KTT G7: Ancaman Serius Jika Inggris Hengkang dari Uni Eropa

Referendum Brexit disebut kelompok G7 menimbulkan dampak serius terhadap tiga hal. Apa saja?

oleh Khairisa Ferida diperbarui 27 Mei 2016, 12:44 WIB
Diterbitkan 27 Mei 2016, 12:44 WIB
KTT G7 Ingatkan Ancaman Serius Jika Brexit Terjadi
Pemimpin Dunia berkumpul dalam KTT G7 di Jepang (BBC)

Liputan6.com, Tokyo - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 di Jepang menghasilkan sebuah deklarasi bahwa voting yang dilakukan Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa -- dikenal dengan istilah Brexit -- dapat menimbulkan ancaman serius bagi pertumbuhan global.

Sebaliknya, jika Britania Raya memilih bertahan akan terjadi kecenderungan peningkatan perdagangan global, investasi dan lapangan kerja.

Sebelumnya, Inggris dilaporkan berencana keluar dari Uni Eropa. Negeri Ratu Elizabeth itu akan menggelar referendum pada 23 Juni 2016 mendatang. Sementera itu, Perdana Menteri Inggris David Cameron telah berkampanye meminta dukungan agar Inggris tetap berada dalam Uni Eropa.

 



Menurut Gubernur Bank Central Jepang, Haruhiko Kuroda, kepada BBC, Jumat (27/5/2016) risiko serius atas terjadinya Brexit terhadap perekonomian dunia tidak mengejutkan siapapun dalam KTT G7. Namun dampaknya terhadap perdagangan global, investasi dan lapangan kerja yang dinilai sangat serius.

Selain itu terdapat sentimen -- investor gugup apakah terjadinya Brexit berarti kepercayaan tumbuh di Eropa dan bagaimana itu mengubah lanskap perekonomian dunia.

Ketika 7 Kepala Negara Industri Maju Bertemu di Jepang

Pertemuan tujuh kepala negara yang tergabung dalam G7 di Jepang membahas sejumlah agenda khusus, di antaranya ancaman ekonomi dan keamanan dunia.

Dalam pertemuan yang berlangsung selama dua hari, para pemimpin dunia itu menyebut pertumbuhan global sebagai prioritas yang mendesak.

Presiden Barack Obama, PM Shinzo Abe, PM David Cameron, Presiden Francois Hollande, Kanselir Angela Merkel, PM Justin Trudeau dan PM Italia Matteo Renzi berjanji untuk mengadakan pembicaraan kolektif terkait risiko besar terhadap pertumbuhan global, termasuk ancaman serangan teroris dan kekerasan ekstremisme terhadap tatanan internasional. Dalam KTT G7 ikut bergabung juga Presiden Dewan Uni Eropa, Donald Tusk.

Dalam pernyataannya, para kepala negara juga berkomitmen untuk memperkuat respons kebijakan ekonomi dengan cara yang kooperatif sehingga dapat tercapai pola pertumbuhan yang kuat, berkelanjutan dan seimbang.

"Kami tetap berkomitmen untuk menjaga pertumbuhan inklusif dan lapangan kerja -- menguntungkan semua segmen masyarakat kita," sebut para kepala negara.

Mereka juga menyerukan pasar internasional agar tetap terbuka untuk melawan segala bentuk proteksionisme. Selain itu negara-negara diserukan juga untuk menghindari devaluasi kompetitif mata uang mereka.

Krisis Migran Adalah Tantangan Global

Selain fokus pada tantangan ekonomi dunia, kelompok ini juga menyoroti sejumlah isu.

G7 menggambarkan krisis migran di Eropa "sebagai tantangan global yang membutuhkan respon global". Ini dilakukan demi meningkatkan bantuan dari lembaga keuangan internasional dan negara-negara donor.

Dalam pernyataannya, para kepala negara mengungkapkan 'keprihatinan tentang situasi di Timur Tengah dan Laut China Selatan' di mana sengketa maritim telah menyebabkan meningkatnya ketegangan regional selama beberapa tahun terakhir.

Meski tidak menyinggung China, namun G7 mendesak semua pihak untuk menghormati kebebasan navigasi dan menyelesaikan konflik secara damai melalui proses hukum.




Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya