AS Pertanyakan Kendaraan ISIS kepada Jepang

Hampir seluruh kendaraan yang dipakai kelompok teroris ini bermerek Toyota.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 07 Okt 2015, 17:36 WIB
Diterbitkan 07 Okt 2015, 17:36 WIB
AS Pertanyakan Kendaraan yang Dipakai ISIS Kepada Jepang
AS Pertanyakan Kendaraan yang Dipakai ISIS Kepada Jepang (ABCNews)

Liputan6.com, Washington DC - Pejabat anti-teror Amerika Serikat mempertanyakan Toyota, sebagai pembuat kendaraan terbesar di dunia, menjadi kendaraan favorit ISIS. Di beberapa gambar yang beredar, pasukan ISIS menggunakan kendaraan jenis pick-up dan SUV milik perusahaan otomotif Jepang itu.

Menjawab hal ini, pihak Toyota mengatakan, tidak tahu bagaimana ISIS bisa mendapatkan kendaraan itu. Mereka juga mendukung langkah penyidikan yang dipimpin unit kerja Keuangan Terorisme dari Departemen Keuangan AS. Hal ini merupakan bagian dari usaha unit antiteror menghentikan atau bahkan mencegah barang-barang buatan Barat sampai ke tangan kelompok teroris.

"Kami telah mengatakan kepada Departemen Keuangan tentang bagaimana rantai suplai yang telah dilakukan di Timur Tengah, serta bagaimana prosedur yang telah kami lakukan di kawasan itu," kata Ed Lewis, perwakilan Toyota di Washington seperti dikutip ABC News, Rabu (7/10/2015).

Lewis menambahkan, Toyota telah membuat kebijakan ketat untuk tidak menjual produknya ke pembeli yang berpotensial melakukan kegiatan terorisme. Lewis juga menekankan, sulit bagi perusahaan untuk menelusuri kendaraan yang dicuri atau diperjualbelikan oleh orang kedua.

Dalam video ISIS yang beredar di Irak, Suriah, dan Libya, hampir seluruh kendaraan SUV dan pick-up yang digunakan kelompok teroris itu produksi Toyota. Duta Besar AS di Irak Lukman Faily menjelaskan, mobil-mobil kedutaan milik AS berupa kendaraan yang lebih tua tidak seperti yang dimiliki ISIS dalam rekaman propaganda itu.

AS Pertanyakan Kendaraan yang Dipakai ISIS Kepada Jepang  (ABCNews)

"Banyak pertanyaan dari kedutaan lain," jelas Faily. "Bagaimana mereka punya berbagai moda kendaraan roda empat merek Toyota keluaran terbaru? Dari mana mereka mendapatkannya?"

Dalam video yang beredar, kendaraan ISIS terlihat didominasi mobil 4-wheel drive merek Toyota. Ada merek lain seperti Mitsubishi, Hyundai, dan Isuzu namun dalam jumlah kecil.

"Disayangkan, Toyota Land Cruiser dan Hilux mendominasi kendaraan ISIS," jelas Mark Wallace, mantan duta besar AS untuk PBB. Namun pihak Toyota mengklaim, mobil-mobil yang terlihat di video itu bukanlah model terbaru.

Penjualan Toyota Melejit Tiga Kali Lipat di Timur Tengah

Pertanyaan tentang bagaimana ISIS memiliki banyak mobil Toyota telah bergaung bertahun-tahun. Pada 2014 sebuah laporan dari Public Radio Internasional mengatakan, Departemen Luar Negeri AS memberikan 43 truk Toyota kepada oposisi Suriah.

Bahkan, sebuah laporan terbaru oleh surat kabar Australia menyebut, lebih dari 800 truk dilaporkan hilang di Sydney dari tahun 2014 hingga 2015, yang menurut ahli terorisme, mobil-mobil itu diekspor ke teritori ISIS.

Untuk menelusuri jejak bagaimana Toyota ada di tangan ISIS, membuat repot pihak AS maupun Pemerintah Irak.

Tercatat penjualan Toyota Hilux dan Land Cruiser meningkat pesat dari 2011 hingga 2013. Sebanyak 6.000 unit berhasil dijual pada 2011 dan pada 2013 penjualan mencapai tiga kali lipat.

Juru bicara militer Irak Jenderal Saan Maan mencurigai ada sejumlah kelompok yang khusus membidani penyelundupan mobil-mobil itu.

Pihak Toyota juga telah menyurati dan memantau para dealer mobil mereka di Timur Tengah, termasuk bisa memutuskan kontrak kapan saja jika diketahui memasok kendaraan kepada ISIS. Salah satu mantan pemilik dealer Toyota di Suriah mengatakan, penjualan kendaraan telah ditangguhkan pada 2012, setahun setelah konflik.

Sementara itu, grup Sumitomo yang bertanggung jawab untuk distribusi menolak berkomentar.

Namun menurut organisasi Counter Extrimis Project, Toyota telah menyadari bahwa ISIS menggunakan mereknya untuk keperluan propagandanya. Organisasi ini meminta Toyota untuk lebih serius mencari tahu bagaimana kendaraannya begitu banyak digunakan oleh ISIS. (Rie/Sun)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya