Liputan6.com, Aden - Sebuah bom mobil bunuh diri meledak di Aden, Yaman, pada Senin, 23 Mei 2016. Menewaskan setidaknya 40 calon tentara dan melukai 60 lainnya. Menurut petugas medis, kejadian itu merupakan salah satu serangan militan yang paling mematikan.
Dari keterangan pihak berwenang, serangan itu terjadi ketika para calon tentara berbaris untuk mendaftar menjadi layanan militer di rumah seorang jenderal senior di Distrik Khor Maksar, Aden.
Kota pelabuhan itu saat ini menjadi ibu kota sementara Yaman, sementara pemerintah berusaha untuk merebut kembali ibu kota Sanaa dari kelompok bersenjata Houthi.
Advertisement
Baca Juga
Website media lokal, Aden al-Ghad, menunjukkan foto tentara yang mengambil jasad berseragam berlumuran darah. Sementara itu laporan saksi mata melihat ambulans mengumpulkan korban luka.
Dikutip dari Reuters, Senin (23/5/2016), sebuah bom yang ditanam di pintu gerbang dekat sebuah pangkalan militer itu meledak tak lama setelah ledakan bom mobil. Menurut pejabat setempat, peristiwa tersebut tak menimbulkan korban jiwa.
Serangan tersebut diduga sebagai balasan karena pasukan pemerintah Yaman didukung oleh Uni Emirat Arab, menyerang militan Al Qaeda di kota yang terletak di pantai selatan pada awal bulan lalu.
Kelompok Al Qaeda in the Arabian Peninsula (AQAP) telah memanfaatkan kekacauan di Yaman sejak perang sipil terjadi pada tahun 2015 lalu, untuk memenangkan kontrol sejumlah wilayah di selatan dan timur Yaman.
Pasukan Yaman mendorong keluar kelompok radikal itu dari basis di tenggara kota pelabuhan Mukalla. Mereka juga meningkatkan penumpasan militan.
Sebanyak 16 orang tewas dalam serangan di luar kota yang didukung oleh helikopter Teluk Arab pada Minggu, 23 Mei 2016.