Pria Muslim 'Pahlawan' saat Teror Diakui Sebagai WN Prancis

Lassana Bathily adalah pemeluk Islam yang taat. Atas nama kemanusiaan, ia menyelamatkan pengunjung supermarket Yahudi.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 16 Jan 2015, 18:10 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2015, 18:10 WIB
Lassana Bathily
Lassana Bathily (Twitter)

Liputan6.com, Paris - Lassana Bathily mempertaruhkan hidupnya untuk menolong sesama manusia. Pria Muslim itu melindungi para pemeluk Yahudi saat teror bersenjata terjadi tempat kerjanya, supermarket kosher Hyper Cacher, dekat Porte de Vincennes, Paris, Prancis. Penyanderaan terjadi hanya beberapa hari setelah penyerangan ke kantor media Charlie Hebdo.

Kala teror terjadi, 9 Januari 2015, sejumlah pengunjung melarikan diri menuju bagian belakang toko swalayan, di mana  Bathily berada.

Ia lalu menyembunyikan para pengunjung dalam sebuah ruangan pendingin dan mematikan lampu. Bathily kemudian keluar, nyaris dikira sebagai salah satu penyandera oleh polisi. Namun, keterangannyalah yang membantu aparat melumpuhkan si penyandera.

Kini, ia mendapat ganjaran atas perbuatan mulianya itu. Pemerintah Prancis menganugerahkan status kewarganegaraan pada Bathily.

Pria asal Mali itu sebelumnya mengisi formulir permohonan kewarganegaraan pada Juli 2014 lalu. Dan permohonan itu dikabulkan.

Menteri Dalam Negeri Prancis, Bernard Cazeneuve, pada Kamis waktu setempat mengumumkan bahwa ia sendiri yang akan memimpin upacara pemberian status kewarganegaraan pada Bathily Selasa depan.

"Atas keberaniannya di toko swalayan HyperCacher, Lassana Bathily akan resmi menjadi warga negara Prancis Selasa depan, demikian pengumuman Pemerintah Prancis dalam akun Twitter resminya @French_Gov, seperti Liputan6.com kutip dari CNN,  Jumat (16/1/2015).

Sebanyak 15 orang yang diselamatkan Bathily lolos dalam penyanderaan. Pria yang mengaku sebagai 'Muslim yang taat' kepada BFMTV bahwa ia memasukkan pengunjung dalam lemari es raksasa, mematikan mesinnya, dan memadamkan lampu.

Ia pergi setelah Amedy Coulibaly, si pelaku, menyuruh para sanderanya menuju lantai atas. "Atau, ia akan membunuh siapapun yang berada di lantai bawah," kata dia.

Lalu, Bathily menghampiri polisi, memberitahukan lokasi lemari pendingin, dan situasi dalam toko. "Saat para sandera keluar, mereka memberiku ucapan selamat dan terima kasih," kata dia.

Apa yang dilakukan pria itu mungkin telah menyelamatkan mereka. Saat penyanderaan berakhir 4 orang tewas, termasuk si pelaku.

Media Prancis pun lantas gencar memberitakan soal Bathily, menyebutnya pahlawan. Sebanyak 300 ribu orang membubuhkan tanda tangan di petisi Change.org, menyebut bahwa ia layak mendapatkan Legion d'Honneur -- penghargaan tertinggi bagi mereka yang melakukan hal luar biasa bagi Prancis.

"Bahkan di tengah kegelapan dan pekatnya rasa sedih, tetap ada seberkas cahaya," tulis penggagas petisi, Thiaba Bruni. "Seperti halnya seorang  Lassana Bathily."

Pujian juga mengalir di Facebook. "Tak ada kata yang mewakili rasa bangga atas apa yang Anda lakukan. Mempertaruhkan nyawa untuk menolong sesama. Tuhan menyaksikan semua itu dan memberkahi Anda. Anda terberkati di mata umat manusia," tulis seseorang. (Ein/Yus)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya