Liputan6.com, Jakarta Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arrmanatha Nasir menyampaikan perkembangan terkait upaya penyelamatan sembilan WNI, yang masih disandera kelompok bersenjata di Filipina Selatan.
Pria yang kerap disapa Tata ini mengatakan, pemerintah terus memonitor posisi dan keadaan sandera. Sebanyak 9 WNI tersebut ternyata tidak berada di tempat yang sama.
Baca Juga
Quincy Kammeraad, Kiper Filipina yang Gawangnya Kebobolan 7 Kali oleh Timnas Indonesia 7 Tahun Lalu Kini Jadi Pahlawan di Piala AFF 2024
Harga Mentereng Kristensen, Pemain Filipina yang Pupuskan Asa Indonesia di Piala AFF 2024
Piala AFF 2024 Sedang Berlangsung, Tonton Live Streaming Pertandingan Timnas Indonesia VS Filipina di Sini
"Saat ini masih ada sembilan yang masih ditahan di berbagai kelompok, mereka tidak satu kelompok," sebut Tata di Kemlu, Kamis (1/9/2016).
Advertisement
"Jadi ada yang bertiga, karena kan diambilnya beda-beda. Jadi sekarang ini ada yang dua, tiga, tiga, dan satu," sambung dia.
Tata menegaskan, fakta tersebut memicu pemerintah untuk bekerja lebih keras lagi untuk membebaskan para sandera di Filipina tersebut. Oleh sebab itu, koordinasi antar lembaga pemerintahan akan ditingkatkan.
"Saat ini upaya terus dilakukan melalui crisis center yang dipimpin Menko Polhukam, seperti yang disampaikan pemerintah bahwa strategi pemerintah pertama diplomasi, yang dilakukan oleh Ibu Menteri Luar Negeri. Kedua operasi Inteligen yang dilakukan oleh panglima TNI dan Kepala BIN, dan tentunya komunikasi yang dilakukan perusahaan dengan penyandera," sebut dia.
"Jadi tiga strategi ini saling melengkapi, ada Menhan, ada panglima TNI, ada juga BIN ada Kapolri, jadi mereka selalu berkoordinasi langkah-langkah yang akan diambil selanjutnya," pungkas Tata.