Debat Capres Republik, Donald Trump Vs Jeb Bush Soal ISIS

Seluruh kandidat punya cara jitu melibas ISIS dan sepakat bahwa cara Presiden Obama tidak berhasil hancurkan kelompok teroris itu.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 16 Des 2015, 14:04 WIB
Diterbitkan 16 Des 2015, 14:04 WIB
Debat Capres AS Partai Republik Diwarnai dengan Isu ISIS
Debat Capres AS Partai Republik Diwarnai dengan Isu ISIS. Debat kelima Partai Republik (AFP)

Liputan6.com, Las Vegas - Debat kelima calon kandidat presiden AS dari Partai Republik gaduh membicarakan isu keamanan nasional dan cara terbaik melibas organisasi teroris ISIS. Debat berlangsung tak lama setelah serangan teroris di Paris dan penembakan massal California. Kali ini, acara tersebut disiarkan dari Las Vegas, Nevada, AS.

Pembahasan para kandidat terbelah menjadi 2.  Satu sisi menginginkan lebih banyak kegiatan mata-mata, namun lainnya justru menolak karena menganggap itu melanggar hak asasi sipil.

Senator Marco Rubio menyerang senator Ted Cruz karena ia tidak setuju dengan kebijakan intervensi AS memata-matai penduduk sipil.

"Suatu ketika jika ada serangan lagi ke negara ini, yang pertama kali orang pikirkan adalah, 'kenapa kami tidak tahu soal itu? Kenapa tak ada yang memberi tahu kami?'" kata Rubio.

Namun, sekali lagi Cruz mengatakan, peraturan itu jelas melanggar kebijakan AS sendiri.

Sebelumnya, salah satu kandidat, Donald Trump, membuat pernyataan kontroversial mengenai pelarangan muslim masuk AS, tak terkecuali warganya sendiri yang sedang berada di luar negeri. 

"Dengar, saya tidak berbicara tentang isolasi, tapi tentang keamanan. Saya tidak sedang berbicara tentang agama, tapi keamanan," kata Trump dalam debat seperti dilansir dari BBC, Rabu (16/12/2015). Dalam debat itu, Trump punya cara jitu melibas ISIS yaitu dengan cara membunuh keluarga mereka terlebih dahulu.

"Itu bakal membuat mereka berpikir dua kali sebelum bergabung dengan ISIS. Mereka pikir mereka peduli dengan kehidupan orang lain? Tidak. Tapi ketika berbicara keluarga, mereka pasti peduli dengan keluarga sendiri," ujar Trump.

Suami dari Ivanka itu mengatakan bahwa warga AS sekarang lebih takut dengan serangan terorisme serta keamanan dalam negeri yang kian tak kondusif.

Namun, ide Trump langsung dibantah oleh mantan gubernur Florida, Jeb Bush--yang debat kali ini lebih agresif.

"Solusi itu sungguh gila, dan tak masuk akal" kata Bush seperti dilansir Washington Post.

Seperti biasa, Donald Trump mampu menyulut emosi dengan manggil Jeb, 'anak baik'. "Dia orang baik. Tapi kami butuh orang yang kuat," kata Trump.

Keduanya lalu saling menginterupsi. "Saya yang bicara? Atau Anda?" pancing Trump.

"Saya yang bicara," kata Bush. "Dengar kawan, Anda tak bisa menempuh jalur hina demi menjadi presiden... Kepemimpinan itu bukan menyerang orang lain."

Selain membunuh anggota keluarga ISIS, Trump juga meminta menutup akses internet di Timur Tengah. Menurutnya, ISIS telah menggunakan dunia maya itu sebagai alat rekrut.

"Saya tidak mau mereka menggunakan internet untuk merekrut pemuda kita," kata Trump.

Trump: Intervensi AS di Timur Tengah Sia-sia

Debat mengenai cara-cara melumpuhkan ISIS berlangsung dengan sengit sekaligus suram. Pada suatu titik, Trump menyinggung bagaimana AS menggunakan intervensi militernya selama 12 tahun untuk perang di luar negeri dan mengatakan usaha itu sia-sia.

"Kita telah menghabiskan US$ 4 juta," ujar Trump yang menyinggung bahwa invasi di Irak pada 2003 merupakan ide dari Partai Republik.

"Kita telah melakukan hal luar biasa terhadap kemanusiaan. Orang-orang yang kita bunuh, orang-orang yang telah kita hapuskan dalam sejarah. Dan untuk apa? Kita toh tidak menang," beber Trump yang membuat sebagian kandidat terdiam.

Namun, tak beberapa lama, salah satu kandidat, Carly Fiorina menyambar ucapannya, "Itulah yang dilakukan oleh Presiden Obama. Saya heran, kalimat itu keluar dari seorang kandidat Republik."

"Lantas apa yang harus kita lakukan sekarang? Kita tidak dapat apa-apa," balas Trump.

Kendati demikian, para kandidat sepakat bahwa AS seharusnya lebih agresif menyerang ISIS di luar negeri.

Yang diharapkan debat kali ini akan memanas antara Ted Cruz dengan Donald Trump. Hal itu dikarenakan Cruz telah mengambil alih peringkat pertama menggungguli Trump beberapa waktu lalu. 31 persen untuk pria keturunan Cuba dan 21 persen untuk miliuner di polling terakhir oleh Des Moines/Bloomberg.

Namun, Cruz lebih memilih untuk merespons Senator Marco Rubio dalam hal program mata-mata untuk keamanan nasional. Keduanya saling silang pendapat bahwa kegiatan tersebut melanggar hak individu sesuai dengan Amendemen Konstitusi AS.

Sementara Trump lebih memilih menyerang Jeb Bush, sosok yang selama ini digadang-gadang Republik namun harus berpuas diri di angka 6 persen.

Kendati debat kali ini di panggung utama ada 8 kandidat, namun hanya Donald Trump, Marco Rubio, Ted Cruz dan Jeb Bush yang mendominasi.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya