Liputan6.com, Gaza - Pertempuran kembali pecah antara pasukan Israel dan militan Hamas Palestina. Sejumlah orang menyebut, konflik yang dipicu persoalan terowongan tersebut adalah yang terburuk sejak 2014.
Tembakan tank militer negeri zionis pada Kamis 5 Mei 2016 menewaskan seorang perempuan Palestina di area Khan Yunis di selatan Gaza.
Korban, Zeina Al-Amour (54), dinyatakan meninggal dunia di RS Nasser. Staf medis juga menyebut, tembakan tersebut juga melukai seorang warga lain.
Baca Juga
Pihak Israel berdalih, serangan yang mereka lakukan untuk merespons lontaran rudal yang dilakukan Hamas.
Konflik kembali memuncak setelah pihak Israel mengklaim menemukan terowongan baru, yang menghubungkan Gaza dengan negara itu.
Juru bicara militer Israel, Letnan Kolonel Lerner mengatakan, terowongan tersebut berada di kedalaman 30 meter di bawah tanah.
Advertisement
Baca Juga
"Kami akan terus bertindak menghadapi pelanggaran atas kedaulatan kami, hingga terowongan terakhir ditemukan," kata Menteri Pertahanan Israel Moshe Yaalon dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari BBC, Jumat (6/5/2016).
Pihak militer mengatakan, serangan yang dilancarkan Hamas menargetkan pasukan Israel yang mencari keberadaan terowongan di wilayah perbatasan.
Sebaliknya, kelompok sayap Hamas, Brigade Ezzedine al-Qassam menuding militer Israel telah melanggar wilayah Gaza, dan mereka siap menghadang agresi itu.
"Kami tak akan mengizinkan agresi zionis di jalur Gaza," kata mereka dalam pernyataannya.
Bulan lalu, militer Israel mengatakan telah menemukan dan 'menetralisir' terowongan yang membentang beberapa ratus meter dari Gaza ke wilayah Israel.
Sejak Rabu 4 Mei 2016, Hamas dan kelompok militan lain di Palestina telah menembakkan peluru dan rudal setidaknya 10 kali. Sebaliknya, angkatan udara Israel telah melakukan tiga kali pemboman.
Pada 2014 lalu, Israel dan militan Hamas terlibat dalam pertempuran dahsyat yang berlangsung selama 50 hari.
Para pejuang Hamas menggunakan terowongan untuk memasuki wilayah Israel sebanyak 4 kali, menewaskan 12 tentara Israel. Sementara pihak Tel Aviv menghancurkan lebih dari 30 terowongan.
Konflik tersebut membawa nestapa. Sebanyak 2.251 rakyat Palestina tewas, 1.462 di antaranya adalah warga sipil. Demikian data PBB.
Sementara 11.231 orang di Palestina terluka, dan 18 ribu rumah di Gaza rusak hingga hancur lebur.
Di sisi sebaliknya, 67 prajurit Israel tewas, pun dengan 6 warga sipil. Korban luka dari pihak Israel berjumlah 1.600 orang.
Roket dan rudal yang diluncurkan dari Gaza juga menyebabkan kerusakan di rumah dan bangunan lain di sana.
Perang di Gaza pecah pada 8 Juli 2014 setelah penculikan dan pembunuhan tiga remaja Israel di Tepi Barat yang kemudian diikuti oleh penculikan dan pembakaran hidup-hidup seorang remaja Palestina.