Batal Ke Spanyol, Obama Kunjungi Lokasi Penembakan Polisi Dallas

Lawatannya ke Dallas, Texas ditujukan untuk mengujungi tempat kejadian baku tembak antara kelompok afro-amerika dan kepolisian.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 09 Jul 2016, 13:45 WIB
Diterbitkan 09 Jul 2016, 13:45 WIB
Horor Baku Tembak Polisi Dallas Vs Sniper, 5 Petugas Tewas
Horor Baku Tembak Polisi Dallas Vs Sniper, 5 Petugas Tewas (Reuters)

Liputan6.com, Dallas - Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama memutuskan untuk meninggalkan rangkaian kunjungan kenegaraannya ke Eropa. Dirinya dilaporkan akan segera mengunjungi Dallas.

Lawatannya ke Dallas, Texas ditujukan untuk mengunjungi tempat kejadian baku tembak antara kelompok afro-amerika dan kepolisian setempat. Insiden itu menyebabkan 5 polisi tewas.

Kunjungan Obama diharapkan dapat meredakan ketegangan antara polisi dan kelompok Afro-America. Kejadian tersebut telah menyulut beberapa unjuk rasa besar di seantero Negeri Paman Sam.

"Presiden Obama akan mencoba mencoba mengumpulkan seluruh warga untuk mendukung Polisi dan Komunitas (Afro-America) demi mendiskusikan ide atau kebijakan dalam menyikapi masalah perbedaan ras yang sesuai sistem peradilan kita," sebut Juru Bicara Gedung Putih, Josh Earnest, seperti dikutip dari The Guardian, Sabtu (8/7/2016).

Obama sendiri saat ini masih berada di Benua Biru. Keputusannya tersebut menyebabkan lawatannya ke Spanyol dibatalkan.

Sebelumnya, Presiden Obama mengutuk peristiwa penembakan tersebut. Ia menyebut serangan di Dallas sangat keji, penuh perhitungan, dan memuakkan terhadap aparat penegak hukum.

Obama, yang tengah menghadiri pertemuan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Polandia, memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang di semua gedung pemerintah. Dari keterangan Gedung Putih disebutkan Obama akan mempersingkat kunjungan ke luar negeri untuk melawat ke Dallas.

Obama juga menyerukan akan terus berupaya menyatukan rakyat guna mendukung polisi dan komunitas mencari titik temu, dengan mendiskusikan ide-ide kebijakan demi menangani ketimpangan ras dalam sistem hukum pidana.

Insiden penembakan terjadi Kamis 9 Juli 2016 sekitar pukul 20.45 waktu setempat ketika demonstran melakukan long march. Polisi menggambarkan serangan itu telah direncanakan dengan baik.

Serangan Dallas menandai hari paling mematikan bagi aparat penegak hukum AS sejak serangan 9/11 pada tahun 2001.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya