Liputan6.com, Rio de Janeiro - Urusan warna air dalam kolam renang bisa menjadi ancaman yang membayangi final cabang olahraga loncat indah sinkronisasi 10 meter wanita dalam Olimpiade 2016.
Padahal, hingga Senin lalu, warna kolamnya masih kebiruan sesuai pantulan dinding-dinding bagian dalam kolam. Namun, tiba-tiba air berubah menjadi hijau.
Para komentator berita hanya bisa menduga-duga apa yang terjadi. Sementara itu, para penonton menyalurkan rasa penasaran mereka melalui media sosial.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari The Telegraph pada Rabu (10/8/2016), peraih medali perunggu loncat indah pria dari Inggris, Tom Daley, mengunggah foto kolam renang itu ke akun Twitter miliknya, lengkap dengan pertanyaan, "Hmmm, apa yang terjadi?"
Dalam ketidakjelasan penyebab perubahan warna, muncul sejumlah selentingan. Misalnya yang menduga bahwa warna air kolam sengaja dibuat kehijauan untuk meniru warna dominan bendera Brasil.
Namun, ada juga dugaan yang lebih serius berkaitan dengan kelalaian panitia penyelenggara yang tidak memberikan zat klorin secukupnya yang lazim untuk perawatan kolam renang.
BBC Sport mengutip seorang juru foto Amerika dalam ruang pers yang mengatakan, "Kalau tidak diberi obat, air kolam berubah menjadi hijau. Terlihat tidak elok, tapi tidak berbahaya."
Warna hijau bisa saja disebabkan oleh lumut yang merebak ketika tak ada zat klorin dalam air kolam.
Seorang juru bicara penyelenggaraan Rio 2016 mengatakan, "Kami sedang memeriksa penyebab situasi ini. Penting bagi panitia penyelenggara Rio 2016 untuk memastikan mutu tinggi di setiap tempat laga."
"Pengujian air dalam kolam selam Maria Lenk Aquatics Centre telah dilaksanakan dan tidak ada risiko apa pun bagi para atlet."
Mitch Geller, pimpinan kontingen Kanada, menduga pertumbuhan lumut yang merebak dalam keadaan hangat dan bermandi sinar matahari. Katanya, "Orang-orang menggaruk-garuk kepala, 'Ada apa ini?' Menurut saya filternya rusak, tapi saya tidak yakin."
"Sebenarnya tidak terlalu berbahaya, bukan beracun, kotor, atau yang sejenisnya. Tapi seperti semakin parah selama kompetisi."
Warna kehijauan itu bukan hanya gangguan yang bersifat kosmetik karena para atlet tidak bisa melihat dasar kolamnya. Kata Geller, "Mereka terbiasa melihat dalam air. Masalah visual jadi sangat penting ketika menyelam.”
Chen Ruolin dan Liu Huixia yang memenangkan medali emas mengatakan bahwa keadaan tersebut tidak berdampak kepada mereka.
Sementara itu, Paola Espinosa dari Meksiko mengamati bahwa kolamnya mulai menjadi lebih gelap saat kompetisi putaran ke-6. Tapi, atlet wanita yang sudah empat kali ikut Olimpiade ini mengatakan bahwa air itu tidak berbau atau berdampak kepada kulitnya.
Espinosa berujar, "Saya belum pernah melihat seperti ini. Tapi inilah Brasil, semuanya hijau di sini. Jadi, itu mungkin dekorasi untuk memperindahnya."
Atlet Jessica Parratto dari Amerika Serikat mengenakan lensa kontak dan mengatakan bahwa air itu tidak menyengat matanya.
Peraih medali perunggu Meaghan Benfeito dan Roseline Filion dari Kanada mencoba menahaan tawa ketika menyaksikan air itu dari menara setinggi 10 meter. Menurut mereka, warna hijau itu malah membantu pandangannya kontras dengan langit yang biru.
Kata Benfeito, "Asalkan kita tidak membuka mulut di dalam air. Siapa tahu?"