2-4-1986: Pesawat Bolong, 4 Penumpang Terlempar Keluar

Kecelakaan terjadi 20 menit sebelum Trans World Airlines (TWA) Penerbangan 840 dijadwalkan mendarat di Athena.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 02 Apr 2015, 06:00 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2015, 06:00 WIB
Ledakan pesawat Trans World Airlines (TWA) 840
Ledakan pesawat Trans World Airlines (TWA) 840 (Wikipedia)

Liputan6.com, Athena - Rabu, 2 April 1986, pesawat Trans World Airlines (TWA) Penerbangan 840 mulai menurunkan ketinggiannya hingga 11.000 kaki atau 3.350 meter. Sekitar 20 menit lagi, Boeing 727 yang terbang dari Roma tersebut dijadwalkan mendarat di Bandara Internasional Hellenikon, Athena.

Saat berada di langit Argos, sebuah kota dekat situs kuno Mycenae, terjadi ledakan. Bum! Pesawat yang membawa 115 penumpang dan 7 awak terguncang hebat.

Angin kecang menerjang, bagasi kabin terbuka, para pramugari berusaha tetap tenang dan menggunakan jari-jari mereka untuk menurunkan masker oksigen. Semua orang dilanda panik.

Setelah pesawat berhasil distabilkan, kondisi berangsur tenang, lantas pertanyaan besar muncul, "Apa yang sedang terjadi?"

Awalnya, sang pilot, Richard Peterson mengira, suara mirip letusan senjata  berasal dari kaca jendela yang pecah. Namun, apa yang terjadi jauh lebih serius.

Ledakan bom merobek dinding pesawat, menciptakan lubang besar berukuran 2 x 1 meter di bawah jendela, di depan bagian sayap kanan.  

Akibatnya, 4 penumpang jatuh dari pesawat. "Para penumpang  yang duduk di baris 14 melihat sejumlah orang yang duduk di depannya menghilang begitu saja," kata seorang petugas bandara, seperti dikutip dari Los Angeles Times, 3 April 1986.

Tiga korban di antaranya masih satu keluarga asal Amerika Serikat keturunan Yunani: nenek bernama Dimitra Stylian (52), putrinya Maria Klug (25), dan sang cucu yang baru berusia 3 tahun.

Jasad mereka ditemukan di lokasi yang berjarak 140 km dari Athena. Di bekas lapangan udara. Polisi juga menjumpai jenazah seorang penumpang pria warga AS keturunan Kolombia. Ia terlempar dari pesawat dalam kondisi terikat di kursi yang copot.

Sarah Tittle dari New York yang duduk di dekat korban saat ledakan terjadi mengatakan, "Aku sedang duduk di kursiku ketika potongan daging manusia mendarat di pangkuanku."

Ibrahim al-Nami, penumpang asal Arab Saudi mengaku duduk di sebelah pria yang terlempar dari pesawat beserta kursinya itu. "Kami mendengar suara keras dari luar jendela," kata dia. "Aku melihat penumpang di sebelahku menghilang. Aku juga merasa kekuatan besar sedang berusaha menarikku ke luar."

Berupaya menghindar dari nasib yang sama, ia berpegangan ke kursi istrinya.

Berkat kesigapan pilot, Richard Petersen, 118 penumpang dan awak selamat. Tak hanya membuat pesawat kembali stabil, ia juga berhasil melakukan pendaratan darurat, dan mengabarkan pada menara kontrol bahwa tekanan dalam kabin menurun drastis. Penerbang itu pun dianggap pahlawan. "Kami sangat bangga padanya," kata sumber TWA seperti dikutip dari BBC.  

Pejabat Kementerian Luar Negeri Yunani, Yiannis Kapsis mengatakan, ledakan dalam pesawat TWA diakibatkan bom. "Yang disimpan di sebuah tas yang terangkut dalam pesawat."

Dari Beirut, kelompok militan Arab Revolutionary Cells mengaku bertanggung jawab atas pemboman tersebut. Penelepon misterius, yang bicara dalam Bahasa Arab aksen Palestina mengaku, unit Ezzedine Kassam dari Arab Revolutionary Cells melakukan aksi teror alasan atas pekan lalu militer AS Konfrontasi dengan Libya di Teluk Sidra.

Namun, pemimpin Libya, Moammar Kadafi segera cuci tangan. "Ini adalah aksi terorisme terhadap target sipil, dan saya menentangnya," kata dia seperti dilaporkan CBS.

Pada tanggal yang sama di tahun 2005. Paus Yohanes Paulus II wafat di usia 84 tahun di kediamannya di Vatikan. Mendengar kabar duka itu, ribuan orang berkumpul di Basilika Santo Petrus untuk memberi penghormatan terakhir, sementara gereja-gereja membunyikan lonceng. (Ein/Ans)

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya