Paus Fransiskus Sebut Pemimpin Dunia Sebagai 'Pengecut'

Paus Fransiskus dalam kunjungannya ke negara-negara Amerika Latin mengeluarkan kritikan yang sangat pedas terutama kepada pemimpin dunia

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 10 Jul 2015, 12:16 WIB
Diterbitkan 10 Jul 2015, 12:16 WIB
20150708- Paus Fransiskus Kunjungi Ekuador-Ekuador
Paus Fransiskus menyapa umatnya usai melakukan pertemuan dengan masyarakat sipil di Gereja San Francisco di Quito,Ekuador ,(7/ 7/2015). Ia menyerukan, melindungi bumi merupakan tugas dan kewajiban agar timbul keseimbangan.(REUTERS/Jose Miguel Gomez)

Liputan6.com, Santa Cruz - Jarang pemimpin tertinggi umat Katolik Paus Fransiskus mengeluarkan pernyataan yang sangat keras. Paus Fransiskus dalam pidatonya di Bolivia pada Kamis malam (9/7/2015) mengatakan kapitalisme modern adalah "mencari uang gila-gilaan". Ia juga pemimpin dunia pengecut karena tidak bisa melindungi Bumi dari eksploitasi tanpa batas.

"Para pemimpin dunia hanya menghabiskan waktu untuk pertemuan-pertemuan internasional saja, tanpa ada hasil yang nyata."

Paus Fransiskus dalam pidatonya memanggil kaum miskin dan oaoa untuk bangkit melawan "kolonialisme gaya baru" termasuk para korporat, lintah darat, dan tekanan lainnya, serta mereka yang memonopoli media. Demikian seperti dikutip dari BBC.

James Martin, seorang pastor Amerika yang mendampingi Paus Fransiskus, dalam tweetnya mengatakan, "Paus Fransiskus saat di Bolivia berpidato dengan bahasa paling kuat  yang pernah saya dengar tentang hak orang  miskin dan keadilan sosial."

Pidato Paus kali ini sangat panjang dan detil termasuk meminta maaf atas dosa-dosa gereja Katolik yang, dengan mengatasnamakan Tuhan, terhadap orang-orang dari suku asli Amerika. "Dengan segala kerendahan hati saya meminta maaf atas apa yang telah diperbuat gereja terhadap orang-orang dari asli suku Amerika"
 
Paus Fransiskus mengatakan bahwa dalam sistem sosial sudah tidak lagi terdapat toleransi satu sama lain. Terjadinya kemiskinan di seluruh dunia karena orang-orang sangat rakus, mereka tidak mau memberikan hak orang lain.

Pemimpin Takhta Suci menambahkab, manusia seharusnya tidak sekedar bekerja, harus memberikan kontribusi bagi umat manusia. "Untuk Katolik, bekerja itu luas, tidak cuma memetik hasil saja, tapi kita punya obligasi moral untuk berbagi."

Saking panjangnya ia berbicara, Paus Fransiskus di sela-sela pidatonya berkelakar "Apakah pastur ini terlalu banyak berbicara?" (Rie/Ein)

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya