Liputan6.com, Pyongyang - Korea Utara (Korut) melakukan uji coba rudal balistik dari kapal selam. Informasi itu disampaikan oleh militer Korea Selatan (Korsel).
"Rudal tersebut diluncurkan dari perairan kawasan timur Semenanjung Korea, di lepas pantai Pelabuhan Sinpo, pada pukul 11.30 waktu setempat," ungkap Militer Korsel seperti dikutip dari BBC, Sabtu (9/7/2016).
Baca Juga
Militer Korsel tidak menyebutkan secara rinci rudal balistik jenis apa yang diluncurkan, termasuk apakah uji coba itu berlangsung lancar.
Advertisement
AS dan Korsel pada hari Jumat sepakat untuk menggelar sistem pertahanan rudal untuk menghadapi ancaman dari Pyongyang.
Laporan uji coba peluncuran rudal dari kapal selam mengemuka sehari setelah Amerika Serikat dan Korea Selatan sepakat meluncurkan sistem pertahanan rudal Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) untuk mengantisipasi ancaman yang semakin besar dari Korut.
Sistem THAAD akan mampu mendeteksi dan menembak jatuh misil Korut, namun masih belum jelas dimana rudal ini akan ditempatkan dan siapa yang akan memiliki kendali akhir.
Pada Mei 2015 lalu, Korut mengklaim telah sukses menguji peluncuran rudal dari kapal selam yang berada di bawah laut. Saat itu, pemimpin Korut, Kim Jong-un menyatakan negaranya kini memiliki "senjata strategis kelas dunia yang mampu menyerang dan menyapu kekuatan musuh yang melanggar kedaulatan dan martabat (Korut) di perairan."
Lalu pada April 2016, Korut juga dilaporkan menembakkan sesuatu seperti rudal balistik dari kapal selamnya.
Awal pekan ini, AS menjatuhkan sanksi pada pemimpin Korut, Kim Jong-un atas langkah Pyongyang digambarkan sebagai "deklarasi perang terbuka". Ini adalah pertama kalinya sanksi digunakan melawan Jong-un oleh AS, karena menyatakan dia langsung bertanggung jawab atas pelanggaran hak asasi manusia di negaranya.
Pyongyang dilaporkan telah diperingatkan bahwa langkahnya melakukan uji coba nuklir akan menutup semua saluran diplomatik dengan AS, kecuali daftar hitam tersebut dicabut.
Sebelumnya pada Januari, Korut melakukan uji coba nuklir keempat. Mereka mengklaim itu menjadi yang pertama menggunakan bom hidrogen. Tak lama setelah itu Pyongyang meluncurkan satelit, namun diduga kuat sebagai tes teknologi rudal jarak jauh.