Isi Goodie Bag 'Kontroversial' Oscar 2016: Tur Mahal ke Israel

Tas berisi suvenir atau goodie bag jadi bagian dari tradisi Oscar. Isinya yang pasti mahal, kadang absurd. Ada yang kontroversial pada 2016.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 28 Feb 2016, 20:29 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2016, 20:29 WIB
Ada yang kontroversial dalam goodie bag Oscar 2016
Ada yang kontroversial dalam goodie bag Oscar 2016 (breitbart.com)

Liputan6.com, Hollywood - Tas berisi suvenir atau goodie bag Oscar menjadi bagian penting dalam acara pemberian penghargaan Academy Awards tiap tahunnya. Menang atau kalah, setiap tamu istimewa dalam gelaran tersebut tak akan pulang dengan tangan kosong.

Isinya yang pasti mahal, kadang absurd. Sebab, tas itu ditujukan untuk para bintang kelas dunia yang bisa membeli apapun dengan duit mereka.

Menurut The Daily Beast, isi goodie bag Oscar tahun ini bernilai US$ 200 ribu atau Rp 2,68 miliar.

Distinctive Assets, pihak pengelola tas suvenir itu mendeskripsikan isi goodie bag tersebut sebagai, "kombinasi yang luar biasa, menyenangkan, dan fungsional yang ditujukan untuk menyenangkan dan memanjakan mereka mungkin bisa memiliki apapun yang bisa dibeli dengan uang, namun masih menikmati kegembiraan menerima hadiah," demikian seperti dikutip dari CNN, Minggu (28/2/2016).

Apa saja isinya?

Menurut bocoran, isi tas cenderamata itu termasuk rental mobil Audi keluaran istimewa selama setahun dari Silvercar, menginap gratis di sejumlah hotel di Italia, wadah tisu toilet seharga US$ 900 atau setara Rp 12 juta.

Juga ada produk istimewa M&Ms, sebuah Haze Dual V3 Vaporizer senilai US$ 249,99 atau Rp 3,3 juta,  3 sesi latihan privat dengan ahli kebugaran terkenal sekaligus bintang acara 'My Diet Is Better Than Yours', Jay Cardiello senilai US$ 1.400 atau Rp 18,8 juta.

Dan, yang paling mahal sekaligus kontroversial adalah paket perjalanan kelas utama ke Israel.

Piala Oscar. (dok. New Yorker)

Dengan nilai US$ 55 ribu atau Rp 738 juta, hadiah tersebut dipersembahkan oleh Kementerian Pariwisata Israel -- yang berharap membawa sejumlah selebritas Hollywood berkunjung ke sana.

Termasuk dalam paket wisata tersebut adalah tikep pergi-pulang, 10 hari menginap di hotel mewah, dan perjalanan wisata di Israel.

Namun, tak semua orang kagum dengan hadiah mahal itu.

Gerakan The Palestinian Boycott, Divest and Sanctions -- yang mengkampanyekan boikot terhadap Israel mengatakan, para bintang yang memanfaatkan perjalanan gratis tersebut sama saja mendukung pendudukan atas wilayah Palestina.

"Kami meminta para figur Hollywood melakukan hal yang sama saat menanggapi apartheid di Afrika Selatan. Agar mereka tidak mengajukan nama mereka agar Israel bisa menutupi pendudukan dan pelanggaran hak asasi manusia yang mereka lakukan," kata lembaga itu.

Belum satu pun dari calon peraih Piala Oscar yang menyatakan ambil bagian dalam perjalanan tersebut. Namun, setidaknya ada satu nominator yang terang-terangan menolak.

Dia adalah Mark Rylance, nominator peran pembantu terbaik untuk aktingnya dalam 'Bridge of Spies'. Ia terang-terangan menyatakan mendukung Palestina dan menandatangani 'perjanjian' untuk menolak hadiah ke Israel tersebut.

Namun, belakangan pihak sang aktor kepada CNN mengatakan, Rylance akan menolak semua hadiah yang diberikan.

Nominator lainnya memilih tak berkomentar.

Sementara, Kementerian Pariwisata Israel berdalih, hadiah mereka lebih fokus pada pantai-pantai dan sejarah dalam perjalanan itu, bukan konflik.

"Kami berharap, akan ada hal-hal yang mengarah pada perjanjian damai. Namun, menurut saya, pembicaraan tentang pendudukan atau boikot pada Israel karena situasi yang terjadi saat ini adalah hal yang tak adil," kata Menteri Pariwisata Israel, Yariv Levin.

Pihak Academy of Motion Picture Arts and Sciences sama sekali tak ada hubungannya dengan tas suvenir yang selalu bikin penasaran dan memancing kehebohan karena isinya yang aneh atau nilainya yang kelewat mahal itu.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya