Liputan6.com, Kiev - Fakta menunjukkan, pesawat terbang masih jadi modal transportasi yang paling aman di dunia. Namun, sejumlah kecelakaan yang melibatkan pesawat terbang membuat sejumlah orang takut mengangkasa.
Misalnya, misteri hilangnya Malaysia Airlines MH370, MH17 yang ditembak jatuh di langit Ukraina, AirAsia QZ8501 yang ditemukan puingnya di Selat Karimata, dan masih banyak lagi.
Untuk menghapus kekhawatiran tersebut, seorang insinyur asal Ukraina mengajukan sebuah temuan revolusioner: pesawat yang kabinnya bisa dilepas kapan pun saat kondisi darurat. Yang memungkinkan para penumpang mendarat dengan selamat, di darat, juga di atas air sekalipun.
"Temuan Tatarenko Vladimir Nikolaevich mungkin bisa menyelamatkan ratusan nyawa yang terancam melayang dalam kecelakaan yang terjadi di tengah penerbangan," demikian Liputan6.com kutip dari situs NDTV, Senin (18/1/2016).
Baca Juga
Nikolaevich sudah mengembangkan gagasannya selama 3 tahun, namun baru merilisnya belakangan.
Lantas, bagaimana kabin yang copot bisa mendarat dengan selamat?
Hal tersebut dimungkinkan berkat parasut yang menempel di bagian kabin -- yang secara otomatis akan terbuka saat kapsul bagian bawah copot dari bagian pesawat lain -- rangka bagian atas dan kokpit.
"Menyelamatkan nyawa para penumpang dalam insiden kecelakaan pesawat adalah hal yang mungkin. Saat para insinyur di dunia bekerja keras membuat pesawat kian aman, mereka tak bisa melakukan apapun terhadap faktor manusia," kata Tatarenko kepada LiveLeak.
"Teknologi yang ada saat ini, seperti menggunakan Kevlar atau komposit serat karbon digunakan untuk bagian mesin, sayap, sirip (flap), spoiler, aileron, dan ekor (tail) dalam desain tersebut."
Desain yang digagas Tatarenko termasuk dengan menempatkan ruang penyimpanan bagasi di bawah kabin, sehingga tak ada kasus kehilangan harta benda saat pemisahan kapsul sampai harus dilakukan.
Ini bukan ide pertama yang digagas Tatarenko. Sebelumnya, ia mendaftarkan paten atas penemuan sistem kapsul penyelamat yang juga bisa menyelamatkan nyawa para penumpang.
Lebih dari 2.000 nyawa manusia melayang dalam kecelakaan pesawat terbang sejak tahun 2012. Karena itulah, teknologi anyar tersebut diharap bisa mengurangi jumlah korban jiwa dalam insiden penerbangan.
Advertisement
Namun, seperti dikutip dari News.com.au, sejumlah orang skeptis dengan ide yang diajukan Tatarenko.
Salah satunya terkait elemen yang bisa dipisahkan dari pesawat. Diduga, itu justru akan melemahkan struktur kapal terbang secara keseluruhan. Atau, jangan-jangan membuat harganya lebih mahal.
Lainnya bertanya-tanya, apa gerangan yang akan terjadi pada pilot dan awak pesawat?