Wajib Bergelang Merah, Pencari Suaka di Inggris Rentan Kekerasan

Banyak warga lokal melempari telur dan berteriak kepada pencari suaka agar mereka kembali ke negara asal mereka akibat gelang itu.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 25 Jan 2016, 12:39 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2016, 12:39 WIB
Wajib Bergelang Merah, Pencari Suaka di Inggris Rentan Kekerasan
Wajib Bergelang Merah, Pencari Suaka di Inggris Rentan Kekerasan (Garett Everett/Guardian)

Liputan6.com, Cardiff - Setelah pintu rumah penampungan sementara para pencari suaka di Middlesbrough, Inggis, diwarnai cat merah, kini ada kasus lain di wilayah Cardiff.

Mereka, layaknya tawanan, diwajibkan memakai gelang berwarna merah sebagai penanda kalau mereka adalah para pencari suaka. Akibatnya, mereka rentan terhadap perlakukan kasar dan diskriminasi dari warga anti-imigran.

Kementerian Dalam Negeri Inggris membuat kontrak dengan perusahaan Clearsprings Ready House untuk membuat rumah penampungan bagi pencari suaka. Kontraktor itu lalu memberi penanda bagi pendatang dengan gelang merah. Kalau tidak mau memakai, mereka tidak akan diberi makan.

Mereka yang diberi gelang itu adalah pencari suaka yang belum bisa bekerja. Akibatnya, mereka butuh bantuan pemerintah Inggris untuk makan dan uang saku.

Insiden penanda gelang di Cardiff ini terkuak setelah pencari suaka di Middlesbrough protes, rumah mereka, menjadi target kebencian karena telah dicat warna merah oleh kontraktor pembuat rumah, G4S.

Rupanya, praktik "gelang merah" telah terjadi sekian lama. Hal itu dikisahkan oleh salah seorang mantan pencari suaka, Eric Ngalle.

Tidak Pakai Gelang Berarti Tidak Makan

Ngale, 36 tahun, pernah tinggal selama sebulan di perumahan sementara di Lynx House, Cardiff, sebelum suakanya disetujui pemerintah Inggris pada November 2015.

"Sewaktu tinggal di Lynx House, itu adalah salah satu pengalaman terburukku. Aku benci memakai gelang merah itu dan kadang enggan memakainya. Akibatnya, aku tak dapat jatah makan," kata pria yang kini bekerja sebagai penulis naskah drama kepada The Guardian, Minggu, 24 Januari 2016.

"Kalau kami menolak memakai gelang merah, para petugas akan melaporkan ke Kementerian Dalam Negeri. Padahal kami harus mengambil jatah makan dengan jarak 10 menit jalan kaki. Bisa dibayangkan, gelang merah itu terlihat orang banyak," ucapnya mengenang.

"Jalan yang kami lalui itu ramai sekali. Bahkan beberapa pengemudi yang melihat gelang kami mulai membunyikan klakson sambil berteriak, 'Balik sana ke negeri kalian!' Beberapa di antaranya jahat kepada kami, seperti melempar tomat atau telur," ujar Ngale.

Kisah yang sama dikisahkan pengungsi lainnya bernama Maher. Ia juga pernah tinggal di Lynx House sebelum status suakanya dikabulkan.

"Saat kau berjalan, orang lokal setempat dapat melihat gelang merahmu dengan jelas. Jadi mereka tahu siapa kami dan di mana kami tinggal," ucap Maher.

"Kami merasa tidak sejajar dalam komunitas. Akibatnya, aku selalu melindungi gelangku supaya orang lain tak bisa melihatnya," ujar pria 41 tahun itu.

Wajib Bergelang Merah, Pencari Suaka di Inggris Rentan Kekerasan (Garett Everett/Guardian)

Para pencari suaka di Inggris tidak diperbolehkan bekerja atau mendapatkan keuntungan lainnya. Beberapa mendapatkan uang saku yang kecil dan Kartu Azure untuk belanja kebutuhan di supermarket.

Namun, gelombang pencari suaka terbaru ditampung di rumah-rumah sementara yang disediakan oleh Kementerian Dalam Negari tidak mendapatkan uang maupun Kartu Azure. Rumah penampungan modelnya seperti hotel dan diberi makan tiga kali sehari.

Salah seorang pencari suaka yang baru saja mendarat di Inggris ditampung di Lynx House akhir 2015 lalu. Dia berkisah bahwa praktik gelang merah masih terjadi.

"Gelang merah ini diskriminasi. Tidak pakai gelang, tidak ada makanan. Kami diperlakukan sebagai warga kelas dua. Akibatnya, orang-orang yang tinggal di Lynx House tidak berani keluar rumah atau ketemu orang baru. Mereka takut gelang itu membawa masalah bagi mereka," ujar Mogdad Abdeen, pemuda 24 tahun dari Sudan.

Koordinator pencari suaka dari lembaga Trinity Center sangat khawatir dan protes dengan gelang merah penanda itu.

"Kami sudah protes kepada Keme nterian Dalam Negeri dan Clearsprings, tapi tak satu pun  yangmendengarnya," ujar Chloe Marong.

"Pencari suaka adalah kelompok masyarakat yang rentan terhadap kekerasan. Mereka enggan berbaur dalam kerumunan orang banyak. Akibatnya, mereka sendiri takut keluar rumah untuk mengklaim jatah makan mereka," kata Adam Hundt dari kantor pengacara Deighton Pierce Glynn.

Gelang untuk Mempermudah

Namun operator pengelola rumah penampung, Clearsprings, menolak anggapan bahwa tindakannya memberi gelang merah sebagai tindakan diskriminasi.

"Inggis kini tengah mendapatkan gejolak gelombang pengungsi. Akibatnya pemerintah memberi instruksi kepada kontraktor untuk mengatur bagaimana memberi kesejahteraan kepada mereka," ujar Clearsprings dalam pernyataannya.

"Klien kami yang tinggal di rumah penampungan dengan dapur di dalamnya mendapatkan uang saku tiap minggu dalam bentuk voucher belanja."

"Bagi klien kami yang tinggal di rumah penampungan tanpa dapur diberikan gelang merah tanpa logo atau teks apa pun. Mereka wajib menunjukkan gelang itu saat makan di restoran tertentu yang telah kami tunjuk. Untuk mempermudah pendataan," ucap Cleanspring yang menjadi kontraktor pemerintah Inggris untuk urusan rumah imigran sejak Mei 2015.

"Tiap bulannya, Kementerian Dalam Negeri menginspeksi kami dan sejauh ini belum ada keberatan dari pihak pemerintah tentang cara ini," ujar Cleanspring.

Sementara itu, Kementerian Dalam Negeri menolak untuk berkomentar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya