Pasang Status Fitness di Medsos Tanda Miliki Gangguan Jiwa?

Menurut sebuah penelitian, mereka yang suka mengunggah kegiatan olahraga di Facebook, diduga memiliki gangguan psikologi.

oleh Nurul Basmalah diperbarui 15 Agu 2016, 08:05 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2016, 08:05 WIB
Fitness
Fitness

Liputan6.com, London - Sejak situs media sosial Facebook resmi dirilis beberapa tahun yang lalu, banyak netizen yang menggandrungi jejaring sosial tersebut untuk berinteraksi satu sama lain.

Tidak hanya menjalin hubungan, kadang situs yang dibuat oleh Mark Zuckerberg itu menjadi tempat curahan hati bagi para penggunanya. Selain itu ada pula yang mengunggah kegiatan sehari-harinya di laman tersebut.

Salah satunya, seperti menuliskan rutinitas olahraga atau fitness yang dilakukan pengguna media sosial tersebut.

Namun tahukah Anda, ternyata ada sebuah studi yang menyatakan bahwa seseorang yang suka mengunggah kegiatan fitness di media sosial seperti Facebook, diduga memiliki masalah psikologi.

Seperti dikutip dari Businessinsider.com, Senin (15/8/2016), para peneliti dari Brunel University di London membahas alasan begitu banyak orang "berbagi" kegiatan olahraga mereka di dunia maya.

Hasil penelitian tersebut menyebutkan, orang yang cenderung mendokumentasikan kegiatan gym mereka adalah sosok yang narsis.

"Tujuan utama mereka adalah untuk membanggakan usaha yang mereka lakukan, agar mendapatkan tubuh yang bagus dan ideal," kata peneliti.

Dan ternyata, pembaruan status di Facebook juga lebih memiliki banyak "like" dibandingkan dengan jejaring sosial lainnya.

"Orang narsis, cenderung untuk memberitahukan tentang apa yang telah mereka raih. Hal tersebut dipengaruhi oleh kebutuhan mereka untuk 'diperhatikan' dan pengakuan dari para pengguna medsos lainnya," tulis hasil penelitian tersebut.

Walaupun mendapatkan banyak "like", hal itu tidak menandakan semua orang menyukai unggahan tersebut.

Menurut Dr Tara Marshal, hasil yang mereka dapatkan menyebutkan bahwa mengumbar apa yang telah para orang narsis lakukan, terbayarkan dengan adanya like dari netizen.

"Bisa jadi teman Facebook mereka hanya memberikan dukungan melalui komentar saja. Sementara di dalam hati, mereka tidak menyukai tampilan yang dianggap menyombongkan diri itu," kata Tara.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya