Bernyali Besar, Pria Ini Satu-satunya Penghuni Kota Hantu

Pria ini memutuskan pulang kampung, menghuni rumah neneknya yang terbengkalai dan berhantu.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 27 Mar 2016, 14:52 WIB
Diterbitkan 27 Mar 2016, 14:52 WIB
Bernyali Tinggi, Pria Ini Satu-satunya Penghuni Kota Hantu
Bernyali Tinggi, Pria Ini Satu-satunya Penghuni Kota Hantu (News.com.au)

Liputan6.com, Italia - Sostila adalah kota kecil yang terletak di perbukitan di bawah kaki gunung Alpen Italia. Kota ini terisolasi dan jauh dari peradaban.

Dikelilingi oleh bangunan batu berwarna abu-abu dan berpintu kayu serta memiliki balkon, kota tua itu telah ditinggalkan penduduknya.

Puncak gereja yang menjulang tampak hancur serta bangunan sekolah dengan bangku dan meja yang bergeletakan. Sementara buku-buku yang terbuka ditinggal murid-muridnya masih berserakan di meja. Jalanan begitu berangin dan berbatu serta tertutup rumput.

Di pintu gerbangnya bergambar anak panah beserta busur.

 

Sebuah tempat penuh magis yang tak tersentuh selama puluhan tahun.

Kota kecil itu dibangun pada abad pertengahan, tapi kehidupan warganya berakhir pada 1960-an. Saat itu musim dingin yang menyengsarakan ditambah jalanan yang rusak serta kehidupan yang keras membuat para warganya meninggalkan kota itu untuk turun gunung mencari kehidupan yang lebih baik

Begitulah akhirnya, Sostila berubah menjadi desa berhantu. Rumah kosong melompong tak berpenghuni. Hanya suara desahan angin dan kayu tua bergesekan yang terdengar.

Italia memiliki 15.000 dusun tak berpenghuni, salah satunya Sostila.

Namun, setelah puluhan tahun tak ada kehidupan, kini Sostila memiliki satu penduduk. Pria yang cukup punya nyali menghuni desa yang telah lama ditinggalkan orang.

Ia tinggal di bekas rumah neneknya. Ia memutuskan "pulang kampung".

Bernyali Tinggi, Pria Ini Satu-satunya Penghuni Kota Hantu (News.com.au)

Fausto Mottalini ingin membuktikan kepada semua orang bahwa manusia bisa hidup dengan hal sederhana seperti makanan, tempat tinggal, dan di atas segalanya adalah alam yang segar tanpa kontaminasi.

Sostila menyajikan keindahan panorama yang indah, udara segar Pegunungan Alpen, lembah hijau murni dan berkilau puncak gunung yang tertutup salju seperti obat bagi pria berusia 65 tahun itu.

Setelah gagal berumah tangga dan tak laku lagi sebagai dokter, Fausto memutuskan untuk pensiun dan tinggal di tembok-tembok kuno rumah peninggalan keluarganya.

"Aku diberikan kesempatan untuk kehidupan keduaku ketika saat itu sedang memperbaiki atap rumah yang rusak. Tiba-tiba kedamaian dan keheningan merask jiwaku. Aku sadar, ini rumah baruku. Sekarang, aku bahagia dan puas," tutur Fausto seperti dilansir dari News.com.au Minggu (27/3/2016).

Fausto menghabiskan hari-harinya di luar ruangan seperti jalan kaki, memotong kayu, memotret mencari lahan untuk sayur dan buah. Ia juga menikmati sinar matahari di halaman rumahnya yang dipenuhi labu.

Bernyali Tinggi, Pria Ini Satu-satunya Penghuni Kota Hantu (News.com.au)

Saat hujan turun, ia membunuh waktu dengan memasak sup tomat, meditasi, dan menulis kisah perjalanannya di depan perapian. Ia kini punya banyak waktu untuk membaca.

"Aku menggarisbawahi kalimat yang menurutku indah tiap kali membaca buku dan membuat catatan. Brainstorm itu sehat. Aku harus melatih baik itu pikiran maupun tubuhku. Aku bebas melakukan apa yang kumau. Beruntung sekali bukan?" lanjutnya lagi.

Fausto meninggalkan Sostila hanya beberapa kali tiap minggunya kalau ia butuh membeli sesuatu di kota terdekat. Seperti masa lalu, Sostila sangat sulit untuk dimasuki, setidaknya dengan kendaraan. Itulah yang membuatnya unik, tak tersentuh modernisasi.

Tidak ada jalan menuju desa itu. Satu-satunya adalah jalan kaki dengan anak tangga alami. Fausto meninggalkan mobilnya di bawah bukit.

Kisah Hantu, Daya Tarik bagi Turis

Kendati demikian, ia tak benar-benar sendiri. Tiap akhir pekan, keponakannya, Franco, berpakaian ala abad pertengahan membawa serta turis yang ingin tahu tentang kota hantu itu.

Berjalan 8 kilometer melalui rute berkelok yang dipenuhi bangunan tua tak berpenghuni.

"Bangunan itu sama persis saat ditinggal penduduknya. Mereka pasti pergi terburu-buru," kata Franco.

Kedatangan turis adalah satu-satunya kesempatan bagi Fausto bersosialisasi. Orang ingin tahu rasanya tinggal sendirian di kota hantu itu.

Bernyali Tinggi, Pria Ini Satu-satunya Penghuni Kota Hantu (News.com.au)

"Mereka kaget, takut sekaligu penasaraan. Aku rasa satu dua orang iri denganku namun tak sedikit orang yang punya nyali ingin ikut gaya hidupku ini," jawab Fausto mengenai turis akhir pekan.

Cerita-cerita rakyat masa lalu menjadi daya tarik sendiri bagi para turis dan murid-murid sekolah yang biasa menghabiskan masa liburan membuat perapian di desa itu.

Fausto dan keponakannya sering mengisahkan legenda mengerikan dusun itu. Seperti nenek sihir yang melayang, roh hantu di pegunungan dan setah bertudung yang berjalan-jalan di desa membawa lilin dari tulang manusia. Kisah itu membuat para pengunjung merinding.

Fausto sendiri mengatakan ia belum pernah berjumpa dengan para hantu itu. Namun, ia tak keberatan jika bertemu salah satunya.

"Tiap hari baru bagiku, tak terduga. Aku hidup dengan rasa keingintahuan yang besar dan hati terbuka. Aku mungkin sendirian, tapi tak pernah merasa sendiri," katanya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya