Liputan6.com, Jakarta Tato perlahan-lahan menjadi tren arus utama di era kini. Variasi grafisnya beragam, sehingga tidak hanya kesan sangar yang ditampilkan dari tato.
Namun bagi beberapa orang, tato di kulit tidak cukup menantang, sehingga, mereka mentato bola mata.
Baca Juga
Ratusan orang-orang dari seluruh dunia beramai-ramai mewarnai sclera (bagian putih di bola mata) mereka dengan tinta tato, dalam prosedur yang disebut "eksperimental, ekstrem, dan berpotensi menyebabkan kanker" oleh para petugas medis profesional.
Advertisement
Ada teknik mewarnai bola mata dalam beberapa budaya, namun teknik modernnya diprakarsai oleh ahli tato Luna Cobra, yang berbasis di antara Melbourne dan San Fransisco.
Teknik tersebut meliputi menyuntikkan tinta warna langsung di bola mata. Nantinya, tinta akan menyebar di lapisan paling atas mata (conjuntiva) dan mewarnai bagian putih mata. Hasilnya permanen dan tidak bisa diubah.
Tato bola mata secara singkat merebak di muka publik pada tahun 2012 lalu, ketika seorang tersangka bernama Jason Barnum muncul di pengadilan Alaska dengan setengah matanya ditato, termasuk bola matanya yang berwarna hitam keseluruhan.
Namun, Luna Cobra sudah mendalami teknik ini selama hampir satu dekade. Semua dimulai ketika ia melihat seorang teman mengedit foto dirinya dengan Photoshop, mengubah bola matanya menjadi warna hitam seluruhnya seperti karakter dari film sci-fi Dune.
Si teman setuju menjadi kelinci percobaan Luna, bersama dua orang lainnya. Eksperimen berhasil, dan kini Luna sudah melakukan prosedur tato bola mata sekitar 100 kali. Klien-nya termasuk 20 orang di Australia, termasuk sesama artis tato sampai pekerja IT.
Menurut Luna, prosedur hampir sama sekali tidak sakit, dan bersamaan dengan tato kulit menjadi lebih umum, orang-orang mencari yang membuat mereka tampil beda. Luna menekankan bahwa ia selalu berhati-hati dalam menangani klien-nya, mengingat praktik yang tidak biasa.
"Saya rasa sudah menjadi tren di kalangan orang-orang yang ingin tampil ekstrem. Namun, kekhawatirannya adalah mereka sembarang memilih orang melakukannya, atau melakukan sendiri. Banyak orang yang terluka, jadi buta, atau kehilangan satu matanya dari ini. Walau saya menekankan, hal itu tidak terjadi pada klien saya," ungkap Luna pada News.com.au, Senin (16/11/2015).
"Namun jika seseorang duduk di kamar mandi sendirian, dengan memegang pena tinta, kemungkinan ia akan mengacaukan dirinya sendiri. Orang-orang itu tidak melihat sejarah dari prosedur atau bahayanya, mereka cuma berpikir, 'oh, ini sepertinya keren, ayo lakukan.'"
Salah satu klien terbaru Luna adalah rekan kerjanya. Kylie Garth (30), tinggal di Perth, matanya ditato untuk melengkapi penampilannya yang termasuk scarification (memotong kulit dengan sengaja untuk menciptakan bekas luka), tato, dan beberapa tindikan.
Ia mendukung klaim dari Luna, bahwa, walau terlihat mengerikan, proses ini tidak menyakitkan, walau bukan tidak menakutkan."Ada elemen mengerikan sedikit, jadi saya agak takut," ungkapnya pada saat matanya dirajah. Garth sendiri memilih warna biru muda, untuk mencocokkan dengan warna iris matanya, yang dibandingkan dengan kebanyakan klien, bukan warna yang seberapa mencolok. Namun, ia mengaku karena profesinya, tatonya menjadi hambatan dalam karir profesionalnya.
Bahaya Kesehatan Tato Mata
Bahaya Kesehatan Tato Mata
Namun Luke Arundel, dokter mata senior di Optometry Australia menyatkan bahwa kehilangan pekerjaan hanya satu dari resiko lainnya dalam melakukan prosedur, seperti kehilangan bola mata.
"Praktik ini beresiko infeksi, pembengkakan, dan kebutaan," ungkapnya. "Resiko-resiko dari prosedur yang keseluruhannya kosmetik ini membuat prosedur sudah dilarang di beberapa negara bagian AS dan negara-negara lainnya.
"Prosedur ini tidak sama dengan tato biasa, dan karena ini masih baru, tidak ada jaminan bahwa kasus yang saat ini "oke" tidak memiliki komplikasi jangka panjang. Ahli bedah mata sudah berspekulasi bahwa masalah jangka panjang termasuk pembengkakan granulomatous dan potensi kanker.
Menurut Arundel, yang menyatakan bahwa ada beberapa komplikasi yang datang dari prosedur, kesalahan dari menyuntikkan organ halus seperti mata kecil persentasenya, terutama pada orang-orang tanpa pelatihan medis.
Bahkan tanpa tanpa legislasi seperti yang sudah dikeluarkan di beberapa negara bagian AS, Luna tetap percaya bahwa tren kini ada di puncaknya.
"Saya rasa tren ini sudah ada di arus utama sebias mungkin. Sembilan tahun lalu ketika kita melakukannya, kita tidak pernah berpikir bisa ada lebih dari seratus orang yang ingin melakukannya. Ini merupakan kejutan berapa banyak orang yang akan melakukannya." (Ikr/Rie)
Advertisement