Provinsi Anbar di Irak Terancam Diduduki ISIS

Pejabat Irak di Provinsi Anbar meminta dukungan dari berbagai pihak untuk menghadapi ancaman serangan ISIS.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 11 Okt 2014, 18:10 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2014, 18:10 WIB
Provinsi Anbar di Irak Terancam Diduduki ISIS
Relawan irak yang turut serta memberangus ISIS. (BBC)

Liputan6.com, Baghdad - Pejabat Irak di Provinsi Anbar meminta dukungan dari berbagai pihak untuk menghadapi ancaman serangan kelompok militan ISIS yang terus menggempur wilayah itu.

Selama tiga pekan terakhir, kelompok militan itu telah menguasai dua markas militer Irak. Saat ini, seperti diberitakan BBC, Sabtu (11/10/2014), pertempuran sengit terjadi setiap hari di luar ibu kota provinsi, Ramadi.

Serangan udara koalisi pimpinan AS di wilayah itu juga telah dihentikan. Sebab mereka sedang fokus mempertahankan Bendungan Haditha yang dianggap lebih bernilai strategis.

"Situasi di Anbar melemah," ujar para pejabat militer AS.

Apabila wilayah Anbar dikuasai kelompok ISIS, maka mereka akan mampu mengontrol wilayah yang membentang dari perbatasan dengan Turki ke pinggiran Kota Baghdad.

Sebelumnya, pemerintah Australia sepakat mengirim jet-jet tempur ke Irak guna membantu aksi militer yang dipimpin AS dalam melawan ISIS.

"Irak seharusnya tidak sendirian ketika memerangi kelompok milisi ISIS," demikian ungkap Perdana Menteri Tony Abbott.

Dalam rangka menumpas ISIS, pesawat tempur AS dan koalisinya sudah mengudara di atas wilayah Irak sejak September lalu.

Menurut Kementerian Pertahanan AS, awal Oktober lalu, pesawat Angkatan Udara Inggris pun sudah menyerang dua target kelompok ISIS.

Utusan khusus PBB untuk Suriah Staffan de Mistura memperingatkan, masih ada sekitar 700 orang -- kebanyakan orang tua, masih terperangkap di Kota Kobani, Suriah, yang berbatasan dengan Turki. Atas dasar itu, ia pun mendesak Turki untuk mengizinkan masuk para sukarelawan yang ingin membantu memerangi ISIS.

Selama tiga minggu ini, Kobani memang tengah menjadi medan perang besar antara pasukan ISIS dan Kurdi. (Sss)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya