PM Selandia Baru Bicara Soal Brexit, Terorisme, dan Potensi RI

PM Selandia baru menggelar kunjungan tiga hari di Indonesia, khususnya untuk menggenjot bidang perdagangan.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 18 Jul 2016, 17:15 WIB
Diterbitkan 18 Jul 2016, 17:15 WIB
Perdana Menteri Selandia Baru, John Key
Perdana Menteri Selandia Baru, John Key (Reuters)

Liputan6.com, Jakarta - Perdana Menteri Selandia Baru, John Key menggelar kunjungan tiga hari di Indonesia. Tujuannya untuk menggenjot kerja sama kedua negara, khususnya dalam bidang perdagangan.

Dalam paparannya pada acara Business Forum: New Zealand and Indonesia: Patner in an Integrating Region, PM Key mengatakan, Indonesia memiliki peluang yang diakui banyak pihak, terutama populasi generasi mudanya yang sungguh potensial.

"Dari sekitar 250 juta penduduk Indonesia, 150 juta di antaranya adalah generasi muda yang lapar akan produk dan jasa yang bisa disediakan Selandia Baru," kata PM Key di Jakarta, Senin (18/7/2016).

PM Selandia Baru menambahkan, masih banyak potensi yang bisa dikembangkan dalam kerja sama dua negara, dari pariwisata, pendidikan, kerjasama penerbangan, energi terbarukan.

Pria bernama lengkap John Phillip Key juga menyoroti situasi global yang menyediakan banyak kesempatan juga tantangan.

Seperti yang terjadi di Eropa. Pasca-referendum yang memutuskan 'perceraian' Inggris dengan Uni Eropa atau Brexit, menurut PM Key, penuh dengan ketidakpastian.  

Belum lagi apa yang terjadi di Turki dan Nice, Prancis yang menjadi sasaran terorisme. "Yang menimbulkan dampak meluas," kata dia.

Dan meski perekonomian Amerika Serikat kuat dan stabil, menurut PM Key, "Peluang pertumbuhan global ada di Asia."

Ada beberapa alasan yang mendasarinya, yakni pertumbuhan kelas menengah, populasi yang sehat, dan meningkatnya permintaan.

Saksikan video paparan Perdana Menteri Selandia Baru, John Key:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya