Pasca-Teror Paris, AS Tolak Terima Pengungsi Suriah

Keputusan para gubernur terjadi setelah serangan di Paris yang menewaskan 129 orang pada Jumat 13 November malam.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 17 Nov 2015, 10:04 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2015, 10:04 WIB
Ilustrasi imgran. (Reuters)
Ilustrasi imgran. (Reuters)

Liputan6.com, Washington DC - 17 negara bagian Amerika Serikat mengatakan menolak untuk menerima pengungsi Suriah. Langkah tersebut dilakukan karena kekhawatiran mengenai situasi keamanan pasca-teror Paris.

"Saya menangguhkan penerimaan pendatang baru hingga adanya ulasan lebih lanjut," ungkap Gubernur Michigan Rick Snyder seperti dikutip dari BBC, Selasa (17/11/2015).

Alabama, Texas dan beberapa negara lainnya mengeluarkan pernyataan serupa tapi seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan legalitas tindakan ini masih belum jelas.

Tiga kandidat Demokrat mengatakan mereka ingin AS menerima lebih dari 10.000 pengungsi Suriah, tetapi setelah dilakukan pemeriksaan ekstensif.

Pengacara di Departemen Luar Negeri AS, kini sedang menyelidiki apakah gubernur secara hukum dapat memblokir pengungsi Suriah yang akan menetap di negara mereka.

Keputusan akhir belum dibuat, para pejabat mengatakan tampaknya mereka tidak bisa benar-benar memblokir pengungsi yang datang ke negara itu melalui program pemukiman kembali yang bisa menyulitkan bantuan organisasi nirlaba.

Berikut ini 17 negara yang menolak penerimaan pengungsi dari Suriah: 

1. Alabama
2. Arizona
3. Arkansas
4. Florida
5. Georgia
6. Illinois
7. Indiana
8. Iowa
9. Louisiana
10. Massachusetts
11. Michigan
12. Mississippi
13. New Hampshire
14. Carolina Utara
15. Ohio
16. Texas
17. Wisconsin

Sebelumnya, Presiden Barack Obama mendesak AS untuk turut serta membantu orang-orang yang melarikan diri dari perang saudara. Namun menggarisbawahi untuk mengikuti peraturan yang berlaku di negaranya.

"Menutup pintu bagi mereka yang berkhianat terhadap nilai-nilai yang kita anut," katanya.

"Negara kami dapat menyambut pengungsi yang putus asa dalam mencari keselamatan dan menjamin keamanan warganya. Kita bisa dan harus melakukan kedua hal itu," jelas Obama.

Obama mengatakan Amerika akan mengkhianati nilai-nilai luhur jika menolak untuk menerima pengungsi Suriah, dan memalukan untuk hal memalukan jika tes berdasarkan agama dilakukan kepada para pengungsi sesuai anjuran Partai Republik.

Keputusan untuk menangguhkan penerimaan pengungsi memicu kemarahan dari para pembantu mereka.

"Penting untuk diingat, para pengungsi itu melarikan diri penganiayaan," kata Michael Mitchell dari Lutheran Immigration and Refugee Service -- sebuah organisasi yang bekerja untuk memukimkan pengungsi di Amerika Serikat.

Tapi beberapa kandidat presiden dari Partai Republik mengatakan langkah penerimaan pengungsi itu adalah salah. Donald Trump menggambarkannya sebagai langkah gila.

Sementara itu, pada hari Senin 16 November dilaporkan bahwa sebuah video baru yang dirilis kelompok yang menamakan diri Negara Islam atau ISIS merayakan serangkaian serangan di Paris tersebut dan mengancam akan melakukan aksi serupa di Washington, DC.

Keputusan para gubernur terjadi setelah serangan di Paris yang menewaskan 129 orang pada Jumat 13 November malam.

7 Penyerang dilaporkan tewas dalam teror tersebut. Salah satu di antaranya diidentifikasi sebagai warga Suriah yang memasuki Eropa melaluiu Jerman sebagai imigran.

Jutaan warga Suriah telah melarikan diri ke negara tetangga dan Eropa, dan Amerika Serikat telah berjanji untuk mengambil sekitar 10.000 pengungsi Suriah dalam 12 bulan ke depan.

(Tnt/Rie)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya