Seramnya Serangan Udara Rusia di Suriah

Dalam rekaman terlihat beberapa orang panik, saat serangan dijatuhkan. Namun, tidak dijelaskan, siapa mereka dan di mana lokasinya.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 01 Okt 2015, 16:48 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2015, 16:48 WIB
Ngerinya Serangan Udara Rusia di Suriah
Ngerinya Serangan Udara Rusia di Suriah (Telegraph)

Liputan6.com, Homs- Sebuah rekaman video amatir menggambarkan betapa mengerikannya serangan udara yang dilakukan oleh Rusia di Suriah.

Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, serangan udara ini dilakukan setelah parlemen memberi "lampu hijau" kepada Presiden Vladimir Putin untuk mengeksekusi ISIS di Suriah lewat udara.

"Target-target yang kami serang adalah pusat komando dari ISIS, sudah hancur," kata pernyataan kementerian tersebut, seperti dilansir Liputan6.com dari Telegraph, Kamis (1/10/2015).

Target yang tak jauh dari Kota Homs itu diklaim Rusia adalah pusat kegiatan ISIS yang memiliki gudang amunisi, bensin, pusat komando dan pusat komunikasi.

Namun, seorang diplomat Saudi mengkritik serangan udara Rusia tersebut karena Homs bukanlah markas ISIS. Ia juga meminta Negeri Beruang Merah ini untuk menghentikan serangannya.

"Dengan segala hormat, kami ingin Rusia menghentikan serangan udara ini. Homs dan Hama bukanlah tempat di mana markas komando ISIS berada. Serangan udara ini justru menyerang penduduk tak bersalah. Kami minta segera hentikan," kata diplomat tersebut.

Dalam rekaman video yang dilansir oleh Reuters, memang terlihat beberapa orang panik. Namun, tidak dijelaskan, siapa mereka dan di mana lokasi tersebut. Selain rekaman video amatir, Pemerintah Rusia juga mengeluarkan rekaman serangan udara mereka. 

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov di New York menolak anggapan bahwa serangan itu menyerang warga sipil.

"Rumor yang mengatakan bahwa target itu bukanlah markas ISIS sangat tidak berdasar. Serangan ini adalah bentuk dukungan kepemimpinan Suriah melawan ISIS dan grup teror lainnya," sanggah Lavrov.

"Yang mengatakan bahwa banyak penduduk sipil terkena serangan ini, kami belum punya data," tambahnya. "Namun, Rusia sejauh ini berhati-hati memilih target." (Rie/Ein)*

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya