Sinyal Kanselir Merkel Kurangi Angka Pencari Suaka ke Jerman

Merkel akan berfokus untuk pencegahan penyelundupan manusia dan memperhatikan kamp di Turki, Yordania dan Lebanon.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 14 Des 2015, 15:44 WIB
Diterbitkan 14 Des 2015, 15:44 WIB
Kanselir Jerman Angela Merkel 'Tokoh Tahun Ini' versi TIME
Kanselir Jerman Angela Merkel 'Tokoh Tahun Ini' versi TIME. Bersama pencari suaka Suara yang sampai di Jerman. (Reutes)

Liputan6.com, Berlin - Kanselir Jerman Angela Merkel beri tanda bahwa ia akan mengurangi angka secara drastis pencari suaka yang masuk ke Jerman. Tindakannya itu merupakan kompromi dirinya terhadap kritikan atas 'kebijakan buka pintunya' yang datang dari partai konservatif -- partai yang membesarkan namanya.

Merkel menerima tekanan dari Partai Christian Democratic Union (CDU) untuk mengurangi jumlah masuknya pencari suaka ke Jerman. Mereka mengharapkan paling banyak tak lebih dari 340 ribu orang boleh masuk ke Jerman tahun depan. 

"Di saat yang sama, kami ingin memperhatikan kekhawatiran orang lain, kekhawatiran atas masa depan. Dengan demikian, kami ingin mengurangi, ingin secara drastis menurunkan jumlah orang yang masuk ke negara ini," kata Merkel pada Minggi 13 Desember 2015, seperti dilansir dari The Guardian.

Merkel -- yang popularitasnya menurun karena dianggap tak piawai mengurusi pengungsi -- mengatakan pembatasan jumlah pencari suaka yang masuk bukan berarti resolusi utama. Namun, bagaimanapun ia tak bisa bertindak sendirian, ia butuh dukungan dari kongres untuk menyelesaikan program resetlement para pencari suaka.

Selain itu, ia ingin Berlin fokus pada kerja sama dengan Ankara dalam memberantas penyelundup manusia, meningkatkan kesejahteraan kamp pengungsi di Turki, Lebanon dan Yordania agar mereka tak bisa masuk ke Jerman dengan alasan tempat penampungan tidak manusiawi.

Strategi 'kebijakan buka pintu' telah membuat keinginannya untuk mencalonkan diri kembali sebagai kanselir pada 2017 terancam 'gagal'. Ia dianggap telah membuat posisi Jerman dan Uni Eropa kritis setelah kebanjiran para pengungsi.

Kendati terpilih sebagai 'People of the Year' versi Majalah TIME atas kebaikan hatinya dalam membuka pintu bagi para pengungsi. Namun bagi Jerman dan Uni Eropa, ia dianggap pencetus krisis imigran di Uni Eropa.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya