Liputan6.com, Manila - Filipina merupakan salah satu negara dengan tingkat melek huruf tertinggi di Asia. Tercatat 97,5 persen dari perkiraan populasi 100 juta orang bisa membaca dan menulis.
Meskipun mampu membaca dan menulis, namun di sana banyak anak putus sekolah dengan alasan bekerja untuk menghidupi keluarga mereka. Pada 2013, tercatat sekitar 4 juta penduduk muda Filipina mulai usia 6 sampai 24, tak bisa malanjutkan pendidikan mereka.
Baca Juga
Hal tersebut tentu saja menjadi pembatas untuk pilihan karir mereka di masa depan. Berlatar alasan ini, seorang pria baik hati di Filipina berupaya agar anak-anak itu tetap bisa mendapatkan ilmu dari membaca. Caranya, 'menyulap' rumahnya menjadi 'rumah buku'.
Advertisement
"Aku menemukan cara inovatif untuk mempromosikan kecintaan untuk belajar, dengan mendirikan tempat membaca di luar rumah 15 tahun lalu," kata pensiunan akuntan, Hernando Guanlao, seperti dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (19/12/2015).
Baca Juga
Tempat baca yang dulu kecil itu sekarang telah berubah menjadi perpustakaan umum. Tak hanya itu, ia juga bahkan membagi-bagikan bahan bacaan gratis untuk anak-anak miskin dan mereka yang putus sekolah.
"Sebagai orang Filipina yang tidak memiliki kesempatan pergi ke tempat-tempat lain, aku ingin melakukan sesuatu yang membantu orang Filipina lainnya sebelum berusia 70 tahun," ucap Guanlao.
"Dan buku adalah cara saya untuk mewujudkan impian itu. Dari situlah aku bisa membuat orang-orang bersuka cita, dan membantu mereka agar tak merasa tertinggal," jelas dia.
Salah satu pelanggan perpustakaan Guanlao adalah Stella Monsanto. Remaja 14 tahun itu kerap datang untuk membaca, karena orangtuanya tak mampu menyekolahkannya. Sehari-hari ia memulung untuk memenuhi kebutuhan hidup.
"Ketika Anda membaca, Anda lupa waktu. Karena halaman demi halaman itu membawamu 'pergi'. Dan Anda bisa belajar tentang hal-hal lain melalui buku," tutup Guanlao.
Saksikan juga video menarik lain berikut ini: