaya," kata dia, seperti dikabarkan BBC.
Dilaporkan, semua dokter di kota itu tewas. Tak ada yang selamat untuk merawat para korban. Lebih dari 700 tentara dikerahkan, pun dengan petugas medis dan gawat darurat. Obat dan makanan diterbangkan ke Tabas.
Saluran air dan listrik terputus, juga sambungan telepon. Air diangkut dari Mashad, kota tetangga yang jauhnya 9 jam mengemudi.
Penduduk lokal yang frustasi dan berduka mencoba mengevakuasi jenazah yang tertimbun puing-puing selama beberapa hari untuk dimakamkan. Namun, petugas medis mengingatkan, ada ancaman penyakit dan infeksi dari mayat-mayat itu.
Shah Iran Mohammed Reza Pahlavi ketika itu menetapkan hari berkabung selama tiga hari.
Gempa tersebut bukanlah yang kali pertama di Iran. Sebelumnya Negeri Persia juga diguncang gempa besar berkekuatan 7,1 SR pada 1 September 1962, hingga mengakibatkan 10 ribu orang tewas.
Sementara, pada 16 September 1920 terjadi peristiwa pengeboman di Kawasan Wall Street, Distrik Finansial, New York, Amerika Serikat. Aksi terorisme itu menyebabkan 38 orang tewas dan 400 orang lainnya terluka.
Tragedi tersebut terjadi Kamis pukul 12.01. Ledakan berasal kereta kuda (wagon) yang berisi 45 kg dinamit dan 230 kg serpihan besi. Diledakkan dengan detonator.
Belum diketahui persis siapa yang bertanggung jawab atas teror tersebut. Namun, para penyelidik dan sejarawan yakin, kelompok anarkis dari Italia, Galleanists -- yang bertanggung jawab atas serangkaian pemboman tahun sebelumnya -- sebagai pelakunya. (Ein)