Liputan6.com, Gaza - Hamas telah mengumumkan empat sandera yang akan dibebaskan pada Sabtu (25/1) berdasarkan kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza.
Keempat sandera tersebut adalah militer yang masing-masing Karina Ariev, Daniella Gilboa, Naama Levy, dan Liri Albag. Mereka akan dibebaskan sebagai imbalan atas 180 tahanan Palestina yang dipenjara di Israel. Demikian seperti dikutip dari BBC.
Baca Juga
Ini akan menjadi pertukaran kedua sejak gencatan senjata mulai berlaku pada Minggu. Tiga sandera dan 90 tahanan telah dibebaskan dalam pertukaran pertama.
Advertisement
Gencatan senjata menghentikan perang yang dimulai ketika Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023. Israel mengklaim setidaknya 1.200 orang tewas dan 251 diculik sebagai sandera pada hari itu.
Sementara itu, menurut otoritas kesehatan Jalur Gaza, lebih dari 47.200 warga Palestina yang sebagian besar adalah warga sipil tewas dalam serangan balasan Israel sejak hari yang sama.
Israel bersikeras bahwa tidak ada satu pun orang yang terlibat dalam serangan 7 Oktober yang akan dibebaskan.
Gencatan Senjata 3 Fase
Ariev, Gilboa, Levy, dan Albag diculik di pangkalan militer Nahal Oz. Keempat perempuan itu adalah bagian dari unit yang memantau perbatasan Israel-Gaza.
Tiga minggu yang lalu, Hamas merilis video Albag, yang berusia 19 tahun, yang menyerukan kepada pemerintah Israel untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata.
Gencatan senjata Hamas-Israel tercapai setelah berbulan-bulan negosiasi tidak langsung yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS), Qatar, dan Mesir. Gencatan senjata ini akan dilaksanakan dalam tiga fase, dengan fase kedua dimulai enam minggu setelah kesepakatan berlaku.
Sekitar 1.900 tahanan Palestina akan dibebaskan pada fase pertama sebagai imbalan atas kembalinya 33 sandera. Pasukan Israel juga akan mulai mundur dari sejumlah posisi mereka di Jalur Gaza, warga Palestina yang mengungsi dari Jalur Gaza Utara diizinkan kembali ke wilayah mereka, hingga ratusan truk bantuan akan diizinkan memasuki Jalur Gaza setiap harinya.
Advertisement
Diambil Alih Kontraktor Keamanan AS?
Sebuah perusahaan keamanan swasta AS disebut akan mengambil alih pos pemeriksaan kunci di jalan menuju Gaza Utara dalam beberapa hari ke depan, seiring dengan penarikan pasukan Israel dari daerah tersebut pada Sabtu. Hal ini diungkapkan seorang sumber yang mengetahui masalah ini kepada CNN.
Personel bersenjata dari kontraktor keamanan AS akan menjaga pos pemeriksaan itu dan bertanggung jawab untuk memeriksa kendaraan yang memasuki Gaza Utara. Warga Palestina yang kembali ke Gaza Utara dengan berjalan kaki dilaporkan tidak akan diperiksa, sesuai dengan ketentuan dalam kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.
Pasukan Israel dijadwalkan menyelesaikan penarikan diri dari Koridor Netzarim di Gaza tengah pada Sabtu, langkah yang akan memungkinkan warga yang mengungsi dari Gaza Utara untuk kembali ke rumah mereka—terlepas dari rumah mereka sudah menjadi puing-puing.
Koridor yang dinamakan dari pemukiman Israel Netzarim itu dibangun oleh pasukan Israel untuk menciptakan jalan strategis yang menghubungkan bagian tengah Jalur Gaza.
Media Israel melaporkan kontraktor keamanan bernama UG Solutions akan menempatkan personel di pos pemeriksaan itu. Sementara perusahaan AS lainnya, Safe Reach Solutions, terlibat dalam perencanaan dan logistik untuk pos pemeriksaan itu.
Kedua perusahaan itu tidak memiliki jejak digital yang luas. Di situs web-nya, Safe Reach Solutions menyatakan bahwa mereka menyediakan "perencanaan, logistik, dan keahlian strategis untuk organisasi yang beroperasi di lingkungan yang paling kompleks di dunia".
Â